Part 14

22.9K 1K 7
                                    

Hari ini adalah weekend, jadi dua insan manusia itu menghabiskan waktunya berdiam diri dirumah. Siapa lagi kalau bukan Regan dan Karen.

Karen sedang membereskan beberapa pakaian dilemarinya. Ia harus bekerja seperti itu karena Bi Ijah, Asisten rumah tangganya sedang pulang kampung.

"Uhh... akhirnya selesai juga. Ternyata mengurus urusan rumah tangga lebih capek daripada harus bekerja seharian dirumah sakit" ucap Karen sambil mengusap peluh keringat dikeningnya.

Tanpa sengaja ia menjatuhkan sesuatu dari dalam lemari. Karen segera mengambil paspor suaminya itu. Ya benda yang jatuh adalah paspor milik Regan. Karen lalu membukanya, sebuah senyum simpul tercetak diwajahnya saat melihat foto dalam paspor itu.

"Ternyata saat foto maupun tidak ekspresinya tetap sama, DATAR. Dasar tuan muka papan jalan. Eh, kenapa aku ngatain dia muka papan jalan? Berarti aku istrinya muka papan jalan. Dasar bodoh kau Karen" ucap Karen.

Ia masih memperhatikan paspor suaminya. Matanya menyipit saat membaca tanggal lahir suaminya. "Ternyata sebentar lagi Regan akan ulang tahun. Aku harus memberinya sebuah kejutan. Tapi apa ya? Bahkan dia sudah mempunyai segalanya. Entahlah. Akan kupikirkan lagi nanti" ucap Karen lalu mengembalikan benda itu ketempat semula.

"Karen!!!" Teriak Regan yang berada dilantai bawah.

"Iya, ada apa?" Jawab Karen sedikit berteriak.

"Cepat turun kebawah" suara Regan menggema keseluruh ruangan.

"Iya, tunggu sebentar" ucap Karen lalu menutup pintu lemari dan turun kebawah.

Ditempat lain, khususnya didapur, Regan sedang melakukan aktivitas. Sepertinya memasak, tapi entahlah. Ruangan itu bahkan disulap layaknya kapal pecah. Tepung yang berceceran dimana-mana. Hingga wajah tampannya kini berubah layaknya memakai bedak dengan tepung.

Karen menuruni anak tangga, ia segera menuju kedapur.
"Astagfirullah, Regan. Apa yang kamu lakukan ha??!!" Pekik Karen ketika melihat area dapurnya. Tawanya pecah ketika Regan membalikkan badannya dan melihat wajah tampan suaminya yang kini menyerupai badut.

"Bwaha...ha..ha..ha..ha, ada apa dengan wajahmu heh?" Tanya Karen disela-sela tawanya.

"Nyalon" celetuk Regan. "Kamu ngga lihat, aku sedang memasak ha?" Tambahnya dengan muka masam karena Karen masih menertawai dirinya.

Karen memberhentikan tawanya. "Memangnya kamu mau masak apa? Hingga wajahmu tampan seperti itu?" Ucap Karen sambil mengejek Regan.

"Owh, jadi kau mengejekku? Tunggu saja pembalasanku" ucap Regan berjalan mendekati Karen dengan tepung digenggamannya.

Karen yang menyadarinya mulai berjalan mundur. "Kamu mau ngapain, Re? Jangan macam-macam" ucap Karen sambil mengacungkan jari telunjuknya. Tanpa aba-aba, Regan sudah mengusap wajah Karen dengan tepung ditangannya.

"AAA, REGAN APA YANG KAU LAKUKAN HEH?!!?!!" teriak Karen

"Bwahaha....." tawa Regan seketika pecah melihat wajah istrinya yang kini berubah layaknya badut. "Sekarang kita satu sama, wlee" tambahnya sambil menjulurkan lidahnya.

Karen nampak kesal. Ia segera membalikkan badannya membelakangi suaminya. Melihat aura kemarahan dari istrinya, Regan segera mendekati istrinya.

"Kamu marah? I'm sorry. Tadi kan cuma bercanda, piss" ucap Regan dengan jarinya membentuk huruf "v".

Karen tak menjawabnya. "Ck, masa gitu aja marah sih?" Regan kini sudah berada dihadapannya. Tanpa diduga, Karen segera mengambil tepung dan membalas melemparkannya kearah Regan.

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Where stories live. Discover now