Chapter 62

5.9K 573 50
                                    

Happy reading..
























Taehyung menghela nafas meski senyum pada bibirnya masih terlihat jelas kala netranya menangkap sosok kakak vampirnya sedang duduk hanya dengan kaos putih tulang bertuliskan FG yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya.

Langkahnya perlahan mendekat pada kakaknya yang terlihat sedang menikmati segelas kristal wine sembari bersandar nyaman pada punggung kursi yabg menghadap taman belakang rumahnya. Begitu tenang, dan itu Kim Yoongi sekali.










Taehyung mendudukan diri tepat disamping kakaknya, dengan pundak bersinggungan meski dalam diam tanpa melirik si pucat yang justru meliriknya sekilas.

"Jungkook sudah baikan ?" Ujarnya setelag menyesap pelan wine-nya yang tinggal beberapa teguk.

Taehyung mengangguk.

"Sudah lebih baik." Jawabnya.

"Kenapa hyung tidak dirawat di rumah sakit saja ?" Taehyung melirik lilitan perban pada lengan kakaknya, luka tembak yang ia dapat kemarin malam.

"Hanya tergores, bukan luka dalam."

Kemudian Yoongi tersenyum tipis sembari melirik adik kesayangannya tersebut.

"Kau mendapat kabar baik, benar ?"

Lagi-lagi Taehyung mengangguk, kini dengan senyum hangat yang begitu Yoongi sukai. Senyuman adiknya yang selalu membuat hatinya begitu bahagia menjadi kakaknya.

"Ya, tau begitu aku tidak pernah mengambil resiko membuat Jungkook terlibat misi kemarin. Sialan sekali kalau diingat." Lalu Taehyung menghela nafas.

Dan kekehan kecil terdengar dari yang lebih tua, memaklumi bocah yang menjadi adiknya ini, bahkan jika Yoongi memutar memori lagi, Taehyung lah yang paling menderita dari saudara lainnya.

Perjuangannya saat harus menjalani festival yang harus menjadikannya dibenci oleh orang yang dicintainya, bahkan dari dulu dirinya lah yang selalu menjadi target utama para musuh keluarganya untuk balas dendam, hanya karena dia termuda dan dikira paling lemah.

Taehyung tumbuh dewasa lebih cepat, keadaan yang memaksanya harus berfikir cepat sebagai turunan mafia terbesar. Meski begundal dan berandalan, dia akan selalu menjadi tameng pertama kala orang-orang mengusik keluarganya tanpa peduli bahwa yang lain begity khawatir padanya. Ya seperti dirinya, yang selalu menjadi orang pertama yang was-was kala Taehyung berada di misi sulit.

Dan kini, Taehyung yang ia kenal selama seumur hidupnya akan menjadi calon ayah lagi, menatap raut Taehyung yang begitu menampilkan bahagia, lalu Yoongi lagi-lagi hanya tersenyum hangat. Karena tidak ada hal lain yang Yoongi ingin lihat kecuali kebahagiaan adik kesayangannya ini meski lisannya bahkan tidak pernah berucap.

"Hyung."

Yoongi menoleh, menatap Taehyung yang kini menatapnya dengan senyum kotak andalannya. Begundal cilik kesayangannya, adik kecilnya.


"Kau juga harus bahagia."

Menjadikan Yoongi menaikkan alis sebagai respon.

Taehyung terkekeh lalu melanjutkan.



"Jangan selalu mengkhawatirkanku hyung, aku baik-baik saja. Aku juga ingin melihatmu bahagia__"



"__bersama Jimin contohnya." Dan cengiran lebar dapat Yoongi tangkap dari sosok adiknya ini.


"Hyung, jangan selalu melindungiku, sebagai adikmu aku juga ingin melindungimu. Selain Namjoon hyung juga, aku adalah orang yang ingin menjadi pelindungmu. Aku juga ingin melihatmu bahagia bersama kehidupanmu."

