Part 32

18.6K 899 34
                                    

Sebelum baca boleh dong tekan ⭐️ terus lanjut komen ceritanya. Biar tambah semangat aja ngelanjutin ceritanya. Yang baca banyak, tapi yang voment dikit amat😢😢

🕊🕊🕊

Andra memutuskan untuk membawa Karen ke rumah kekasihnya, Sarah. Ia berpikir bahwa Karen membutuhkan teman untuk bercerita, menumpahkan segala keluh kesahnya. Andra tidak akan menuntut penjelasan dari sahabatnya itu, biarlah Karen yang menceritakan sendiri masalahnya.

Sarah adalah wanita yang cantik dan mandiri. Cerita hidupnya hampir sama dengan Karen. Ayahnya meninggal saat ia masih berusia lima tahun, sedangkan ibunya meninggal beberapa tahun belakangan. Ia menghidupi dirinya sendiri dari penghasilan kafe miliknya.

Karen terduduk di sofa ruang tamu milik Sarah dengan menyandarkan kepalanya di bahu milik wanita itu. Air matanya tak kunjung berhenti untuk mengalir. Sarah hanya memeluk dan mengusap lembut rambut Karen.

Sarah awalnya bingung dengan kedatangan kekasihnya bersama dengan seorang wanita yang sedang menangis. Ia sempat terkejut, namun setelah mendengar penjelasan Andra, ia akhirnya menerima kedatangan Karen dengan tangan terbuka.

"Aku tahu kau belum siap untuk menceritakan masalahmu pada kami. Tapi alangkah baiknya, kau tidak memendam sendiri masalahmu. Itu akan mengurangi beban dalam hatimu. Percayalah, aku dan Andra akan membantumu untuk melewati semua ini" Ucap wanita berambut sebahu itu sambil mengelus kepala Karen.

Karen menegakkan kepalanya dan mengusap air matanya dengan ujung jarinya.

"Bolehkah aku tinggal di sini untuk sementara waktu?" Ucap Karen dengan suara khas orang usai menangis.

"Tentu saja, tapi apakah aku boleh tahu apa sebenarnya yang membuatmu menangis?" Ucap Sarah.

Karen hanya bergeming. Ia kembali menundukkan kepalanya. Sarah yang menyadari hal tersebut, langsung menggenggam tangan Karen.

"Baiklah, kalau kau belum siap menceritakannya. Tapi, saat kau sudah siap, aku akan dengan senang hati mendengarkan semua keluh kesahmu" Ucap Sarah seraya menyunggingkan senyuman. Karen mengangguk.

🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛

Hari sudah berganti malam. Regan yang sedari tadi mondar-mandir di ruang tamu menunggu kedatangan Karen. Pasalnya, setelah kejadian tadi siang di kantornya, Regan segera menyusul kepergian Karen setelah meluapkan amarahnya kepada Amel. Namun, saat sampai di depan kantor, Regan tak menemukan keberadaan Karen. Ia akhirnya memutuskan untuk mencari Karen di rumah.

Namun, setelah sampai di rumah, Regan tak menemukan keberadaan Karen di sana. Regan semakin kelabakan. Saat menanyakan kepada Bi Ijah, Regan hanya mendapatkan jawaban bahwa Karen belum pulang setelah mengantarkan makan siang ke kantornya. Ia berusaha untuk menelpon nomor Karen. Namun nihil, Handphone Karen tidak aktif.

Regan menyugar rambutnya frustasi. Tak terasa air matanya turun membasahi pipinya. Entah mengapa hatinya sangat sakit melihat air mata Karen tadi siang. Mungkinkah ini yang dinamakan cinta?

Otaknya berusaha untuk mengingat kejadian yang dilaluinya bersama dengan Karen, tapi entahlah Regan tak berhasil memaksa otaknya untuk menuruti keinginan hatinya. Hatinya sangat sakit melihat rasa sakit yang ada di sorot mata Karen tadi siang. Sebegitu jahatkah dirinya selama ini?

"ARGHHHH............" teriak Regan frustasi.

"Kemana kau, Karen?? Ada apa denganmu, Re? Kenapa kau begitu kehilangan ketika dia tak ada di sampingmu? Kenapa??" Air mata kembali menetes dari pelupuk mata Regan.

Apakah ini yang dinamakan dengan penyesalan? Mengapa baru sekarang? Mengapa tidak terjadi dulu? Dulu pada saat ia masih bersama denganmu. Dulu ketika ia masih berada di sampingmu. Mengapa??

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Where stories live. Discover now