21

7K 223 4
                                    

"Zia apa maksud kamu?"

Zia membuang tatapannya.
Sakit ya sakit hatinya ketika ia meminta kepada wanita lain untuk menikah dengan suaminya.

Zia segera menyeka air matanya berusaha sebaik mungkin untuk selalu tersenyum. Tapi itu adalah pilihannya, jalan yang harus ia lalui.

"Engga zi. Aku udah cukup bahagia dengan sekarang , meski aku hamil tanpa suami" tolak yuna.

"Aku engga bisa biarin kamu menanggung sendiri"

"Ini pilihanku dan ini juga takdirku"

"Na tolong dengarkan aku."

"Aku engga mau menikah dengan suami kamu. Apa yang terjadi saat itu hanya kesalahan kami juga tidak me__" yuna menghentikan ucapannya ia tampak berpikir takut kalau kata-katanya menyakiti zia wanita yang sudah sangat baik padanya

"Kumohon menikahlah dengan mas kevan jangan biarkan mas kevan menjadi cowok brengsek yang lari akan tanggung jawabnya"
Zia menarik nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya.

"Bagimanapun mas kevan harus bertanggung jawab atas kesalahan yang ia buat" zia memegang tangan yuna.
"Kamu berhak bahagia"

"Zi tapi bagaimana dengan kevan, dia pasti tidak mau?"

"Dia pasti akan menikahi kamu"

"Lalu kamu?"

Zia tersenyum lagi-lagi tersenyum yang dipaksakan.

"Engga usah khawatirkan tentang aku"


Zia melangkahkan kakinya menuju mobil yang terparkir didepan kontrakan yuna. Disana ada laura yang memang sejak tadi menunggu didalam mobil. Laura langsung memeluk zia begitu wanita yang terlihat kuat tapi nyatanya rapuh itu menangis.


"Hikksh hikkksh gw harus kuat ra"


Laura mengusap punggung zia.
"Ya lo harus kuat" sahut laura.


"Gw sakit ra hikks hikks hati gw sakit banget" isak zia.

"Zi apa lo yakin dengan keputusan lo dan lo ga bakalan nyeselin semuanya"


Zia mengangguk.
"Ya gw engga mau mas kevan jadi cowok yang ga bertanggung jawab"


**

Terik matahari yang meninggi tidak membuat pria dengan penampilan sedikit berantakan itu menyudahi aksinya didepan sebuah rumah besar keluarga laura.


Kevan dia masih berdiri didepan rumah itu meski penjaga bilang tidak ada laura maupun zia dirumah.


"Van mendingan kita balik aja lagian laura ga ada" ujar dion yang memang menyusul kevan kerumah laura.


Kevan menggeleng lemah.
"Laura gw tau lo ada didalam temuin gw sama zia. Gw mohon ra" teriak kevan.


Tidak lama sebuah mobil merah milik laura datang.


Don't Leave Me (END)Where stories live. Discover now