DIAM

37 5 0
                                    


" Terus hubungan lo sama Alan gimana?"

"Katanya dia suka gue" Jawab Dara sambil memainkan gitar sedangkan Gavin terkejut mendengar perkataan Dara tersebut.

"Dia bilang suka? Tapi kemarin ninggalin lo sendirian? Lo nggak marah?"

"Harus marah?" tanya balik Dara

"Ya ya biasanya gitu" kata Gavin ragu

"Terus kalian pacaran?" imbuh Gavin

"Kalo bahas begini lo kepo banget"

"Gue nggak pacaran lagian dia nggak nembak gue, Cuma bilang suka aja" imbuh Dara lalu menunjukan pesan dari Alan

Gavin membaca pesan itu, hanya ada pesan Alan bertanya Dara sedang apa saat tadi siang Dara membalas  pergi bersama Mamanya dan hanya menjawab "Hati-hati".

Gavin terkejut, biasanya jika sesorang sedang jatuh cinta pasti mereka akan selalu mengabari setidaknya mereka membahas hal hal yang random tapi ini tidak. Gavin mulai merasa ada yang aneh.

"Perasaan lo gimana ke Alan sih, Ra?" Kesal Gavin, karena dirinya membingunkan dirinya.

Saat hendak menjawab tiba tiba ada sebuah pesawat kertas yang jatuh di depan Dara. Keduanya mencari-cari asal pesawat kertas itu, tapi nihil tidak ada siapa siapa.

"PERMAINAN DIMULAI"

Terdapat tulisan seperti itu di dalam pesawat mainan itu. Dan tulisan itu sama dengan surat sebelumnya. Dara dan Gavin saling pandang.

"Siapa pun itu, tunjukkin wajah lo! Takut lo? Beraninya main surat!" Teriak Gavin dengan nafas memburu.

Dara mencoba menenangan Gavin walapaun dirinya sebenarnya lebih takut tentang ancaman ancaman itu.

***^

hari ini Dara menghabiskan waktu bersama Alan, ya memang mereka akan bersama mereka partner untuk acara sekolah bukan. Tapi, Alan bahkan tidak membahas sama sekali mengenai kejadian waktu di cafe. Digantung? seperti itulah.

Mereka sudah berlatih beberapa kali, tapi entah mengapa tiba tiba Dara merasakan cemas. Ingatan akan kejadian waktu SD tiba-tiba terlintas. Memori saat Gavin minta maaf di taman karena Gavin dekat dengan Leta atau Kak Hana. Bahkan Alan belum lama ini meninggalkannya sendiri tapi Dara berusaha tidak mempermasalahkan semuanya. Tapi kenapa tiba-tiba dia merasa cemas?

Nafas Dara mulai memburu, ia berusaha menetralisir tapi nihil. akhirnya Dara memutuskan untuk pergi.

"Lo mau kemana? latihannya kan belum selesai Ra? " Tanya Alan

"Udahan ya kak, besok lagi udah capek" Alibi Dara

"Lo capek ketemu gue?"

"Bukan gitu, kita udah latihan dari tadi. besok kan bisa lanjut lagi."

"Alah, gue tau lo mau nemuin Sean kan?!"

"Kok jadi Sean sih! ini nggak ada hubungannya sama Sean! Gue itu capek!"ucap Dara yang emosi sambil menahan agar mencoba menetralisir kecemasanya

Alan mencekal tangan Dara, Dara meringis kesakitan karena Alan terlalu kencang mencekal tanganya.

"Lo kok kasar sih!" ucap Dara sambil mencoba melepaskan tangannya

"Sakit Kak!" teriak Dara yang suaranya menggema diruangan musik.

Alan yang sadar langsung melepaskan gengamanya dan melihat bekas di tangan Dara nampak merah.

L U N A R AWhere stories live. Discover now