27 - Markas Merakyat

Začať od začiatku
                                    

"Nama singkatnya Calderioz, Zeaa!!! Aduh bolot banget sih ah."

"Dih santai dong. Itu markas? Bukannya mereka udah punya basecamp, ya?" Malahan seinget Zea mereka punya basecamp disekolah —hanya untuk anak Calz yang sekolah di SMA Derlangga— dan basecamp utama, tempat berkumpulnya  anak Calz dari semua sekolah.

"Iya. Mereka emang punya basecamp. Cuma mengingat gak semua anak Calz tajir dan orkay, secara kan anggotanya banyak nauzubillah. Jadi mereka juga punya tempat yang merakyat buat ngumpul. Soalnya kasian buat mereka yang keuangannya standart susah ngikutin Calz yang tajir."

"Mau ngikut nongkrong di pub, tapi kan gak punya duit. Eh jadinya malah gak ikut ngumpul karena itu alasannya. Terus gak enak juga kan jadi kayak beda kasta gitu. Jadi deh mereka bikin markas juga di Warung Mang Oji," jelas Karissa seolah sangat mengetahui seluk beluk Calderioz.

"Paham banget lo ya," ucap Zea sambil manggut-manggut. "Kalo tentang geng motor ter-hits se-Indonesia mah kita harus up to date dong!"

"Nah, terus warungnya itu ada dimana?" tanya Zea yang tiba-tiba berhenti berjalan.

"Di belakang sekolah. Jalan kaki juga sampe."

"Harus banget sekarang apa? Nanti aja kali ah, kerajinan banget nyamperin sampe kesana," kata Zea malas.

"Heh! Inget gak Ko Ha—"

"Ya ya ya yaaa!!!" Zea mulai bosen diceramahin terus. "Yaudah jalan sekarang!" ketusnya sambil menarik lengan Karissa untuk terus berjalan menuju warung yang kata dia markas 'merakyatnya' Calz.

"Jalan kemana nih?" tanya Zea sambil menengok kanan-kiri saat tiba di gerbang sekolah.

"Ayo lurus dulu, baru ntar belok kiri. Pas banget kok di belakang gedung sekolah ini. Makanya suka banyak yang kabur."

Zea melihat banyak motor besar yang terparkir didepan warung itu. Anak-anak yang nongkrong pun terasa asing dimatanya. Seragam mereka begitu beragam.

"Rame ya."

"Iyalah, namanya tempat nongkrong. Sepi di kuburan sana." Zea mendorong bahu Karissa, "Yeh ngegas aja lu kambing."

"Dan!" panggil Karissa begitu melihat pujaan hatinya sedang mencomot gorengan disana.

"Ehh?!! Kok kalian kesini??" Jordan hampir tersedak gorengan yang kini menyangkut di tenggorokannya, seolah kehadiran mereka berdua sangat mengejutkan. "Mau ca—"

"WAHHH SIAPA NIHHH?? CANTIK AMAT!! BERDUA LAGI, MAKASIH TUHAN AKHIRNYA HARI INI ADA JUGA HAL YANG BIKIN GUE BAHAGIA!!"

"Gila! Sekalinya ada yang cakep, langsung dua coyyy."

"Ebusetttt!!! Ini pada dateng kesini ngapain atuh! Nyariin babang gantenk yaaaa??" kata Yuno, orangnya sebelas dua belas sama Moreo, sambil mencolek bahu Zea. Ditatapnya cowok itu dengan garang.

"Ih galak banget! Jangan somb—"

"No, udah No. Jangan digangguin mulu udeh ah elah," potong Aiden yang panik saat melihat gelagat Yuno yang mau menyentuh Karissa dan Zea kembali. Aiden yakin 100% kalau tidak diberhentikan kedua perempuan itu akan kesal setengah mati, terlihat dari ekspresinya yang mulai merasa terganggu.

Enak aja main megang-megang. Belom tau aja udah pada punya pawang.

"Gak seru ah! Baru juga gitu doang," gerutu Yuno dan teman-temannya, lalu kembali duduk dan ngobrol, sambil sesekali melihat kearah Zea dan Karissa.

"Ada apa, Ca?" ulang Jordan saat kondisi mulai sepi. "Mau cari Kak Ares, ada?"

Jordan dan Aiden celangak-celinguk mencari keberadaan Ares. "Daritadi sih dia gak ngikut kesini. Paling bentar lagi dateng. Mau ngapain emangnya?" tanyanya sambil melihat Karissa Zea bergantian.

ANTARESWhere stories live. Discover now