Part P. (Topik Anak)

404 44 0
                                    

Vote dulu yuk...

Maaf kalau bahasa Inggrisnya enggak bener. Aku masih belajar, dan cuma mengandalkan terjemahan. Dan, anggap saja kalimat yang aku miringkan itu bahasa inggris. Takutnya, aku salah menyusunnya. Jadi, cari aman.

Meskipun matahari bersinar cukup terang dan sanggup menyilaukan matanya, tetapi suhu di tempat tinggalnya tetap membuat Hani memerlukan pakaian tebal dan Hani tetap memaksakan diri untuk keluar rumah.

"Berhentiiin taksi, terus kasihin alamat yang dituju." Berulang kali Hani menghafal kalimat tersebut setelah suaminya menelepon. Siang-siang begini Arza meminta untuk diantarkan pakaian dan makan siang. Menjengkelkan sekali. Biasanya Arza tidak seribet ini.

Setelah berhasil menghentikan taksi dan duduk tenang di dalam taksi, Hani menyerahkan ponselnya yang bertuliskan alamat kantor Arza. Sopir taksi tersebut tersenyum, kemudian mengangguk. Tanpa banyak bertanya lagi taksi tersebut melaju di tengah kepadatan kota Seoul.

Tidak memerlukan waktu lama, taksi yang ditumpangi Hani telah berhenti di depan sebuah bangunan besar yang ramai. Setelah menyerahkan beberapa lembar uang yang sebelumnya telah Arza jelaskan jumlahnya Hani keluar dari taksi tersebut.

Kantor yang Arza miliki tidak jauh berbeda dengan kantor-kantor yang sering Hani kunjungi. Setidaknya logikanya saat ini dapat berjalan dengan benar. Hani berharap kalau resepsionis di kantor Arza mengerti bahasa inggris sehingga Hani tidak perlu kesulitan berkomunikasi.

"Hello, Sorry, May I ask you something?" (Halo, maaf, bolehkah aku bertanya sesuatu?)

"Oh, of course. How can I help you, Miss?" (Oh, tentu. Ada yang bisa saya bantu?)

"I am Hanita, I want to meet with Mr. Arza. Can I?" (Aku Hanita, aku ingin bertemu dengan tuan Arza. Apakah aku bisa?)

"Have you made any previous appointments with him?" (Apakah anda sudah membuat janji dengannya?)

"Yes, I have." (Ya, aku sudah membuat janji.)

"Ok, wait a minute." (Baiklah, tunggu sebentar.)

Hani mengangguk kemudian duduk menunggu di kursi tunggu sambil membiarkan si resepsionis itu menghubungi seseorang. Hingga tak lama orang yang Hani tunggu berjalan mendekat ke arahnya.

"Sajang-nim." (Tuan.)

"Arraseo." (Aku mengerti.)

Arza mengangguk singkat kepada si resepsionis, kemudian menuju Hani yang sudah lama menunggu. "Kenapa duduk di sini? Kamu kan bisa langsung masuk ke ruangan aku."

"Terus aku di kejar sama penjaganya karena masuk tanpa izin gitu?"

Arza mengelus lembut kepala Hani. "Kamu bisa bilang kalau kamu istri aku, atau kamu bisa telepon aku langsung."

"Gak sadar apa kalau handphonenya mati?"

"Oh iya lupa. Ya sudah, yuk masuk."

Hani mengikuti Arza menuju ruangannya. Tetapi, sebelumnya Arza berhenti di depan meja resepsionis dan mengatakan sesuatu yang sepertinya meminta agar tidak diganggu selama Hani berada di ruangan bosnya itu.

"What is your name?" (Siapa namamu?) Hani ikut-ikutan berbicara. Hal itu membuat Arza meliriknya. Seolah mengatakan, "Apa yang kamu lakukan, Han?"

"My name is  Heo Shin, Jeon Heo Shin," jawab si resepsionis.

Hani mengangguk, kemudian tersenyum. "Senang bertemu denganmu." Selanjutnya Hani tertawa melihat ekspresi bingung dari resepsionis cantik itu.

My Husband Is KoreanWhere stories live. Discover now