33

7.9K 279 4
                                    

Kevan menyandarkam tubuhnya disandaran sofa ruang tamu seraya memijit pelan pelipisnya. Tubuh dan pikirannya terasa lelah, setelah menangani masalah pekerjaan dengan mr kim yang cukup banyak maunya.

"Eh!! den kavan udah balik? mau mbak, masakin makanan?" tanya mbak ida ketika melihat majikannya, duduk disofa.

Kevan membuka matanya yang terpejam tadi seraya menegakan badannya. "Gak usah mbak, udah makan tadi" sahut kevan. Mbak ida mengangguk.

"Kenzo mana mbak?" tanya kevan, ia baru sadar tak mendengar suara putranya sejak pulang tadi. Ah ya!! kevan baru ingat pasti putranya sedang marah padanya karena telah mengingkari janjinya.

"Udah tidur den" sahut mbak ida, membuat kevan mengerenyitkan dahinya. Tumben!!! kata itu terpatri dalam pikiran kevan.

"Mungkin kelelahan karena tadi habis bermain ketaman bermain" ucap mbak ida. "Mbak tadi bawa kenzo kesana, karena sejak siang kenzo nangis menunggu den kevan"
Kevan menunduk lemah, rasa bersalah hinggap dihatinya.
Untuk kesekian kali, ia mengecewakan putranya.

"Mbak izin kebelakang dulu den" mbak ida pamit, kevan mengangguk lemah. Pria itu langsung berjalan menuju kamar putranya yang sudah tertidur pulas.
Sudut bibir kevan tertarik keatas menjadi sebuah senyuman melihat tidur sang anak sangat berantakan. Kevan kembali merapihkan posisi tidur kenzo. Merapatkan selimut bergambar tayo hingga batas dada.

"Maafin papah ya, lagi-lagi papah ingkar janji dan bikin kamu kecewa" ucap kevan seraya mengusap pelan rambut putranya.

"Papah terlalu egois yang hanya memikirkan diri sendiri yang tanpa sadar papah udah terlantarin kamu" dengan lembut kevan mencium kening putranya sebelum meninggalkan kamar sang putra.

Pria tinggi itu, langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang diseberang sana.

"Besok tolong kosongkan jadwal saya" ucapnya sebelum mengakhiri panggilannya.

***


Pagi hari kevan sudah tampan dengan balutan kaos berwarna putih serta jeans hitam yang semakin membuat papah muda itu berkali-kali lipat lebih mempesona.

"Loh tumben den, ga pake baju kerja?" tanya mbak ida yang tengah menyiapkan sarapannya melihat tuannya dengan pakaian casual.

"Hari ini libur mbak, sekalian sebagai ganti dan permintaan maaf sama kenzo buat kemarin"
"kenzo udah bangun mbak?"

"Belum den, pasti nak kenzo senang karena aden libur kerja" seruak mbak ida membuat senyum kecil diwajah tampan kevan.

"Kalau gitu saya mau bangunin kenzo dulu ya mbak" kevan melangkah menuju kamar sang putra. Ia membuka kamar kenzo, bocah laki-laki itu masih nyaman bergelayut dalam mimpinya bahkan ia tak terusik saat kevan menyibak gorden hingga sinar matahari bebas masuk kedalam kamar yang berdominan berwarna biru.

"Hei boy, mau sampai kapan tidurnya?" bisik kevan tepat ditelinga kenzo, bocah itu masih tak terusik.

"Huffh" dengan jahil kevan meniup telinga kenzo, tapi kenzo hanya menggeliat seraya menggaruk telinganya. Kevan tersenyum anaknya ini benar-benar susah jika dibangunkan tidurnya.

"Baiklah , papah yakin setelah ini kamu pasti bangun" setelah itu kevan terus mencium seluruh wajah kenzo hingga sang bocah menggeliat karena terusik.

"Bangun ken, kalau ga papah bakalan ciumin kamu terus"

"Ga mau, kenzo masih ngantuk dan lagipula kenzo masih marah sama papah" ucap kenzo berusaha menghindar dari ciuman bertubi-tubi dari sang papah.

Don't Leave Me (END)Where stories live. Discover now