27 - Markas Merakyat

803K 60.6K 10.4K
                                    

HAPPY 100K!!!!🤩🤩🤩 YEAYYYY❤️❤️

makasih buat semuanya yang setia nunggu cerita ini, padahal akunya sering iseng ngegantungin mulu😛

***

"Udah nyamperin Kak Ares belom?" tanya Karissa sambil mengaduk kuat bakso yang sedang dimakannya.

"Lah buat apaan?" balas Selina dengan penasaran. Mendengar nama calon masa depannya disebut-sebut, langsung connect dia.

"Lo gak macem-macem kan, Ze?" selidik Serra sambil menatap manik mata gadis itu. "Apa sih kalian tuhhh? Gue mau urus MD," kata Zea gemas.

"Ohhh," balas keduanya mengangguk-anggukan kepala. "Gimana woi, Ze? Ko Hayden ntar nanyain lagi ke gue."

"Ck! Belom lah. Mau gue samperin kemana coba? Terus ngomongnya gimana?" Zea memajukan bibirnya. "Eh santai aja tuh bibir," kata Selina sambil mencubit bibir Zea.

"Sakit bego!" keluhnya. "Ke kelasnya aja dulu. Baru ntar ngomong. Ngalir aja, masa sampe perlu pake persiapan? Lu kira mau ngomong sama presiden?" kata Karissa, lalu menyuapkan kembali sesendok nasi kemulutnya.

"Emangnya MD ada apa, Ze? Mau ada project ya?" tanya Cleo yang tadi sedang minum susu coklat. "Iya, buat acara tahunan nanti gitu deh."

"Bakal tampil apaan lo pada?" Serra bertanya yang akhirnya dijawab oleh Karissa, "Ada deh, liat aja nanti. Pokoknya spesial banget deh!"

"Ze, ayo gue temenin ke kelasnya Kak Ares." Karissa menarik tangan Zea untuk mengikutinya yang sudah bersiap untuk pergi.

"Eh—ehh!! Tunggu bentar dulu woii."

"Halah alasan aja lo, udah ayo jalan!"

Ketiga temannya yang tersisa hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Karissa dan Zea.

***

"Cari apa?" kata kakak kelas didepan Zea dengan ketus, saat melihat gadis itu hanya berdiri didepan pintu kelas XII-A IPS.

"Are—Kak Aresnya ada, Kak?" tanyanya dengan sopan. Diperhatikannya raut wajah kakak kelas itu mulai berubah menjadi semakin tidak bersahabat. "Ada urusan apaan lo?! Jangan modus ya! Gue tau banget adek kelas cuma mau modus doang palingan."

"Ada urusan penting Kak buat acara tahunan."

"Yakin lo?" kata si perempuan itu. "Hah! Dikira gue gatau apa?!" lanjutnya dengan suara pelan, seolah sedang mencibir.

Dengan bingung Zea dan Karissa saling tatap.

Ribet amat tinggal kasih tau aja Ares ada dimana juga.

"Hmm— Jadi Kak Aresnya dimana, ya?" lanjut Karissa hati-hati. "Ada di Warung Mang Oji!" Jawab kakak kelas dengan sedikit membentak.

"Santai kampret!!" Pengennya sih Zea jawab itu, abisnya kenapa ngegas banget sih?!

Tapi mengingat dia kakak kelas, jadi ditahan aja deh.

"Oke. Makasih ya, Kak." Zea membalas dengan cepat, lalu ditariknya lengan Karissa.

Sambil berjalan ia bertanya, "Warung Mang Oji? Dimana dah?" Zea baru pertama kali mendengar tempat itu.

"Gila lo ya?! Udah hampir 2 bulan lo sekolah disini dan gak tau Warung Mang Oji??" tanya Karissa dengan sewot. "Ya emang gak tau? Mau diapain."

"Makanya banyak bergaul woi. Diem-diem aja sih, masa markasnya Calz aja lo gak tau?" Karissa berdecak tak percaya.

"Calz? Itu nama—"

ANTARESWhere stories live. Discover now