SOPIR

215 26 44
                                    


Happy Reading ❤

***

"Maaf ya meja sini banyak nyamuk,  jadinya gitu, " Ucap Adit santai dan mendapat tatapan tajam dari Dara.

Dara pun langsung meninggalkan meja tersebut. Gavin hendak mengejar Dara tapi dicegah oleh Alan. "Biar gue aja, " Ujarnya lalu bangkit menyusul Dara.

***


Dara berjalan melewati koridor koridor kelas, Dara sadar bahwa ia diikuti oleh Alan. Awalnya ia mengira bahwa Alan hanya berjalan searah dengannya, tapi ternyata dia selalu mengikuti kemana dia pergi.

Dara memutar bola  matanya malas dan menghela napas dengan kasar lalu berbalik menghadap Alan yang ada di belakangnya.

"Ck,  ngapain sih lo,! " Tanya Dara dengan nada yang kesal.

"Ngikutin lo, " Jawab Alan enteng

"Nggak jelas, " Cibir Dara

"Ikut gue yuk Ra, " Kini bukan Alan yang berbicara tapi Sean.

"Lo juga ngapain! " Ketus Dara.

Dara sendiri juga tidak tahu sejak kapan Sean sudah berdiri sampingnya. Terlalu fokus dengan berdebat dengan Alan membuat Dara tidak sadar dengan lingkungan di sekitarnya.

"Ngajak lo " Jawab Sean

Awalnya Sean hanya lewat tapi ia melihat Dara dan Alan sehingga ia memilih untuk menghampiri mereka.

"Dara ikut gue, " Ucap Alan dingin

"Nggak lah, dia ikut gue, " Ujar Sean yang masih keukeuh.

Bahkan saat ini tangan Dara dipegang oleh keduanya, apaan apaan ini Dara merasa dirinya seperti barang yang ditarik ke kanan dan kiri. Kaya tarik tambang aja -_-

Muka Dara sudah merah,  menahan kesal dan marah dalam dirinya. Persetan apa yang dibuat Sean dan Alan.

"STOPP" Teriak Dara murka dengan Alan dan Sean

"LO BERDUAA GILA,!!" Teriak Dara  lantang dengan nafas yang memburu. Dara pun mendorong keduanya hingga mundur, kalau Dara sudah marah tenaganya bisa lebih besar dari biasa.

"Lo berdua jangan ada yang ngikutin gue lagi! " Ucap Dara dengan menunjuk wajah Alan dan Sean yang diam melihat kemarahan Dara.

Dara langsung pergi menghiraukan keduanya dan siswa-siswi yang memperhatikan keributan yang dilakukan oleh mereka bertiga.

Ketika sampai di depan ruang indoor, Dara mendengar ada yang sedang bermain basket didalam. Karena penasaran Dara memilih masuk ke dalam dan mendapati seorang siswi, Dara mengenal siswi tersebut.

"Lo tiap istirahat kesini? " Tanya Dara

"Lo nggak perlu tahu" Jawabnya tanpa menoleh ke arah Dara dan masih fokus dengan bola orange.

"Dan lo ngapain kesini? Apa biar semua tahu kalo lo jago dalam hal ini? " Lanjutnya sembari memasukkan bola itu kedalam ring.

"Maksudnya, " Tanya Dara yang bingung dengan pernyataan dari Zoe.

"Semua orang udah tau lo jago basket, bahkan semua orang mendewakan seorang Adara, dan semua merebutkan lo DARA," Ujar Zoe dengan nada yang tinggi.

Dara tidak paham dengan ucapan Zoe, "gue nggak paham dengan ucapan lo, Zoe" Ucap Dara.

"Alah, lo nggak usah sok polos! Gue liat semua Sean dan Alan. Kalo gue lihat mereka bertengkar cuma gara-gara lo,  gue nggak akan tinggal diam!" Ancam Zoe lalu pergi dengan sengaja menabrak bahu Dara.

Tangan Dara mengempal, ia mulai paham apa yang diucapkan oleh Zoe. Dara tersenyum kecut,

"Gue kangen lo, " Ujar Dara lirih sembari menatap bola basket yang menggelinding ke arahnya.

"Ikut gue sekarang! "

"Udah gue- "

Alan langsung menggendong Dara dengan paksa seperti menggendong karung beras. Dara meronta ronta memukuli punggung Alan. Alan membawa Dara ke parkiran dan mendudukan Dara di dalam mobilnya.

"Lo mau bawa gue kemana! " Kesal Dara kepada Alan yang duduk di kursi pengemudi dan mencoba membuka pintu mobil.

"Lo tinggal duduk manis aja,  okee, " Ucap Alan santai.

"Lo gila! Lo nggak mikir ini masih jam sekolah, " Ucap Dara ber api api.

"Gue gila karna lo Dara, "

"Sinting! "

Mobil Alan melaju meninggalkan  sekolah,  Dara hanya diam memandangi jalan. Ia enggan membuka pembicaraan dengan Alan,  ia sudah sangat kesal dengan Alan. Alan melihat Dara dengan ekor matanya,  lalu menarik garis bibirnya membentuk lengkungan.

"Lo mau makan dulu nggak? " Tanya Alan kepada Dara, Dara tidak menjawab pertanyaan Alan. Ia tetap fokus memandang luar jendala.

"Lo kalo diem lebih nyeremin ternyata, " Celetuk Alan.

Tak ada tanda tanda Dara ingin menjawab pembicaraan dari Alan. Alan menepikan mobilnya, lalu mencengkram setir pengemudi dengan kuat sembari menghala nafasnya dengan kasar,  mengontrol emosinya.

Pandangan Alan tajam menatap lurus kedepan, ia mangacak acak rambutnya frustasi.

"Jalan cepat!, " Kini Dara membuka suaranya.

Alan berdecak "lo kira gue supir taksi, " Kesal Alan.

"Diem salah, ngomong salah! " Ketus Dara

Alan enggan menjawab, ia memilih untuk mengalah daripada harus perang mulut dengan Dara.

***


Author kembali maaf update lama

Semoga kalian suka dengan kelanjutannya ❤❤

Jangan lupa bintang di pojok kiri😂

Dan vommentnya❤❤

Terimakasih ❤❤

L U N A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang