12 - Zeanne Queensha Bratadikara

1M 71.6K 11.9K
                                    

vote comment jangan lupa! gak boleh pelit jadi orang😣

"Gimana-gimana? Date lo lancar? Ada adegan sweet gak? Lo ngapain aja sama dia?" cerocos Selina begitu melihat Karissa memasuki ruang kelas.

"Sabar gue napas dulu," balas Karissa sambil tercengir. Melihat Karissa senyum dan cengar-cengir gak jelas, sampai rasanya itu gigi udah kering, maka dapat dipastikan date sama Jordan 100% berhasil.

Zea memegang bahu Karissa tak sabaran, "Ayo cerita ih! Cepetan gak sabar gue," ucapnya yang langsung diangguki semangat oleh teman-temannya.

"Dia sweet banget parah!! Rasanya gue jadi cewek terbahagia sedunia. Lo liat ini? Ini kalung dari dia," jeritnya tertahan. Cleo melihat kalung tersebut dengan mata berbinar.

"Astaga bagus bangett!!" Selina berdecak kagum. "Orang tajir beda, belom pacaran aja udah dikasih kalung kek gini."

"Eits, jangan salah. Kemaren gue ditembak sama dia," tambah Karissa dengan wajah bersemu. "Gila!! Congrats babee."

Segera mereka memeluki Karissa dengan bahagia. Bagi mereka, kebahagian teman berarti kebahagian mereka juga. Asal Karissa senang bersama Jordan, maka akan selalu mereka dukung. Apapun itu resikonya -seperti di bully kakak kelas cewek, disiriki oleh siswi SMA Derlangga, digosipin, difitnah, dan sebagainya- mereka tidak peduli.

Tapi sampai Jordan membuat Karissa bersedih, jangan harap hidup laki-laki itu akan tenang-tenang saja.

***

Zea melangkahkan kaki menaiki anak tangga satu per satu. Menghela napas saat menemukan tak ada kehidupan sedikitpun di rumahnya. Paling hanya ada pembantu, satpam, sopir, dan tukang kebun di halaman belakang.

Andai lo ada disini, Kak. Pasti rumah gak sesepi ini.

Memasuki kamar lalu memutuskan untuk langsung mandi. Seharian disekolah membuatnya benar-benar gerah. Dan ia butuh berendam dalam air dingin dengan aroma wewangian strawberry secepatnya.

Setelah selesai mandi, ia mengenakan kaos putih tipis dan hotpants berwarna hitam.

Merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Berusaha untuk istirahat, setidaknya 30 menit saja. Hari ini ia sangat lelah atas tugas dari guru yang tak ada habisnya, belum lagi ujian-ujian yang menanti.

I love it when you call me señorita

I wish I could pretend I didn't need ya

But every touch is ooh la la la

Zea segera mengambil ponselnya yang berdering itu, melihat nama panggilannya, lalu berdeham untuk menormalkan suara.

"Ada apa, Kak?"

"Gimana kabar lo?"

"Baik-baik aja. Everything is okey. Kenapa nelpon gue?"

"Engga ada apa-apa. Gue cuma pengen nelpon aja. Udah lama kita gak ketemu, gue khawatir lo kenapa napa."

"Lo ngeraguin gue? Gila!"

"Enggalah! Zea diraguin? Udah bego kali gue."

Zea tertawa mendengarnya. Dia merindukan suasana itu. Ingin rasanya ia kembali, tapi tidak bisa. Bukan, maksudnya belum bisa.

"Is he getting better?"

Zea tak membalas, ingin rasanya ia berkata 'Oh jelas! Dia udah jauh lebih baik' tapi kenyataannya tidak seperti itu.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang