16

4.6K 192 0
                                    

Jika ada perkenalan dalam awal cerita maka akan ada perpisahan dalam akhir cerita.

**

"Lihat" tunjuk laura pada layar ponselnya.

"Lihat"  tunjuk laura pada layar ponselnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Garcep juga lo" ledek zia

"Iyaa dong lo up juga dong"

"Iya nanti aja" sahut zia sambil memainkan ponsel miliknya.

"Btw kak kevan dan yuna lama amat ketoiletnya, makanan mereka keburu dingin nih" ucap laura.

Zia langsung bangun dari duduknya.
"Biar gw liat dulu ya"

Laura mengangguk.
Zia langsung berjalan kearah toilet tapi langkahnya terhenti setelah mendengar kevan berbicara dengan seseorang.

"A...pa kabar?" tanya kevan.


"Seperti yang kau lihat aku baik- baik saja "


Zia cukup terkejut karena kevan mengenal yuna tapi kenapa tadi mereka pura-pura tidak mengenal satu sama lain.


"Ka...u sudah menikah?"


"Menurutmu apa ada yang mau menikah dengan seorang wanita yang sekarang tengah mengandung benih dari orang lain" ucap yuna.


Zia semakin bingung terlebih mendengar jawaban yuna yang terkesan dingin.


"Ja...di dia benar-benar...?"


"Benar dia anakmu" jawab yuna dengan lantang..


Deg.....

Tubuh zia seketika lemas dan gemetar mendengar pengakuan keluar dari mulut yuna kalau saja tidak ada dinding penyangga mungkin tubuhnya sudah terkulai dilantai, air matanya seketika keluar tanpa harus ia perintahkan.

Bermacam-macam pertanyaan muncul dalam benaknya.
"Bagaimana bisa itu anak kevan?"
"Bagaimana awal pertemuan kevan dan yuna?"
"Mengapa yuna harus mengatakan jika suaminya adalah ayah dari anak yang ia kandung"

"Ma..af kalau saja wak...."

Zia segera berlari meski tubuhnya terasa lemas hanya saja ia tidak sanggup mendengar kalimat yang mungkin tambah melukai hatinya meski ia sangat penasaran bagaimana semua ini bisa terjadi. Takdirkah??? Tapi bagaimana takdir bisa sekejam itu padanya.

Don't Leave Me (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora