40

8.9K 290 16
                                    

"I miss you"

Tanpa dapat dicegah kembali, buliran air mata zia kembali mengalir mendengar tiga kata yang keluar dari mulai kevan.

" I miss you zia"

Kedua ibu jari kevan kembali menghapus air mata zia yang masih mengalir.
"Please zi jangan nangis"

"I miss you to mas"

Gerakan tangan kevan yang menghapus air mata zia terhenti mendengar jawaban yang barusan terlontar dari mulut zia.

"Zi??"

Zia mengangguk, seakan membenarkan kalau kevan tak salah mendengar.
Pria itu menarik tubuh zia membawanya kedalam pelukan. Menuangkan rasa kerinduan yang teramat besar yang mereka rasakan.
Tak ada satu kalimat apapun yang terdengar dari keduanya kecuali sebuah isakan.

***

Hembusan angin menemani malam yang kian pekat. Dua insan manusia masih saling diam setelah mengungkapan kerinduan mereka.
Kevan dan zia, menatap canggung langit gelap tanpa rembulan yang menghiasi.

"Kamu sudah menikah?" Tanya kevan setelah sekian lama terdiam. Ada rasa takut saat ia melontarkan pertanyaan tersebut. Sebab ia belum siap mendengar jawaban zia jika wanita yang amat ia cintai itu telah menikah dengan orang lain selain dirinya.

"Hmmmm" gumam zia sebagai jawaban.

Bagaikan dihunus ribuan pisau tepat dihatinya. Kevan merasakan nyeri dalam hatinya.

"Bahkan aku juga sudah punya anak mas. Namanya keyra"

"Nama yang cantik pasti sangat cantik dan imut"

zia mengangguk membenarkan. "benar, tapi sayangnya ia memiliki kemiripan wajah sama dengan papahnya ketimbang denganku. Bukankah itu tidak adil padahal aku yang membawanya didalam perutku selama sembilan bulan sepuluh hari bertaruh nyawa saat melahirkannya tapi sekalinya lahir justru terlihat mirip dengan papahnya" zia sedikit tersenyum membayangkan saat pertama ia melihat wajah keyra untuk pertama kalinya yang sangat mirip dengan kevan. 

Melihat ekspresi zia yang bahagia kala menceritakan keyra, justru semakin membuat sesak hati kevan.  "pasti itu karena dirga sangat mencintai kamu zi makanya muka keyra mirip dengannya"


"Hah? gimana maksud kamu mas?"

"Iya, muka keyra mirip ayahnya itu pasti karena dirga sangat mencintai kamu" jelas kevan.

"Tapi kak dirga bu___" zia menghentikan ucapannya mengerti apa yang dimaksud kevan. Ia pun tersenyum samar seraya memperhatikan wajah kevan yang sayu penuh dengan kekecewaan.

"Ya ampun mas, jadi kamu berpikir aku ini menikah dengan kak dirga dan memiliki anak darinya" zia membatin.
"Mana mungkin aku bisa menikah dengan orang lain jika hatiku ini sudah terisi penuh denganmu sejak  dulu"

"Zia, tentang pernikahan kita. Bukankah belum ada kata perceraian selama 4 tahun ini" ucap kevan, pria itu berusaha setegar mungkin. Jujur, ia sangat bahagia dapat bertemu kembali namun ia juga harus menerima jika wanitanya sudah bukan miliknya lagi.

"Maka sekarang aku ikhlas jika harus melepasmu meski berat" ucap kevan dengan berat hati. Kedua sudut bibir kevan terangkat membentuk sebuah senyuman. Namun berbeda dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.


"Apa aku udah terlambat, mas?"

"Maksud kamu?"

"Apa kehadiranku sekarang sudah terlambat? Apa dihatimu sudah tidak ada aku?"

Don't Leave Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang