Part-27

15.5K 638 25
                                    

Karen duduk di sofa ruang tamu. Hari ini ia memilih untuk tidak bekerja. Sebelumnya, ia tadi sudah menelepon Dini agar memberitahu dokter kepala rumah sakit bahwa dirinya tidak dapat masuk kerja karena alasan sedang tidak enak badan.

Memang benar, saat ini dirinya merasa tidak enak badan. Wajahnya tampak pucat ditambah kedua matanya yang sembab akibat menangis semalaman.

Karen menopang kepalanya yang terasa pening dengan tangannya. Ia memijat pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa sakit kepalanya. Entah kenapa belakangan ini, dirinya merasa tubuhnya tidak enak badan. Bahkan tadi pagi setelah sholat subuh, Karen mual-mual. Mungkin karena merasa kecapekkan yang diakibatkan pekerjaannya ditambah masalahnya dengan Regan semalam, pikirnya.

Sejak tadi malam Regan belum pulang. Hal itu menambah khawatir Karen. Suara mobil memasuki pekarangan rumah Karen. Pasti itu Regan, pikirnya. Karen segera menuju ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk suaminya. Tetapi bukan mobil suaminya yang dilihatnya. Melainkan sebuah mobil sport berwarna putih terparkir di halaman rumahnya. Karen tidak mengetahui mobil siapa itu sebelum pemiliknya turun dari dalam mobil.

"Andra...." gumam pelan Karen.

Andra menutup pintu mobilnya dan berjalan ke arah Karen. Dirinya terlihat tampan saat ini. Kaos yang dipadukan dengan jaket kulit membungkus indah tubuh proporsionalnya.

"Assalamu'alaikum, Ibu dokter" sapa Andra setelah berdiri di hadapan Karen tak lupa dengan senyuman manis miliknya.

"Wa'alaikumsalam, kamu tumben datang kesini. Ada perlu apa?"

" Tadi aku pergi ke rumah sakit tempat kamu kerja, tapi kata Dini kamu nggak masuk kerja karena sakit. Gue datang mau jengukin lu. Gimana keadaan lu sekarang"

"Gue nggak papa kok, santai aja. Pusing dikit, biasalah kecapekkan" Jawab Karen sambil memaksakan senyumnya. " Ya udah, silahkan masuk" lanjutnya.

"Nggak ah, gue di sini aja. Suami lu pasti lagi kerja sekarang, nanti takut ada fitnah lagi" Jawab Andra.

"Alah sok alim banget lu, biasanya lu kalau ke rumah orang aja langsung nylonong aja tanpa permisi. Lagian di dalam ada Bi Ijah kok. Santai aja kali" Ucap Karen lalu mempersilahkan Andra masuk.

Andra masuk ke dalam rumah Karen. Memang benar di dalam rumah ada Bi Ijah yang sedang membersihkan ruang tengah.

"Bi, tolong ambilin minuman buat Andra ya". "Baik, non" jawab Bi Ijah. Bi Ijah langsung berlalu ke dapur untuk mengambilkan Andra minuman.

"Ada apa? Tadi lu belum jawab pertanyaan gue, ada perlu apa datang kemari?" Selidik Karen.

Bukannya menjawab, Andra malah cengengesan menampilkan deretan gigi putihnya. "Ehh, kesambet setan apaan lu? Senyum-senyum sendiri?" Karen terlihat heran menatap Andra.

"Gue kesini sebenernya mau cerita sama lu. Kemarin gue udah lakuin sesuai saran dari lu. Gue minta maaf ke pacar gue sambil bawa mawar merah dan...." ucap Andra menggantungkan kalimatnya.

"Dan....." Karen menunggu kelanjutan perkataan Andra. "Dan dia maafin gue. Gue seneng banget tau nggak sih. Semalaman gue berpikir gimana kalau dia nggak maafin gue, bisa mampus gue"

"Syukurlah kalau begitu" Jawab Karen dengan senyuman tulusnya.

Tanpa mereka sadari, sesosok pria sedang mengamati mereka sejak tadi. Napasnya kembali memburu. Matanya berkilat menahan amarah yang semakin membuncah. Tangannya terkepal seakan ingin menyalurkan amarahnya saat ini juga.

'Berani-beraninya kalian berduaan disaat aku tidak ada. Kalian pikir aku ini apa? Apa sebegitukah kalian menganggapku tidak ada?' Batin Regan.

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Where stories live. Discover now