45

1.9K 58 3
                                    

"Ingin kembali memutar waktu agar kenangan kenangan indah kita dulu kembali lagi, bukannya masa masa sulit yang akan menjadi kenangan pahit bagi kita"
-The Cool & Possesive kakel

Happy Readingg ❤❤
_______________________________________________________________________________________________________________________________

Seorang laki laki sedang berlari mendorong brankar diiringi perawat perawat rumah sakit tak lupa satu orang dokter.

"Bangun ya, gue mohon" Lirihnya menatap gadis yang ada didepannya, gadis yang masih terbaring lemah tak berdaya.

"DINN BANGUN, GUE MINTA MAAF " Teriaknya sepanjang jalan, berharap sang Gadis membuka matanya.

"Lo kuat Din, lo pasti kuat! Gue yakin" Dia terus memotivasi gadis didepannya.

Namun gadis itu tampak setia terpejam.

Brankar semakin cepat didorong dan memasuki ruangan UGD.

"Anda dilarang masuk" Perawat mencegahnya untuk ikut masuk.

"Saya harus masuk sus" Dirinya tetap mengotot ingin memasuki ruang UGD juga.

"Tidak bisa! biar kami yang atasi keadaan pasien. Percayakan pada kami" Ucap Perawat itu.

"Iya Lan, biarin mereka bertindak. Kalau lo kayak gitu yang ada makin lama nantinya" Ucap Devan yang baru datang diikuti Adit dibelakangnya. Pintu UGD sudah ditutup rapat sekarang. Yang Azlan lihat hanyalah Pintu kaca yang Dilapisi gorden.

Dirinya terduduk lemas, bersandar pada dinding di depan UGD menjadikannya penopang tubuhnya yang rapuh.

Mereka meringis melihat kondisi Azlan yang sudah tak beraturan, seragam yg penuh dgn noda darah dan rambut yang urak urakan serta mata yang sembab dan pandangan kosong.

Mereka berdua memilih duduk di kursi depan UGD karena Azlan butuh waktu sendiri.

"Kasih Tau orang tuanya" Suara Azlan tiba tiba dikeheningan "Udah" Sahut Adit singkat.

Tak lama datanglah Egi, Rena, Dhara, Michell, Mela, Shine dan juga Krystal.

Rena yang menangis terisak, lalu Dhara yang menangis dalam diam.

"Udah jangan nangis, kita harus kuat demi Dinda" Michell mengelus pundak Dhara dengan Lirih, bagaimana bisa ia berkata seperti itu sedangkan air matanya sebentar lagi meluruh.

Berbeda lagi dengan Mela ia sudah menangis sepanjang jalan dan sekarang menatap kosong pintu yang tertutup itu. Air matanya pun mungkin sudah habis dan lelah untuk keluar lagi.

"Ren, jangan nangis dong ntar jelek loh" Egi berusaha menghibur Gadis yang masih terisak itu.

Azlan langsung bangkit dan menarik lengan Krystal kasar untuk mendekat kearahnya, mencengkramnya "PUAS LO?? HAH PUAS? " Bentaknya pada gadis dihadapannya.

"Bang apa apaan sih? Gak usa teriak teriak bentak orang bisa kan? " Tegur Shine melepas cengkraman tangan Azlan dari lengan Krystal yang sudah menimbulkan bekas kemerahan.

"LO PIKIR GUE GAK TAHU, KALAU SEMUA INI RENCANA LO?! LO SENGAJA PURA PURA MAU KETABRAK BIAR APA? HAH BIAR APA? " Azlan menjeda ucapannya "BIAR BIDADARI, MALAIKAT GUE NOLONG LO KAN? DAN LO LIAT SENDIRI, LO LIAT PAKE MATA LO! SEKARANG RENCANA LO BERHASIL "

Krystal nangis terisak "ak-aku gak gak pernah se-sejahat itu Azlan" Krystal menatap Azlan dengan penuh perasaan bersalah.

"GAK PERNAH?? LO SADAR GAK SIAPA YANG UDAH NGACAUIN HUBUNGAN KITA? LO KAN! LO ORANG YANG PALING AMAT BERNAPSU UNTUK BUNUH DIA! "

The Cool & Possesive KakelWhere stories live. Discover now