Part 12

25.6K 1K 5
                                    

Karen keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Regan yang masih berkutat dengan laptopnya di sofa. "Kamu kenapa belum tidur, Re?" Tanya Karen.

"Belum, masih ada pekerjaan. Kamu tidur dulu aja" jawab Regan.

Karen geleng-geleng kepala. Ia lalu keluar dari kamar menuju dapur. Tangan cekatan Karen mulai beradu dengan peralatan dapur untuk meracik kopi. Setelah selesai membuat kopi, Karen kembali kekamarnya.

"Kopi??" Tawar Karen sambil memegang secangkir kopi.

"Terimakasih.." Regan mengambil alih kopi dari tangan istrinya dan melanjutkan pekerjaannya.

Karen masih setia menunggu suaminya yang sedang bekerja. Ia sesekali mengucek matanya untuk mengusir kantuknya. Regan yang menyadarinya menatap kearahnya.

"Kamu kalau ngantuk tidur aja, aku masih lama" ucap Regan.

"Engga kok, aku belum ngantuk. Nanti aku tidur bareng kamu saja" balas Karen. "Hoamph....." Karen menguap.

"Tuh kan udah nguap, gih sana tidur" ucap Regan. "Tap..." belum sempat Karen menyelesaikan perkataannya, Regan sudah memotongnya. "Ngga ada penolakan" potong Regan.

"Ish kau ini, ngga ada penolakan" kesal Karen sambil menirukan gaya bicara Regan. Sementara Regan hanya terkekeh.Karen beranjak dari tempatnya menuju ranjang berukuran king size miliknya.

Karen segera membaringkan dan menutup tubuhnya dengan selimut. Entah sejak kapan ia sudah kealam mimpi.

Regan melanjutkan pekerjaannya sambil sesekali melihat istrinya dengan ekor matanya. Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB. Ia segera menyelesaikan pekerjaannya karena rasa kantuk mulai menyerangnya. Setelah selesai, Regan segera beranjak ke tempat tidur.

"Good night, have a nice dream, my wife" ucap Regan lalu mencium kening istrinya. Setelah itu, ia memeluk posesif pinggang istrinya.

☆☆☆

Suara adzan subuh sudah mulai menggema, memanggil semua umatNya untuk melakukan kewajibannya. Karen mengerjapkan matanya lalu menguceknya. Ia merasakan sesuatu dipinggangnya, apalagi kalau bukan tangan kekar suaminya.

"Re, ayo bangun. Sholat subuh dulu" Karen menggoyang lengan suaminya. "Engh..." erang Regan.

"Re, ayo bangun" ucap Karen. Tak ada respon. Karen tampak berpikir, bagaimana cara membangunkan suaminya itu. Ide terlintas dibenaknya. Karen lalu tersenyum. Karen segera menyumpat hidung Regan.
Karena tidak bisa bernapas, Regan segera membuka matanya. Ia segera menyingkirkan tangan istrinya dari hidung mancungnya.

"Kamu ngapain sih, Ren. Kalau aku mati gimana?" Kesal Regan .

"Habisnya, kamu dibangunin susah banget. Maaf.." ucap Karen sambil mengangkat jarinya membentuk huruf "v" dan tersenyum tak berdosa.

"Hm..." Regan hanya berdehem. "Udah, ayo sholat subuh dulu" ucap Karen.

Setelah itu, Karen segera beranjak menuju kamar mandi. Karen keluar, giliran Regan yang masuk kedalam kamar mandi.

Mereka telah selesai menjalankan kewajibannya kepada sang pencipta. "Kamu kalau ngantuk tidur aja lagi" ucap Karen sambil membereskan peralatan sholatnya.

"Ngga papa, aku akan melanjutkan pekerjaannku semalam" balas Regan. "Terserah padamu, aku akan turun untuk menyiapkan sarapan" ucap Karen lalu keluar dari kamarnya. Sementara Regan mengambil laptopnya diatas nakas dan berkutat dengannya.

Bi Ijah sudah berada didapur. "Pagi, bi..." sapa Karen. "Pagi non" balas Bi Ijah. Karen segera membantu Bi Ijah membuat sarapan.

"Udah bi, biar Karen yang lanjutin. Bibi kerjain yang lain saja, lagian tinggal nyaji'in di meja" ucap Karen ramah. "Baik, non" jawab Bi Ijah lalu berlalu meninggalkan dapur.

Karen segera menyajikan makanannya diatas meja. Ia lalu naik keatas untuk memanggil Regan.

Suara shower terdengar, berarti suaminya sedang mandi. Karen mengambilkan setelan kantor untuk Regan dari almari.

Ceklek...

