Say Goodbye

1.1K 43 9
                                    

Bermain itu wajar, yang tidak wajar bermain-main dengan hati lalu pergi tanpa pamit untuk kembali

***

Waktu istirahat berkumandang nyaring ke indera pendengaran murid-murid SMA Merah Putih yang tengah bergemuruh, melihat ke arah koridor kelas sebelas sambil berbisik-bisik membicarakan gadis blasteran Indo-Span berambut pirang gelombang terurai panjang. Kini tengah berjalan di koridor menuju kelas 11 IPA 1. Tidak lama gadis itu pun memasuki kelas tersebut.

Dua sekawan yang selalu menempel itu keluar kelas dengan sedikit terheran pada murid-murid yang sedang berbisik-bisik tidak jelas. Tidak mau tau apa yang sedang dipergunjingkan oleh para si penggosip sekolahnya, Alena langsung menarik tangan Airin menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah meminta jatah asupan.

Sampai di kantin Alena duduk di kursi yang kosong dan langsung memesan siomay pada penjual. Tak perlu menunggu waktu lama pesanan mereka akhirnya datang, dengan antusias Alena pun mulai melahapnya.

"Alena, katanya di kelas kita ada murid baru. Cantik banget gila! Katanya pindahan dari Eropa," ucap Airin heboh, sementara lawan bicaranya hanya cuek dan melanjutkan menyantap siomaynya.

"Ihh, lu kok diem aja!" Alena menautkan alisnya bingung.

"Terus gue harus respon gimana?"

"Ahh! Gak asik lu dari kemaren diem mulu. Yaudah sih ya Len, lu tuh sama Adrew cuma break... BREAK... B R E A K. Jelas?!" seru Airin sambil mencondongkan kepalanya ke depan muka Alena.

"Apansi! Enggak tuh gue biasa aja," ujar Alena cuek, lalu kembali menyendok siomaynya ke dalam mulut.

"Auahkk! Males ngomong sama orang kepala batu kaya lo!" Airin berdecak, rasanya ingin merauk wajah Alena yang selalu cuek dengan keadaan sekitar.

"Yarin aja, gue doa'in Adrew cari pacar lagi. Biar mampus lo!" tukas Airin kemudian menegak minuman yang dipesan Alena tadi sampai habis. Sesekali Airin mendelik ke Alena yang selalu diam dan melamun tidak jelas, jengah rasanya ketika melihat sahabatnya ini selalu tampak murung.

"Len gue saranin, lu cepet minta maaf deh sama si ketos es itu. Setelah gue pikir, ya emang lu yang salah." titah Airin mengingatkan Alena akan kejadian kemarin.

"Lo juga sih Len. Jelas Adrew gak terima lah, liat ceweknya disentuh cowok lain!" oceh gadis itu lagi.

"Kenapa sih ngebahas itu mulu? Males gue dengernya!" sungut Alena lalu bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja meninggalkan Airin.

"Nyenyenye... Dasar maklampir! Dikasih tau juga!" ledek Airin masih duduk di kursinya.

Alena terus berjalan ke arah tak menentu. Hati dan fikirannya tengah kacau, gadis itu tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya kini. Ia melangkahkan kakinya dengan menggebu-gebu, menahan emosi dan kesal yang sedang berkecamuk dalam benaknya. Di perbelokan jalan menuju kelasnya, tak sengaja Alena menubruk seseorang hingga tersungkur di atas lantai.

"Maaf gue bener nggak sengaja," ujar Alena kemudian membantu orang itu untuk berdiri.

"Gapapa. So, I'am its okey." katanya sembari menepuk-nepuk roknya yang sedikit kotor.

Alena tertegun setelah menatap wajah orang itu, ia seperti sempat pernah melihatnya. "Nama lu siapa?" tanya Alena penasaran.

"Gue Rayna anak baru di sekolah ini, kelas 11 IPA 1." sahutnya terdengar ramah.

"Gue juga kelas 11 IPA 1,"

"Wahhh, kebetulan banget, berarti kita sekelas dong! Salam kenal ya. Oh iya, gue sekalian mau nanya kelas 12 IPA 1 di mana ya?" Alena terdiam sebentar, meresapi kembali kata-kata yang diucapkan Rayna tadi.

Perfect Couple [Completed]Where stories live. Discover now