39

1.6K 56 2
                                    

Seorang gadis berambut cokelat sedang berdiri dibawah terik matahari. Mata hazelnya menyipit terkena pantulan cahaya.

Berapa kali ia meruntuki dirinya sendiri yang menolak ajakan sahabat sahabatnya untuk pulang bersama, atau bahkan membawa mobil sendiri.

"Ya ampunnn nasib gue gini Amaat" Dinda gadis itu,  mendudukkan bokongnya dikursi halte bus.

Ia mengumpat terus menerus,  betapa sialnya ia hari ini.

Mamang saswi pasti tak tahu ia pulang lebih cepat,  dan ponselnya pun habis baterai betapa sialnya ia.

Dinda menutupi sinar matahari dengan tasnya yang tak terlalu besar.

Dirinya terpaksa harus menunggu angkutan umum lebih lama lagi.

"Cewek, sendirian aja nih? " Dinda terkejut saat didepannya sudah ada 4 remaja laki laki yang ia yakini anak anak berandalan.

Dinda tak menghiraukannya, ia berusaha mengontrol rasa takutnya. Namun sialnya semakin ia mencoba menghilangkan rasa takut semakin besar pula rasa takutnya. Apalagi salah seorang dari mereka sudah duduk disebelahnya.

"Cantik banget sih" Remaja laki laki itu menyolek dagu Dinda,

"Ish jangan pegang pegang" Ketus Dinda menepis tangan pemuda itu.

"Wih galak juga dia bro" Pemuda yang lainnya pun menimpali.

"Uda lah sayang, jangan gitu. Pulang bareng kita aja yuk dari pada nungguin angkutan umum"

"Najis" Umpat Dinda "Mending gue nelpon pacar gue dari pada pulang bareng lo! " Dinda memasang wajah jutek miliknya.

Pemuda pemuda itu tertawa ntah apa yang ditertawakannya.

"Siapa? emang punya pacar gitu? "Tanyanya menantang.

"Adda lah"

"Kalau ada, berarti pacar kamu gak sayang kamu sayang.. Buktinya masa dia biarin cewek secantik dan seimut kamu disini sih" Pemuda itu mengusap ngusap rambut Dinda,  membuat Dinda menepis tanganya.

"Lo pada bisa diem gak. Sih? "Bentak. Dinda kesal,  lalu bangkit dari tempat duduknya.

Saat ingin berjalan menjauh tangannya sudah dicekal oleh salah pemuda tersebut.

"Lepasin tangan gue!" bentaknya berusaha melepaskan cekalan itu, namun bukannya dilepaskan cekalannya makin kuat.

"LEPASIN BEGO! " bentak Dinda

Plak!

Pipinya memerah "Jaga omongan ya manis,  jangan buat kita jadi kesel sama lo"

"Mau lo  pada apa sih? " Dinda menatap mereka satu persatu.

"Lo harus jadi pacar bos kita" Dinda mengerutkan dahinya.

"Bos? Kenal lo pada aja gue gak! Jangan ngaco lo"

BUKK!!

Dinda dan pemuda yang menyekal tangannya terkejut,  saat salah satu dari mereka sudah dipukul dan tersungkur.

Bugh!!

Satu pukulan mendarat dengan sempurna dipemuda lainnya.

Bugh!  Kaki panjang Azlan sudah menghantam selangkangan pemuda lainnya.

"Kak Azlan" senyuman terbit dibibirnya.

"Lepasin dia" Ucap Azlan dengan nada dingin.

"Haha lepasin? Emang lo siapanya hah? Jangan sok deh" Pemuda Itu sudah beralih memeluk Dinda, membuat Dinda meronta ronta.

The Cool & Possesive KakelWhere stories live. Discover now