Seungyoun tertawa puas lalu menarik Seolhee dalam pelukannya. Dengan hangat ia mengusap rambut gadis itu dan berkata dengan lembut,
"Tetaplah seperti yang orang lihat, dengan begitu, kita akan memiliki satu sama lain."
Dalam dekapan hangat Seungyou...
Hangyul menyentak tangan Seolhee yang membawanya kabur dari Seungyoun menuju tangga darurat.
Seolhee mengusap wajahnya kasar, "Ma-maaf, aku-"
"Setelah menjadikan Onestar taruhan, kau juga melibatkan aku dalam hubungan tidak jelas kalian???"
Seolhee menciut saat Hangyul membentaknya. Kepalanya semakin menunduk, mengigiti bibirnya takut.
"Ma-maaf aku..."
" Hei, kau tahu kan kalau kau sangat kurang ajar? Aku bisa saja membatalkan kerjasama ini kalau-"
"Ti-tidak! Jangan! Kumohon... Aku minta maaf, Hangyul-ssi, aku terpaksa dan-"
"Dan kau hanya menuruti egomu saja! Lagipula kalau Pak direkturmu itu sudah membuangmu, kenapa masih mengharapkannya, hah? Dia sudah membuangmu Seolhee-ssi!"
"AAAH!"
Seolhee yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi langsung mendorong tubuh Hangyul ke dinding dan memukulinya. Mulai menangis kencang sambil mengeluarkan kata umpatan yang membuat Hangyul kewalahan menangkis pukulan gadis itu.
"Aku tau dia membuangku! Aku tau! Tapi aku mencintainya! Aku masih mencintainya! Aku sakit hati ia berpacaran dengan Kang Seulgi itu sementara aku masih mencintainya!"
"He-hey, hey! Apa ini, berhenti!"
"Aku hanya ingin ia berpikir aku bisa hidup tanpanya! Kalau aku tidak lemah-"
"Hey! Oke-oke! Berhenti memukuliku ini sakit-"
"Dasar Cho Seungyoun sialaaaan!!!"
"HEY!"
Dengan gerakan cepat, Hangyul yang berhasil menangkap kedua tangan Seolhee segera membaliknya kasar sehingga kini gadis itu yang terhimpit di dinding. Sambil menangis dan mengumpat, ia memberontak minta dilepaskan.
"Lepaskan tanganku, bajingan! Aaaaahhh!"
"Kau yang marah padanya kenapa aku yang dipukuli, hah? Berhenti memberontak, tenanglah!"
"Kau sama bajingannya dengan Cho Seungyoun itu!"
Seolhee kembali berusaha melepaskan tangannya dari Hangyul, namun lelaki itu terlalu kuat menahannya sampai ia meringis, "Aah, lepaskan! Sakit..."
Hangyul yang menyadari segera mengendurkan cengkraman tangannya, "Makanya kau tenang!"
Dengan masih senggugukan akhirnya Seolhee berhenti memberontak. Ia mulai merasakan tangannya kram karna Hangyul mengangkat tangannya terlalu tinggi dan cengkramannya juga terasa sakit.
Memastikan Seolhee sudah tenang, Hangyul pun melepaskan tangannya dan mundur selangkah. Memberi jarak pada gadis itu, "Kau sudah tenang?"
Seolhee menunduk, menghapus sisa-sisa air matanya dengan suara isakan yang masih terdengar.