Part 8

2.3K 190 38
                                    

"Kau!!!"

"Apa yang kau lakukan!!" teriak kris pada orang yang memukulnya itu.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, apa yang kau lakukan pada milik mean.." jawab orang itu.

"Apa maksudmu?? Milik mean?? Siapa?? Dia???" Tanya kris bertubi-tubi.

"Kupikir, kau tidak terlalu bodoh untuk memahami apa yang sudah kukatakan"

"Mark!!!" Triak kris tidak terima.

Yah...pria yang memukul kris adalah mark siwat, sahabat sekaligus sepupu mean phiravich.

"Jangan berteriak padaku, atau kau akan tau akibatnya" balas mark dingin dan .menatap tajam kris.

"Hu..huhu..huu.huu.." kedua pria tampan yang masih saling menatap tajam itu, beralih pada pria mungil yang masih asik dalam acara menangisnya itu.

Mata merah, bibir mengerucut, serta kedua tangan memilin-milin bajunya. Sungguh siapa pun yang melihatnya sudah tidak tahan ingin memasukkannya ke dalam karung dan menculiknya.

Bahkan mark yang memasang wajah dinginnya dari tadi ambyar sudah.. 'astaga tuhan. Boleh tidak aku menikung sepupuku sendiri' tanya mark dalam hati.

Mark berjalan mendekati plan, yang masih duduk di kursi tinggi depan bartender tadi.

"Hai..." sapa mark dengan senyum ramah.

Plan si pemuda mungil itu menaikkan wajahnya menatap pria yang menolongnya itu.

Plan terdiam sejenak, menatap pria tampan itu dari ujung kaki hingga ujung rambut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Plan terdiam sejenak, menatap pria tampan itu dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Kau tidak papa" tanya mark pada plan.

Pria mungil itu melengkungkan bibirnya ke bawah, tidak lupa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Cup..cup...cup" jangan menangis oke, aku ada di sini. Tidak akan ada yang berani menyakitimu.

"Apa ada yang terluka" tanya mark lagi.

"Emm" plan bergumam sambil menggelengkan kepalanya.

"Apa pria itu berbuat kurang ajar padamu" sambil menunjuk kris yang masih memasang tampang kesalnya.

"Emm" plan kembali menggelengkan kepalanya.

"Lalu kenapa kau menangis??" Tanya mark pada plan.

"Hiks...dia mengejekku.. huaaaa" plan kembali menangis dengan keras.

"Cup...cup, sayangku jangan menangis oke" jawab mark refleks memeluk plan yang menangis.

'Ya tuhan...seandainya aku lebih dulu bertemu dia dari mean' bisik mark dalam hati.

"Plak...plak...plak.." terdengar suara tamparan yang keras.

"Aduh..aduh..du..du..!!" Pekik mark kesakitan.

MY ABSURD BOY {HIATUS}Where stories live. Discover now