Part W. (Tanggung)

467 37 0
                                    

Halooo....

Jumpa lagi bersama Arza dan Hani.

Cusss ah...Eh, votenya jangan lupa ya say,

Arza memarkirkan mobilnya setelah sampai di halaman rumah orang tuanya. Baru saja Arza mematikan mesin mobil, Hani sudah lebih dulu membuka pintu mobil dan melengos keluar.

"Hani!"

Hani menghentikan langkahnya, kemudian dia berbalik menatap bingung suaminya yang masih berada di dalam mobil. "Apa?" balas Hani.

"Jangan lari."

"Jalan kok."

"Masuk dulu."

"Kenapa?"

"Masa semua barang aku yang bawa?"

"Kan aku lagi hamil, gak boleh bawa barang-barang yang berat."

Arza menggeleng. "Gak ada barang yang berat."

"Kalo gitu bawa sendiri, bisa kan?"

"Gak bisa. Bukan karena ringan, tapi karena banyak. Tangan aku tidak cukup untuk membawa semua barang-barang."

Hani menggerutu kesal. Tetapi, pada akhirnya Hani kembali masuk ke dalam mobil. "Cuma bawa tiga tas aja repot. Padahal isinya ringan."

"Kenapa kamu nyelonong keluar gitu aja?"

"Mau bertemu ibu."

"Nanti juga bertemu."

Hani memberengut. "Ya udah, mana tasnya?"

Arza menyerahkan tas kecil Hani yang berisikan barang-barang pribadi istrinya itu. "Kalau kamu bisa membawa tas kamu sendiri, kenapa menyuruh aku?"

"Ini kan tas kecil."

"Karena itu tas kecil, kamu bawa sendiri. Aku sudah membawa dua tas besar."

Hani kembali memberengut kesal. "Perhitungan. Padahal sama istri sendiri."

Arza memajukan kepalanya ke arah Hani, menghimpit tubuh istrinya antara pintu mobil yang sudah Arza kunci sebelumnya dengan tubuhnya.

"Aku perhitungan?" tanya Arza dengan suara rendahnya.

Hani mengangguk.

Arza mencium cepat bibir istrinya. Kemudian, senyuman maut terbit di bibirnya. "Satu," ucapnya mulai menghitung. Kemudian, Arza kembali mencium istrinya. "Dua."

Untuk ciuman yang selanjutnya, Hani yang lebih dulu mencium bibir Arza. "Tiga," ucap Hani dengan senyumannya. "Udah kan? Udah puas?"

Arza menggeleng. "Belum sama sekali."

Hani kembali mencium suaminya. Seakan sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh istrinya, Arza segera menahan kepala Hani. Melumat bibir istrinya selama mungkin.

Hingga akhirnya dia menyudahi ciumannya karena merasa Hani sudah kehabisan napas. "Mau di sini? Atau di dalam kamar?" tanya Arza.

Hani tersenyum. "Di kamar. Gak mau di sini, gak sopan."

Arza menarik senyumannya. "Ok."

"Tapi nanti malem."

Arza melongo setelah mendengar ucapan istrinya. Dengan ekspresi menahan sakit, Arza berusaha untuk memperjelas maksud istrinya. "Udah tanggung, Han."

"Ya terus?"

"Kamu mau aku menunggu sampai nanti malam?"

Hani mengangguk santai.

My Husband Is KoreanWhere stories live. Discover now