Suara kamar mandi terbuka. Regan keluar dengan lilitan handuk dipinggangnya. Rambut Regan yang basah menambah tingkat keseksiannya. Karen yang melihatnya segera memalingkan wajahnya.

"Kenapa kau berbalik?" Tanya Regan. "Ish kau ini, bukannya malu malah bertanya" ucap Karen.

"Malu? Untuk apa aku harus malu?" Regan tampak bingung. "Kau itu, kalau keluar dari kamar mandi harusnya pakai bathrobe" kesal Karen. Regan berseringai nakal.

"Owh... rupanya istriku sedang malu? Kenapa harus malu coba? Kau pasti akan melihatnya juga kan?" Regan berjalan mendekat kearah Karen.

Deg...

Jantung Karen berdegup sangat kencang saat Regan memeluknya dari belakang. "Udah ah, cepat ganti bajumu. Lalu turun kebawah untuk sarapan" ucap Karen mengurai pelukan suaminya.

"Kau tidak ingin melihatku ganti baju?" Ucap Regan sedikit berteriak karena Karen sudah meninggalkan kamar mereka. Regan tersenyum bahagia setelah menggoda istrinya. Ia segera memakai setelan kantornya lalu turun kebawah.

"Pagi tuan.." sapa bi Ijah yang kebetulan sedang lewat. Regan hanya mengangguk. Dilihatnya Karen sudah rapi berada dimeja makan.

"Kamu sudah siap? Kapan kamu siap-siap? Perasaan dari tadi aku berada dikamar" ucap Regan setelah duduk dimeja makan.

"Aku menggunakan kamar mandi bawah" jawab Karen. Ia segera menyiapkan sarapan untuk suaminya. Sarapan berlangsung sangat hening. Hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Regan dan Karen sudah berada didalam mobil. Tak ada yang membuka pembicaraan. Tak terasa mobil Regan sudah berhenti di pelataran rumah sakit. Karen segera mencium punggung tangan suaminya sebelum turun. "Hati-hati, jangan lupa makan siang" ucap Karen lalu turun dari mobil. Regan hanya tersenyum tipis lalu melajukan mobilnya menuju kantor.

Tanpa sepengetahuan mereka, ada sepasang mata sedang memperhatikan mereka. "Aku akan merebutmu kembali, Re. Takkan kubiarkan wanita lain memilikimu" ucap seorang wanita yang berdiri tak jauh dari tempat Regan menurunkan Karen.

Di tempat lain, Regan duduk dikursi kebesarannya. Ia masih sibuk berkutat dengan laptopnya hingga suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk" katanya tanpa menoleh kearah pintu.

"Maaf pak, tiga puluh menit lagi bapak ada meeting dengan Angkasa Construction" kata siapa lagi kalau bukan sekertarisnya.

"Baiklah, kau siapkan semuanya" jawabnya. "Baik pak" ucap Rita, lalu melenggang pergi.

Dua jam berlalu, Regan sudah selesai dengan meetingnya. Saat ia kembali keruangannya. Ia melihat sosok wanita yang dulu pernah mengisi hatinya duduk dikursinya. "Amel.." gumamnya pelan lalu berjalan kearahnya.

"Kau mau apa lagi datang kesini heh?" Ucap Regan dingin. "Oh, hai honey. Kau sudah kembali rupanya. Aku sudah lama menunggumu" ucap Amel.

"Aku tanya mau apa lagi kau kesini?" Tanya Regan dengan tatapan tajamnya. "I miss you, baby" Jawab Amel.

"Jangan pernah berani memanggilku seperti itu lagi. Apa kau tidak mengerti yang kukatakan kemarin?" Marah Regan. "Soal apa? Bahwa kau sudah menikah? Ayolah,Re. Siapa namanya? Oh ya, Karen. Bahkan perempuan itu tak pantas bersanding denganmu" ucap Amel mengejek.

"Jangan sebut namanya dengan mulut kotormu itu. Dia jauh berkali-kali lipat pantas bersanding dengan diriku dibandingkan KAU" ucap Regan menekankan kata kau.

"Sekarang pergilah dari sini sendiri atau mau aku suruh keamanan untuk menyeretmu?" Ucap Regan.

"Aku akan membuktikan bahwa dia tidak pantas untukmu. I will go, tapi aku akan kembali lagi. Mengambil semua milikku" ucap Amel lalu meninggalkan ruangan Regan.

Napas Regan memburu. Ia segera mengambil ganggang telfonnya. "Jangan biarkan wanita itu masuk keruanganku lagi tanpa seizinku atau kalian semua ku pecat" ucap Regan lalu memutuskan panggilannya.

***

Gimana? Makin gaje ya?

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Where stories live. Discover now