Jalan

1K 48 4
                                    

Semakin kamu dekat dengan yang lain, rasa itu akan semakin jelas terasa

***

Bel pulang sekolah telah berkumandang. Alena berjalan beriringan dengan Airin di koridor menuju tangga. Sampai tangga, mereka bertemu dengan Adrew dan Rava yang baru turun dari lantai atas. Tempat anak kelas dua belas berada.

"Eh Rava, nyari Airin kan?" ucap Alena ramah.

"Tau aja lu Len, gapapa kan gue pinjem dulu?" balas Rava tertawa renyah.

"Ambil aja kali."

"Gue duluan ya Len. Bye!" ujar Airin sambil melambaikan tangan ke udara, kemudian pergi bersama Rava yang merangkul pundaknya. Setelah itu tersisalah Adrew dan Alena dengan suasana canggung.

Mereka saling menatap hingga terenyah cukup lama, keduanya seperti tidak rela untuk memutuskan pandangannya, seakan-akan sedang menyiratkan perasaan dan unek-unek yang tak mampu mereka ungkap dengan kata.

Alena berdehem. "Aku duluan," pria itu mengangguk pelan, membiarkan Alena pergi menuruni tangga.

Langit sudah begitu gelap, suhu udara yang begitu rendah, membuat tubuh Alena begitu kedinginan. Sore ini Alena masih berada dipinggir lapangan sekolah, untuk menunggu ojek online yang tidak kunjung datang. Di sekitaran sana sudah cukup sepi, hanya tersisa segelintir orang dan beberapa kendaraan di parkiran yang letaknya dekat lapangan.

"Airin nggak bareng lo?" tanya Kelvin yang tahu-tahu muncul dari arah belakang.

"Udah balik sama Rava," jawabnya singkat tanpa menoleh, tidak mau mengulang kejadian seperti waktu di kantin.

"Ngapain di sini sendiri?"

"Nunggu ojek yang gua pesen, belum dateng."

"Bareng gue aja Len," ujarnya kemudian Kelvin menarik asal tangan Alena.

Alena terseret hingga ke parkiran, tepat depan motor Kelvin. Tangan gadis itu sedikit memerah, disebabkan Kelvin mencekalnya terlalu kuat.

"Apaansi maksa banget!" ketus Alena memasang tajam kedua bola matanya.

"Bukannya maksa," elak pria itu.

"Narik-narik gitu, bukan maksa?"

"Gue cuma berniat nolong lo,"

"Gue udah pesen tukang ojek, dikit lagi juga sampe. Lagian ada yang lebih pantes bisa lo tolong!" sarkas Alena pada Kelvin.

Alena menghela nafas, meredam amarahnya dan memandang Kelvin pias. "Kak Kelvin, gue udah punya Adrew. Please, bersikap biasa ke gue, sama kaya lo ke cewek yang lain." ujarnya setelah itu pergi meninggalkan Kelvin menuju halte.

Seorang pria yang sedang dibalik tembok parkiran merasa senang dengan pernyataan yang baru saja diucapkan Alena. Sejak Alena turun tangga, sosok itu selalu mengintai Alena sampai kemari. Kemudian pria itu segera beranjak dari sana.

Kini angin yang bertiup begitu kencang, membuat awan berubah yang cerah menjadi awan yang gelap, serta didominasi dengan sahutan petir yang saling menyambar, hingga menghasilkan suara gemuruh hebat.

Perfect Couple [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن