Epilog

1.8K 43 1
                                    

Nikmati saja prosesnya, jangan mundur itu kuncinya, maka akan tersenyum nanti hasilnya

***

Pikir Alena, seminggu sudah Adrew berada di Surabaya. Walaupun begitu Alena dan Adrew masih tetap jaga komitmen dengan memanfaatkan sosial media sebagai sarana komunikasi mereka, meskipun mereka pernah lost contact akibat ponsel Alena yang terkena copet, tetapi tetap saja cinta mereka tidak pernah sampai lost.

Begitu terdengar suara ketukan pintu dari luar, Alena dengan segera merapihkan penampilannya, lalu keluar dari kamar dengan terburu-buru. Belum juga ia selesai memakai sepatu suara ketukan itu kembali terdengar.

"Siapa itu Len?" tanya wanita paruh baya, tengah merapihkan berkas-berkas di tangannya.

"Alena juga gak tau Tante," jawab gadis itu pada Zafin. Yah, Zafin dan Loren pindah ke rumah Alena sudah tiga hari yang lalu, dikarnakan rumah Zafin terjual untuk membayar utang-utangnya.

"Yaudah kamu buka!" Alena mengangguk, setelahnya berjalan ke arah pintu.

Tangan gadis itu membuka pintu coklat itu dengan perlahan. Mendadak wajahnya seketika terkejut begitu melihat pria berkemeja biru ada di depannya, pria itu membawa sebuah plastik besar berwarna hitam yang Alena tidak tahu isinya apa.

"Adrew!" sontak Alena langsung memeluk pria itu dengan hangat, kemudian melepasnya kembali.

"Kok udah pulang?" Adrew tersenyum, lalu duduk di halaman depan rumah Alena.

"Lagian siapa sih yang ke Surabaya," Alena tercengang mendengarnya, lantas gadis itu ikut duduk samping Adrew.

"Maksud kamu apa?"

"Gue gak ke Surabaya."

"Hah?! Lah kok?"

"Masih kurang jelas? Gue gak ke Surabaya." ucap pria itu mengulang penyataannya.

"Udah baca belom suratnya?" tanya Adrew.

"Udah,"

"Waktu lo baca suratnya gue liatin dari jendela kamar lo,"

"Hahh?!! Demi apa?"

"Beneran. Lo nangis-nangis kan?" mendadak Alena merasa malu, ternyata orang yang ia tangisi malah melihatnya.

"Auah kesel! Gak jelas!" sungut Alena sebal.

"Siapa yang gak jelas?"

"Orang jelek."

"Terus seminggu kemarin kamu ke mana?! Aku main sama Airin gada kamu tuh,"

"Nginep di rumah Rava," ujarya enteng.

"Kamu boongin aku?!"

"Udah niat dari lama sebenernya," mata Alena membulat, kemudian Adrew memegang pipi Alena, supaya gadis itu tidak marah. Kemudian tangan Adrew terulur mengambil kantong plastik besar yang dibawanya tadi.

"Nih hadiah, buat orang yang suka nangis." kata pria itu sembari menyodorkan kantong plastik itu ke Alena.

"Gak lucu bercandanya! Sumpah beneran gak lucu!!" maki Alena dengan memukul pundak Adrew, tapi justru malah membuat Adrew tertawa.

Perfect Couple [Completed]Where stories live. Discover now