47

1.8K 60 1
                                    

"Setiap, detik menit dan jam kau selalu mempunyai beribu cara membuatku jatuh ke dalam sebuah jurang kerinduan."
-The Cool Possesive kakel

Happy Reading ❤❤
___________________________________________________________________________________________

Suara, gelombang ultrasonik yang cukup keras dilontarkan dengan tak santai.

Berbagai makian dan sumpah serapah sudah Azlan dapatkan Malam ini. Belum lagi, keadaan rumah sakit yang baru dipel, terkena tetesan air mata sang langit, hujan.

Azlan menerobos kerumunan orang orang yang sekiranya mengganggu dirinya berjalan lebih tepatnya berlari.

Wajah datarnya kini digantikan dengan ekspresi khawatir, jika saja jantungnya bisa lari dan melompat maka sudah dipastikan sejak tadi.

Beberapa kali pula Azlan merapalkan doa doa didalam hati, untuk menghalau segala pemikiran buruknya.

Hari sudah menunjukkan pukul 23.57, tinggal hitungan menit lagi hari ulang tahunnya, tetapi bukannya merasa senang, Azlan justru berlari di koridor rumah sakit dengan peluh di dahinya.

"anjing awas! " Azlan meneriaki seorang pemuda yang menghalangi jalannya, membuat sang pemuda memundurkan langkahnya, memberi celah bagi Azlan untuk lewat.

Tak memperdulikan lagi tentang pemuda tadi, Azlan semakin mempercepat laju jalannya..

Saat sudah sampai di ruangan yang ingin ia datangi.

Dengan bergetar ia membuka kenop pintu, dahinya berkerut saat melihat semuanya berkumpul memandang ruangan berkaca itu.

Azlan mendekat, disana ada Fardan yang sedang menempel pada dinding kaca. Dan ada Rena yang sedang menangis di Sofa.

Azlan mengelilingi sekitar semuanya tak ada yang bersuara barang sedikitpun, malah mereka semua tampak menangis. Dhara yang menangis dalam diam, Michell yang bermata sembab sehabis menangis. Lalu Mela yang diam bersandar pada dinding kaca tersebut.

Bahkan Egi yang menelponnya sejak tadi pun hanya diam.

Azlan semakin heran, ada apa sebenarnya. Azlan meneliti di dalam ruangan Kaca tersebut begitu banyak orang orang berbaju putih memenuhi ruangan.

Ekspresi terkejut diwajah Azlan begitu kentara di saat wanita paruh baya berbaju putih yang diyakini dokter melepas semua alat bantu tak terkecuali.

"ITU APA APAAN" panik Azlan setengah berteriak, sedangkan tangis Shierra semakin kencang, Chico berusaha menenangkan istrinya "Ini uda takdir ma"

Rena semakin menggeleng kuat, meremas ujung bajunya ia tak tahan demi apapun, Egi semakin erat memeluknya, menyalurkan kekuatan.

Azlan semakin kalut, dirinya bukan tak mengerti situasi apa ini namun ia tak pernah bermimpi akan berada disituasi ini.

Devan menghampiri Azlan, dirinya menghembuskan nafas "Semua udah diatur tuhan, Lan! " Devan menepuk pundak Azlan.

Azlan diam mematung, seketika senyuman hangat itu kembali muncul di kepalanya. Bayangan bayangan yang menampilkan seorang gadis bermata hazel itu kembali menyerang dirinya.

The Cool & Possesive KakelWhere stories live. Discover now