"Tae, aku sudah bahagia memilikimu menjadi adikku dalam hidupku, mempunyai Namjoon hyung dan juga kedua orang tua kita. Meski yah kadang aku merasa lelah dan meruntuki kenapa kita bertiga harus terlahir di dalam keluarga mafia yang jauh dari kata aman. Aku hanya takut kehilangan kalian."

Taehyung terkekeh menanggapi.

"Ya, dan takdir Tuhan terkadang memang menyebalkan hyung."




Keduanya terdiam, menatap hamparan indah bunga-bunga kesayangan ibunya dengan gemericik suara kolam ikan yang tak jauh dari sana sebagai pengirim rungu saat hawa dingin malam itu mulai menyergap tubuh.

"Berjanji padaku untuk bahagia tanpa mengkhawatirkan siapapun."

"Demi aku, demi Namjoon hyung dan juga demi Jimin orang yang mencintaimu."

Yoongi menghela nafas, meneguk cairan pekat yang tertinggal seteguk, lalu mengangguk mengiyakan permintaan adik kecilnya. Yah, Taehyung akan selalu menjadi adik kecilnya.

"Tentu."

Dan Taehyung merengkuh tubuh kecil kakaknya pada pelukan hangat, tersenyum jenaka kala lagi-lagi kakaknya merasa risih, memberontak kecil pada pelukan si adik meski tak menampik hatinya menghangat.

"Aku menyayangimu hyung." Gumam Taehyung yang berakhir mendapat tepukan pelan pada punggungnya ketika Yoongi akhirnya pasrah dipeluk erat oleh adiknya.
















Dan disisi lain terlihat Jungkook tersenyum hangat kala melihat afeksi kedua bersaudara tersebut, hatinya ikut menghangat merasakan kehangatan keluarga barunya ini, begitu bersyukur meski dirinya hanyalah anak tunggal namun Tuhan memberikannya saudara dengan cara lain.

Tanpa sadar dirinya mengelus perutnya yang masih rata sekedar berbahagia bahwa Tuhan masih memberinya kesempatan lagi untuk kehidupan kecil pada tubuhnya ini.









.

.

.















"Selamat pagi sayang."

Jungkook mengerjap sekedar memfokuskan pandangan, mendapati Taehyung dengan senyum kotaknya yang selalu menghangatkan hatinya, menjadikannya tersenyum tipis kala tertangkap dalam penglihatannya kini Taehyung terduduk pada sisi ranjang dengan segelas susu ditangannya.

Yah, tipe calon ayah siaga sekali.

"Selamat pagi." Gumam Jungkook, mendudukan diri hingga menampakkan tubuhnya yang shirtless dengan bercak ruam sepanjang selangkanya lagi.

Jangan tanya apa yang terjadi, karena dibalik selimut tebalnya tubuh Jungkook bahkan masih telanjang.

Taehyung menyerahkan segelas susu hangat ditangannya, memastikan tidak ada setetes pun cairan putih tersebut yang tesisa didalam gelas kala Jungkook meneguk perlahan.




"Hari ini jadi menemani Yoongi hyung ?" Tanya Taehyung sembari meletakkan gelas kosong pada nakas disampinya.

"Ya, siang ini bersama Seokjin hyung juga."

"Banyak yang harus dipersiapkan." Lanjutnya lagi sembari meraih piyama yang diserahkan Taehyung dan memakainya asal.

"Jangan terlalu lelah, ingat ?"

Jungkook mengangguk sembari terkikik kala tubuhnya diangkat oleh Taehyung menuju kamar mandi.

"Siap kapten." Serunya.



"Rumah ini kembaki sibuk, aku pusing melihatnya." Gerutu Taehyung meski sesekali dengan lancang mencuri kecupan pada ranum Jungkook yang tersenyum.

"Ya, acara besar memang selalu membuat sibuk. Tapi ini menyenangkan."

"Yahh, kali ini kubiarkan para uke bersenang-senang."











Dan kekehan Jungkook masih terdengar hingga suara pintu kamar mandi tertutup.

















Tbc






Haiyoooo mau ngapain tiga uke ini 🤭

Best Of Me (TAEKOOK) (DITERBITKAN)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum