Part 42

17K 724 51
                                    

"Ayah....." seru seorang gadis kecil menyambut kedatangan Regan. Regan menghentikan langkahnya. Ia menatap jengah ke arah seorang gadis kecil yang berdiri di samping sofa ruang tamu seraya memegang boneka beruangnya.

"Yey..... Ayah pulang..." ucapnya seraya berlari kecil menghampiri Regan.

Gadis kecil itu memeluk kaki Regan. Sementara Regan hanya diam mematung. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Tak ada niatan untuknya membawa gadis itu ke dalam gendongannya.

Aleya Maheswari Atmadja. Gadis cantik berusia empat tahun. Di usianya saat ini, seharusnya ia merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Tapi Tuhan berkendak lain. Bahkan ia tak sempat melihat wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini. Ibunya meninggal dunia ketika melahirkannya.

Jika anak lain akan mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, maka lain halnya dengan dirinya. Ia bahkan tak pernah dianggap ada oleh ayahnya sendiri. Apa dia salah ketika kehadirannya tidak diinginkan? Bahkan ia tak bisa menentukan takdirnya sendiri.

"Ayah, Ale kangen" ucap Aleya. Sudah biasa bagi dirinya diacuhkan Regan.

"Ayah kenapa diam saja, apakah Ale membuat kesalahan lagi? Kenapa ayah selalu diam ketika Ale ajak bicara?"

Regan enggan melihat kearah gadis itu. Ketika ia menatap ke arah Aleya, manik coklat miliknya akan mengingatkan Regan kepada seseorang yang sangat dibencinya. Seseorang yang membuatnya kehilangan wanita yang dicintainya. Ya, gadis itu lahir karena kebodohan Regan dengan Amel lima tahun silam.

"Ayah, gendong" ucapnya seraya merentangkan kedua tangannya.

"Bisakah kau minggir, kau menghalangi jalanku" ucap Regan dingin.

Wajah Aleya berubah menjadi sendu. Kenapa ayahnya selalu bersikap seperti itu kepadanya. Ia iri ketika melihat teman-temannya bermain dengan ayah mereka. Ia iri ketika ayah teman-temannya datang untuk menjemput mereka. Kapan ia bisa merasakan semua itu?

"Jangan jadi anak manja"

"Regan, kapan kau pulang nak?" seru seorang wanita paruh baya.

Regan menatap ke arah ibunya.
"Barusan saja, ma"

"Sejak kemarin Aleya selalu menanyakanmu, kemana saja kau?"

"Aku ada urusan diluar, lagian kenapa anak ini mencariku?"

"Re, sudahlah. Kau tak sepantasnya bersikap seperti itu pada anakmu sendiri. Dia tidak tahu apapun, Re"

"Sampai kapanpun aku tak akan melakukan itu, ma. Karena dia dan ibunya aku kehilangan wanita yang aku cintai"

"Regan sudah cukup, Aleya tidak bersalah disini. Sampai kapan kau akan bersikap seperti itu? Ia bahkan tidak tahu apa kesalahannya. Mengapa kau selalu melimpahkan semua kesalahan yang dia saja tidak mengerti apapun"

"Haha... Memang dia tidak tahu apapun, tapi karena dia lahir dari wanita sialan itu. Itu kesalahannya"

"Apa dia bisa memilih dari siapa dia lahir? Kau tidak bisa menyalahkannya, Re. Itu semua karena kebodohanmu sendiri. Jangan salahkan orang lain karena kebodohanmu"

"Mama benar, aku memang bodoh. Dan karena itu pula, anak tak diinginkan  ini lahir"

"REGAN SUDAH CUKUP!!" bentak mama Regan.

Aleya yang mendengar sang nenek berteriak berjengkit kaget dan siap menumpahkan air matanya. Sebenarnya ia sudah ingin menangis semenjak tadi, namun ia urungkan karena tidak ingin ayahnya marah akan hal itu. Tapi ketika mendengar suara tinggi sang nenek untuk kali pertamanya, membuatnya tak bisa menahan air matanya lagi.

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Where stories live. Discover now