25

9.3K 268 8
                                    

Ingatlah hari-hari yang telah kita lalui bersama. Canda tawa bahagia bersamamu. Hangat pelukan dan ciuman. Ingatlah semua hingga kau bisa kembali datang padaku.

"Cepetan ki bawa mobilnya" ujar dion kepada raki yang membawa mobil.

"Ini udah paling cepat kali" sahut raki mendelik kesal pada dion.

"Ettt bisa ga keburu nanti kita sampe bandara"

"Lo udah coba hubungin kevan belom?"

"Udah tapi nomornya ga aktif. Tuh bocah kemana lagi? Jangan-jangan lagi malam pertama tuh"

"Malam pertama?"

"Iyaiyalah ini kan malam pernikahannya. Biar kata si kevan nolak yang namanya laki mah kaya kucing dikasih tulang langsung embat apalagi udah sah" ujar dion.

"Itu sih lo.!! Gw yakin si kevan ga kaya gitu lo tau sendiri gimana cintanya dia sama zia."

"Terus kalau dia ga kaya gitu ngapa perut si yuna bisa melendung"

"Itu karena dia mabok bego"

"Tetap ajalah"

" udah lo cepat hubungin si kevan lagi"

Dion mengangguk seraya menghubungi nomor kevan tapi hasilnya masih sama hanya sautan operator.

Raki segera memakirkan mobilnya begitu sampai didepan vila.
Dion yang turun terlebih dahulu berlari masuk kedalam vila yang tak terkunci dan ia pun segera masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Matanya sukses membulat saat melihat posisi kevan memeluk yuna dengan kepala pria itu menyeruak dileher yuna.

Kedua orang yang tengah berbaring di kasur berukuran king itu terlonjak kaget.

"Lo...?" pekik kevan terkejut melihat yuna berbaring sebelahnya.
Kevan kini mengerahkan pandangannya pada dion.

"Opppssss sory sepertinya gw ganggu" ucap dion tak lama raki datang ia menatap datar kevan dan yuna diatas kasur sana apalagi kevan tak mengenakan baju.

"Ngapain lo disini? Zia mana?" kevan menatap yuna tajam.

"I..tu itu tadi zia yang nyuruh aku kesini terus tadi tiba-tiba kamu narik tangan aku" jelas yuna.

"Lo benar ion namanya laki emang kaya kucing" ujar raki yang baru aja datang.
" udah ayoo kita balik.. Gw rasa keputusan zia pergi udah tepat" hardik raki.

"Zia??? Dimana zia?" tanya kevan.

"Zia pergi" ujar dion.

"Masih perduli lo?" ujar raki.

"Maksud lo apa ki??? Tentu aja gw perduli karena gw suaminya" kevan yang mulai tersulut emosi.

"Udahlah ga guna juga kita berdebat. Van kalau emang lo ga mau nyesel mendingan lo pergi susul zia. Zia bakalan pergi kejepang sama dirga" jelas dion.

Kevan langsung turun dari ranjang tak lupa pula ia memakai kemeja putihnya serta mengambil jaket dan kunci mobil. Ketiga pria itu pergi begitu saja melupakan yuna yang ada disana.

"Aku ikut.." ujar yuna.

Ketiga pria yang tengah buru-buru itu menoleh menatap yuna yang penuh harap.
"Ga usah lo disini aja" ujar kevan.

"Engga aku mau ikut. Gimana pun zia pergi pasti karena aku"

"Tapi.."

"Udahlah ajak aja" samber dion.

Akhirnya kevan mengangguk mengizinkan. Yuna segera turun dari ranjang tapi sesuatu tak bisa ia hindari kakinya tak sengaja melibet kain hingga tubuhnya terhuyung dan jatuh kelantai dengan posisi perut terlebih dahulu.

Don't Leave Me (END)Where stories live. Discover now