10. Kilas Ingatan

366 56 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

"Sayang...."

Seolhee merasakan pergerakan di kasurnya. Ada yang duduk disana.

"Seol-ah, kau masih tidur?"

"Hmm?" Seolhee membuka sedikit matanya, "Biarkan aku tidur 5 menit lagi. Semalaman aku tidak tidur..."

Seolhee bisa mendengar dengusan Seungyoun sebelum lelaki itu ikut berbaring disebelahnya, memeluknya hangat.

"Padahal aku ingin mengajakmu berkencan hari ini."

"Kalau begitu ayo!" racau Seolhee masih setengah sadar, berusaha membangkitkan dirinya dengan mata tertutup.

Seungyoun tertawa, ia menangkap Seolhee dan menidurkannya kembali.

"Tidak usah, kita bisa berkencan nanti. Sekarang kau tidur dulu." Ujarnya kembali memeluk dan mengusap rambut Seolhee.

"Hmm hmm..." gumam gadis itu semakin memposisikan dirinya dengan nyaman di dada Seungyoun, balas memeluk lelaki itu.

"Kenapa kau bisa disini? Oppaku?" ujar Seolhee pelan.

"Oppamu tidak ada, aku tidak tahu kemana. Minhee yang membiarkanku masuk."

"Ah.. begitu?" Seolhee mendongak dan mencium leher Seungyoun sekilas sambil tersenyum jahil, "Pantas saja kau bisa di kamarku sekarang."

"Jangan memancingku, Kang Seolhee..."

"Hehehe."

Seolhee tertawa kecil, lalu kembali tenggelam dalam pelukan Seungyoun. Ia merasa semakin mengantuk saat Seungyoun mengusap-usap punggungnya lembut, sesekali lelaki itu akan mengecup kepalanya dan bersenandung kecil.

Suasana yang terlampau nyaman itu berhasil mengantarkannya sampai ke alam mimpi, entah berapa lama, karena sebuah suara tiba-tiba memanggilnya untuk segera sadar.

"Bangun..."

"Enghhh... 5 menit lagi, kumohon."

"Ayo bangun, lihat sudah jam berapa."

"Youn-ah, biarkan aku tidur lagi~" rengek Seolhee lalu menarik selimut dan membelakangi Seungyoun, berniat melanjutkan tidur sampai suara itu mengagetkannya.

"Youn-ah? Noona, kau bermimpi tentang Seungyoun hyung???"

Seolhee melotot.

"Aish jinjja! Lihat jam! Kau tidak kerja? Kau mau telat? Kau mau dipecat? Bukan waktunya memimpikan Hyung itu!"

"AHH BAIKLAH! BAIKLAH! AKU BANGUN! JANGAN BERISIK!"

"Yang berisik itu Noona" jawab Minhee datar lalu keluar dari kamar Seolhee sambil membanting pintu.

Seolhee menjerit kesal, rasanya ingin menangis. Bukan karena diomeli oleh adiknya, tetapi karena semua kenyamanan yang di dapatkannya barusan ternyata hanyalah mimpi.

Dan karena, ia kembali memimpikan Seungyoun setelah sekian lamanya.

.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

Dan benar, hari itu Seolhee telat masuk kerja.

Ia datang bertepatan dengan Seungyoun yang ingin masuk ke ruangannya. Semua mata di divisi itu menatapnya, Seolhee sampai bingung harus bereaksi seperti apa.

Dan saat tatapan matanya bertemu dengan Seungyoun, Seolhee semakin linglung.

Otak Seolhee langsung memutar adegan dimana semalam ia ketahuan menyumpahi lelaki itu di draft naskah yang seharusnya ia serahkan. Memutar ulang adegan saat lelaki itu dengan jelas berkata bahwa ia mengingatnya, namun berlagak tidak mengenalnya. Wajah Seolhee memucat saat kilas adegan dimana ia membanting pintu ruangan Seungyoun dan menangis ikut terputar dengan sangat jelas.

Semua kilasan adegan itu kemudian tercampur dengan mimpinya tadi pagi, yang membuat Seolhee mengumpat pelan karena baru menyadari bahwa itu semua bukanlah mimpi melainkan ingatannya dengan Seungyoun saat mereka masih berpacaran dulu.

Seolhee pusing.

"A-anu.. Pak.. saya telat-ah, salah. Pak direktur, maaf saya telat."

Seolhee menunduk sedikit. Ia tidak tahu apa yang baru saja ia katakan dengan cicitan itu, namun semoga Seungyoun mendengar dan menangkap apa maksudnya.

Seungyoun terpaku beberapa saat. Ia bisa dengan jelas melihat penampilan berantakan Seolhee di depannya kini. Rambut gadis itu yang dikuncir satu terlihat berantakan, mungkin terkena angin karena berlari. Poninya sudah tidak menutupi kening gadis itu, melainkan membelah tidak beraturan. Warna lipsticknya luntur, mungkin karena gadis itu tanpa sadar menggigiti bibirnya saat panik. Mata gadis itu juga menghitam, mungkin ia sulit tidur semalam. Seolhee sepertinya juga lupa mengancingi satu kancing bawah kemejanya. ID card gadis itu terlihat seperti melilit lehernya.

Seungyoun menahan senyumnya.

Rasanya seperti deja vu saat ia pertama kali bertemu Seolhee dengan tampilan berantakan seperti ini.

Dan entah mengapa, Seungyoun bisa memahami semuanya.

"Tidak apa-apa, kau sudah berusaha. Duduklah, semangat bekerja." Ujar Seungyoun ramah lalu masuk ke ruangannya.

Setelah Seungyoun menghilang dari pandangannya, Seolhee menghela napas kelewat lega. Hanya sebentar, saat tiba-tiba ia merasa kesal sendiri.

Sepertinya Seungyoun sangat pandai berakting, terbukti dari bagaimana ia bersikap santai seakan semalam tidak terjadi apapun. Sedangkan dirinya? Semalaman sulit tidur karena memikirkan sikap Seungyoun kemarin.

Dasar Kang-Bodoh-Seolhee.

.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

Hallooow ^^

Adakah yan gregretan dengan si oknum Cho ini?

Ditunggu vomentnya ya \o/

As People See •Cho Seungyoun • [1]Where stories live. Discover now