Part 30 - Rujak Cingur Madu

8.9K 567 75
                                    

***

"Assalamualaikum."

Terdengar ketukan keras di pintu. Wanita berjilbab navy itu segera membukanya. Di luar, tampak laki-laki gagah tengah menenteng beberapa kantung plastik di kedua tangannya. Tanpa disuruh, Alia langsung mengambil alih belanjaan tersebut, lalu menatap panik ke arah sang suami.

"Waalaikumsalam. Kamu nggak papa kan, Mas? Enggak ada yang luka? Atau ka--"

"Mas baik-baik aja, kok. Kamu nggak usah khawatir, ya," jawabnya seraya mendaratkan kecup hangat di kening sang istri.

"Lain kali hati-hati, Mas. Jangan ngelamun, bahaya!" ucap Alia lirih, kemudian membalikkan badan dan berjalan menuju dapur. "Gimana, Mas? Bahannya lengkap?" Alia membuka kantung plastik di tangannya sembari mengecek sekilas barang belanjaan sang suami.

"Iya, lengkap. Huft, ternyata susah banget, ya, jadi ibu-ibu. Belanja ke sana kemari, harus keliling pasar sampai satu jam. Apa nggak capek, gitu?" jawab Arya nyerocos sambil mengikuti langkah kaki istrinya.

"Ya gitu, Mas. Jadi istri, tuh, nggak gampang. Jangan dikira cuma enak-enakan nonton sinetron sambil main handphone buat update status. Sekarang baru ngerasain, kan? Capek, kan? Udah gitu, masih diselingkuhi sama suami pula. Ngenes, Mas!" Kini giliran Alia yang nyerocos. Bibirnya tampak maju beberapa senti. Meski begitu, hal itu tidak membuat kecantikannya berkurang.

"Ssstt!" Lelaki itu menempelkan telunjuk di bibir istri pertamanya, membuat Alia langsung terdiam. "Sejak kapan kamu jadi cerewet gini, sih?" kekehnya pelan.

"Huft! Jadi orang sabar itu nggak enak, Mas. Semuanya harus dipendam sendirian. Selain itu, harus bisa mengontrol emosi supaya tidak menggebu-gebu. Padahal, aku selama ini baik, kan? Nurut sama kamu, enggak pernah bantah apa pun yang kamu katakan. Nyatanya, kamu masih bisa berpaling kepada wanita lain. Jadi, aku …." Alia menjeda ucapannya sebentar.

"Aku apa?" tanya Arya penasaran.

"Iya, aku pengen berubah, Mas. Aku pengen menjadi istri yang lebih baik lagi. Menjadi seorang istri yang tidak lemah dan cengeng. Itu, kan, yang kamu mau? Kamu pengen punya istri wonder woman kayak Anita gitu. Udah cantik, pinter, pekerja keras, stylish pula."

"Apaan, sih? Ngaco aja kamu, ih! Itu aja terus yang dibahas."

Arya memutar bola matanya malas. Ia tahu, hati wanita itu sedang tidak baik-baik saja. Hatinya patah menjadi dua bagian, kemudian diremukkan menjadi bagian yang lebih kecil.

"Kamu sadar nggak, selama ini aku berusaha introspeksi diri, Mas. Apa kurangnya aku, apa yang aku nggak punya dibandingkan istri mudamu itu. Kamu tahu apa?" Kali ini, Alia menatap lekat mata sang suami. Detik berikutnya, lelaki itu berbalik menatap Alia. 

"Aku memang kalah jauh sama dia, ternyata banyak banget kelebihan dia dibandingkan aku. Itu sebabnya kamu bisa tergila-gila padanya. Bahkan, kamu nggak sanggup menolak permintaannya saat minta dibelikan rujak cingur, kan?"

"Kalau kamu nggak bisa bantu, Mas akan minta tolong Mbak Leni buatkan itu untuk Anita," ucap lelaki itu sambil berlalu pergi meninggalkan Alia yang masih mematung.

Tidak berapa lama, Mbak Leni datang menghampiri Alia. Raut mukanya tampak bingung, tumben majikannya meminta tolong kepadanya. Padahal, sudah ada Alia di sana.

Terbagi (Pengorbanan Seorang Istri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang