9. Lalu Apa?

379 49 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

"Hentikan!" pekik Seolhyun yang dengan cepat mengambil alih laptop Seungyoun dan menutupnya cepat.

Napas Seolhee terengah-engah, wajahnya memerah menahan malu, tangannya memeluk erat laptop Seungyoun di pelukannya. Ia menatap Seungyoun panik.

"I-itu... itu, aku salah mengirim naskahnya!" ujar Seolhee, matanya tidak berani menatap Seungyoun yang lagi-lagi menampilakan ekspresi takjub.

"Ah begitu? Kupikir kau sengaja mengirimkannya padaku karena dendam atau apa..."

Mendengar itu, Seolhee mengernyit.

Mengapa Seungyoun masih berbicara formal padanya? Lelaki itu tidak benar-benar melupakannya, kan? Setelah membaca semua curhatan –setengah umpatan- yang ditujukan padanya, tidak mungkin Seungyoun tidak mengetahui siapa dirinya, kan?

"Kalau begitu, kau punya naskah yang asli? Yang sudah kau edit dan tentu saja tidak ada umpatan-"

"Yak Cho Seungyoun!" panggil Seolhee lantang pada akhirnya.

Seungyoun terdiam dan menatap Seolhee kaget.

"Kau... sungguh lupa padaku? Setelah 3 tahun lamanya kau menghilang, kau lupa padaku?" Seolhee bertanya pelan, ia mengigit pipi bagian dalamnya guna menahan tangis.

Seungyoun tahu Seolhee cengeng, ia juga tahu kalau saat ini mungkin Seolhee sedang menahan tangisnya meskipun mata itu menatapnya tajam. Seungyoun menghela napas dan menatap Seolhee lembut.

"Aku masih mengingatmu."

"Lalu mengapa kau menggunakan bahasa formal padaku? Karena aku sekarang bawahanmu? Kau bersikap seakan-akan tidak mengenaliku, memperlakukanku seperti orang asing dan-"

"Lalu kenapa?" potong Seungyoun, matanya menatap Seolhee tajam namun sebuah senyuman terbit di wajahnya, "Disini kau memang bawahanku dan aku tidak mau membeda-bedakan perlakuanku pada siapapun."

"Tapi kau bersikap seakan tidak mengenaliku! Kau berubah!" pekik Seolhee.

Seungyoun tersenyum miring, "Seolhee-ssi, manusia harus berubah. Lagipula, kita tidak pernah bertemu diluar jam kantor, bagaimana bisa aku bicara banmal padamu?"

Namun Seolhee tahu, itu hanya alasan.

"Kau bersikap seakan tidak mengenaliku, Cho Seungyoun." tekan Seolhee lamat-lamat. Bibirnya bergetar menahan tangis akibat rasa sesak di dadanya.

Seungyoun tersenyum, "Aku masih mengenalimu sebagai orang yang sama. Kang Soelhee Si Bayangan Yoomi?" lelaki itu terkekeh kecil, "Aku masih mengingatmu dengan jelas, lalu apa?"

Seolhee tercengang mendapati perubahan ekspresi lelaki itu yang kini menjadi dingin.

"Aku mengingatmu, aku mengenalmu, aku tahu itu kau, Kang Soelhee. Lalu apa? Kau mengharapkan apa dariku?"

As People See •Cho Seungyoun • [1]Where stories live. Discover now