M I S I

378 79 127
                                    

🏀🏀🏀

Setelah kejadian bunyi perut Ara yang memalukan didepan Gavin, mereka memutuskan pergi ke salah satu pusat belanja. Tak butuh waktu lama untuk sampai tempat itu.

"Vin makan kebab dulu, terus nonton lanjut time zone lanjut makan terus pulang ya"pinta Ara sambil menatap Gavin

Gavin memutar bola matanya malas "Ck, kumat kan kebiasaan lo"

Ara memanyunkan mulut "kalo pulang cepat gue dirumah sendiri vin,"

Gavin menghela napas dengan kasar "hmm, tapi lo yang traktir,. Lo kan minta coklat sama es cream terus"

Mata Ara berubah berbinar "Deal"

Ara dengan bersemangat menarik tangan Gavin. Pengunjung yang ada disana melihat dua remaja itu seperti sepasang kekasih karena kedekatan mereka. Setelah sampai mereka membeli tiket lalu melihat film. Selesai melihat film mereka langsung ke timezone.

Gavin menuju permain capit yang berhadiah boneka besar. "Gue mau main ini bentar."

"Gue ambilin dong vin."

"Ambil sendiri"ketus Gavin

Mau tidak mau Ara harus berusaha sendiri memainkan agar mendapatkan boneka teddy bear. Ara sudah mencoba berkali kali tapi tetap saja tidak satu pun berhasil. "Buset ngapa kagak bisa terus yak susah amat"keluh Ara.

Ara melihat Gavin yang membawa dua boneka hasil bermainnya."Adrian boneka buat gue ya"

"Ogah"

"Kayaknya disini ACnya terlalu dingin deh" Sindir Ara

"Nggak ngaca lo, tapi sekarang gue lagi nggak bawa kaca Lun" Cecar Gavin

Ara menggembungkan pipinya dan berlalu meninggalkan Gavin untuk mencari permain yang dapat mengembalikan moodnya. Ara berjalan menuju permainan bola basket. "Lo sama gue main basket yang kalah traktir es cream"

"Deal"

Tak diragukan lagi Ara dan Gavin sama sama pintar dalam basket. Setiap sore mereka sering bermain basket di samping rumah Ara.

Mereka bermain sekali menjahili satu sama lain agar bisa mengalahkan lawannya. Akhirnya permainan itu dimenangkan oleh Gavin. "Akhirnya kali ini yang ditraktir es cream"ucap Gavin memukul di udara

" Lo curang vin kalah kan gue"tuduh Ara

"Ck yang nantangin kalah terus marah marah"

Ara yang sangat kesal dengan Gavin meninggalkan Gavin dengan kaki dihentakan lalu menuju tempat makan. Gavin mengekori dibelakang Ara. Setelah memesan makanan, tak ada percakapan diantara mereka.

"Diem diem bae"sindir Ara

Gavin yang semula fokus dengan ponselnya lalu memasukkan ke dalam saku, beralih melihat sahabatnya yang ada didepannya.
" Apaan"

"Pms apa gimana sih lo sensi banget sama gue"ucap Ara

" Nggak"

Melihat seperti ini, Ara tak tinggal diam terlintas dibenak Ara untuk menjahili Gavin. Ara memandang Gavin dengan serius. Tatapan itu berubah menjadi tatapan tajam.
"Adrian gue mau ngomong serius sama lo!"

Melihat perubahan mimik muka Ara, Gavin pun juga menatap dengan wajah dinginnya.
"Apa"

"Sebenernya gue itu"

"Gue itu apa nggak usah setengah setengah kalo ngomong" Cecar Gavin

"Gue sebernanya suka"

Deg

Mendengar perkataan Ara, raut wajah Gavin langsung berubah menjadi pucat pasi. Gavin takut Ara menyukai dirinya. Ia berusaha menepis pikiran itu. Lalu menggelengkan kepalanya.

"Suka apa Lun? "

"Suka pingin nabok muka lo"kata Ara dengan diringi tawanya

Ekpresi Gavin pun tetap dingin bahkan tambah dingin. Setelah itu pesanan mereka datang. Ara pun melahap makanan itu, tapi Gavin hanya melihat makanan itu.

" Mokonnye dimoken"ucap Ara yang di mulutnya terdapat makanan.

Gavin mengerti yang diucapkan Ara lalu memakan makanan itu.Setelah selesaikan makan mereka pulang. Diperjalanan pulang tidak ada percakapan.


Hening

Gavin fokus menyetir ekor mata Gavin menangkap gadis itu sedang menatap jalanan dari kaca mobil. Tapi Gavin bukan fokus pada Ara tapi seat belt. Gadis itu tidak memakainya.

Tiba tiba cittttt

Gavin tiba tiba mengerem mobilnya, hingga dahi gadis itu terbentur dasbor mobil. Pusing saat itu yang dirasakan Ara dan kesal terhadap Gavin.

"Lo tu kenapa sih dingin banget sama gue ditambah gue berusaha biar nggak dingin lo tetep aja masang muka dingin lo. Dan lagi liat berhenti mendadak dahi gue sa-"

Belum selesai memarahi Gavin, Gavin dengan cepat memotong ucapan Ara.
"Pake"

Ara menautkan alis nya dengan tatapan elangnya.
"Pake apa ngomong yang jelas!" Ketus Ara

"Sealt belt"

"Nggak jelas"ucap Ara sambil memakai sealt belt lalu memalingkan wajahnya menatap jalanan. Setelah itu Gavin melanjutkan perjalanan.

Ara yang kelelahan pun tertidur. Setelah sampai dirumah Ara, Gavin berusaha membangunkan Ara. Merasa ada yang mengganggu tidurnya Ara pun bangun, lalu membuka pintu. Saat ingin keluar Gavin memberikan dua boneka yang tadi ia dapat.

" Maaf"itu yang diucapkan Gavin

Ara tak membalas ucapan Gavin, lalu mengambil boneka dan keluar dari mobil Gavin, menutup pintu mobil dengan kasar.

Setelah Ara keluar Gavin pun tersenyum
"Misi gue berhasil"ucapnya lirih

🌻🌻🌻

L U N A R AWhere stories live. Discover now