Part 37

18.5K 933 31
                                    

Sudah empat tahun semenjak kepergian wanita yang sangat ia cintai. Wanita yang dulu selalu di sampingnya dalam keadaan suka maupun duka. Tapi, empat tahun terakhir hanya ia lewati dengan bekerja, bekerja dan terus bekerja tanpa memperdulikan kesehatannya.

Waktu dan tenaganya hanya Regan habiskan dengan terus mengerjakan tumpukan file yang ada di meja kerjanya. Sikap Regan kembali seperti sebelum Regan mengenal Karen, bahkan melebihinya dan cenderung ke arah kejam.

Selama empat tahun terakhir, ia sudah memecat lima belas orang sekretarisnya dan puluhan pekerja hanya karena masalah sepele.

Seperti saat ini, setelah bertemu dengan kolega bisnisnya di sebuah restaurant pusat perbelanjaan, Regan memutuskan untuk berkeliling pusat perbelanjaan untuk menenangkan pikirannya.

Regan berdiri di depan toko mainan, entah angin apa yang membawanya hingga kesini. Langkah kakinya yang membawanya hingga sampai kesini tanpa tujuan yang pasti.

Regan merasakan kakinya ditubruk oleh sesuatu. Saat ia membalikkan tubuhnya, dilihatnya seorang bocah laki-laki sedang terduduk seraya meringis kesakitan. Merasa iba, Regan mensejajarkan tubuhnya di depan bocah itu.

"Kamu ngga papa? Maafkan Om karena om kamu jadi terjatuh. Dimana yang sakit?" ucap Regan

"Danis ngga papa, om. Om tampan tidak pellu minta maaf, Danis yang salah tadi ngga lihat jalan" ucapnya bocah laki-laki itu seraya tersenyum.

"Kamu kesini sama siapa? Dimana orang tua kamu, kenapa kamu berlarian sendiri di tempat ramai seperti ini hmm...?"

"Danis ngga sendili kok. Danis pelgi sama bunda. Itu bunda ada di belakang" ucapnya seraya menunjuk ke arah belakang.

Regan mengikuti arah tangan bocah itu. Tubuhnya seakan membeku melihat sosok wanita yang berdiri disana. Terlihat jelas jika wanita tersebut sama terkejutnya dengan dirinya.

Regan segera menggendong bocah tersebut dan melangkah ke arah ibu sang anak.

"Hai Karen, apa kabarmu?" ucap Regan setelah berdiri di hadapan ibu sang anak.

"A....aku.. baik, bagaimana denganmu, Re?"

Karen  Veronica Gustina, wanita yang sangat dicintainya hingga sekarang. Wanita yang dipilihkan sahabatnya untuk menjadi bagian di hidupnya. Wanita yang empat tahun lalu membuat hidupnya berantakan karena kepergiannya.

"Aku tidak baik-baik saja setelah kamu pergi" jawab singkat Regan.

"Bunda, bunda kenal sama om ganteng ini?" tanya Danis.

Bunda.....

Satu kata yang saat ini berkecamuk di pikiran Regan. Anak ini memanggil Karen dengan sebutan bunda. Berarti ia adalah anak Karen. Apakah Karen sudah menempuh hidup baru. Tidak mungkin, bahkan mereka belum resmi bercerai bukan. Lalu anak siapa ini? Mungkinkah ia adalah anaknya bersama dengan Karen? Regan akan sangat bahagia jika hal itu menjadi kenyataan.

"Bisa jelaskan semua ini padaku, Karen?" tanya Regan.

Danis dengan lahap memakan satu cup ice cream dengan mulut yang belepotan. Mereka bertiga duduk di salah satu meja restaurant yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Semua orang yang melihatnya akan menyangka jika mereka adalah keluarga kecil yang harmonis. Memang benar bukan, jika mereka adalah keluarga.

Regan memandang bocah kecil yang ada di hadapannya saat ini. Mata yang sama, hidung yang sama, bibir yang sama dan garis rahang yang sama. Mungkinkah??

Karen hanya mematung di tempat duduknya. Matanya menatap kedua orang yang sama-sama dikasihinya. Bolehkah Karen egois dengan memiliki keduanya?

Karen sedang merangkai kata-kata yang tepat untuk berbicara kepada Regan. Ia harus memberitahu semua kebenarannya. Ia tidak ingin menjadi egois. Danis membutuhkan ayahnya.

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Where stories live. Discover now