Break

1.1K 47 3
                                    

Segenap cara, aku lakukan untuk melindungimu dari banyak orang yang akan melukai kamu

***

Mentari pagi memaksa masuk ke dalam ruang kamar bernuansa pink soft milik Alena. Membuat seorang insan yang tengah terlelap merasa terganggu, setelahnya terbangun. Alena mengucak matanya pelan, lalu melihat jam beker yang bertengger manis di atas nakas.

"Jam enam?!" kaget Alena, kemudian langsung bangkit dari kasurnya mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi.

Hanya memakan waktu sampai tiga puluh menit untuk mandi dan memakai seragam. Selesai itu, Alena memasukkan buku-buku pelajaran yang diperlukan hari ini ke dalam tas ranselnya. Baru saja gadis itu hendak beranjak keluar kamar, matanya menemukan note di atas meja rias dan bertuliskan nama Airin di pojok kanan atas note itu.

Alena gue berangkat duluan ya. Tadi gue dijemput Rava, lu gue bangunin, gak bangun. Yaudah gue nulis ini aja. Satu lagi gue udah nyiapin makanan di meja makan oke see you dear :)

"Kebiasaan banget, ninggalin mulu!" sungut Alena sambil mengerucutkan bibirnya.

Setelah itu Alena terlonjak kaget melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam lewat empat puluh tujuh menit. Itu artinya gerbang akan ditutup tiga belas menit lagi. Gadis itu tergesa-gesa memakai sepatu sekolahnya, ia tidak sempat untuk makan. Buru-buru Alena jalan ke arah pintu, lalu keluar dan tak lupa mengunci pintu.

Baru saja Alena hendak melangkah untuk mencari tukang ojek, matanya menemukan Adrew yang sudah berdiri di depan rumahnya dengan motor sport di samping pria yang mengenakan seragam dan dibalut jaket levis. Pagi ini pria itu terlihat lebih ganteng, rambut pria itu sepertinya juga habis dicukur, sampai Alena terkesima melihat ketampanan pacarnya.

Gadis itu menghampiri Adrew ragu dan juga gugup. Jelas saja, ia masih malu dengan kejadian Adrew yang mencium pipi kanannya tadi malam. Tetapi, pria di depannya ini hanya memasang wajah tanpa ekspresi, seperti tidak ada kejadian apapun diantara mereka.

"Udah jam berapa?" tanya Adrew sedikit ketus.

Alena langsung melihat jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya. "Jam tujuh kurang sepuluh menit," sahutnya takut-takut pada pria yang sedang menatapnya tajam.

"Kebiasaan!"

Alena mencebikkan bibirnya. "Iya gak diulangin lagi."

Kemudian dengan cuek Adrew menaiki motornya dan memakai helmnya, lalu diikuti Alena yang duduk di belakangnya.

"Pegangan nanti jatuh,"

"Enggak mau, malu diliatin orang."

Tanpa menyahut ucapan Alena, pria itu langsung menarik pedal gasnya kuat. Refleks karna kecepatan motor yang dibawa Adrew terlalu tinggi, Alena langsung memeluk Adrew dari belakang, membuat pria itu tersenyum tipis dalam helmnya.

Sesampainya di parkiran sekolah, mendadak Alena menjadi pusat perhatian pengunjung sekolah, terlebih lagi dengan orang-orang yang ada di sekitar parkiran. Kebanyakan orang di sana, pada melempar tatapan sinis ke arahnya. Kemudian Alena langsung buru-buru turun dari motor Adrew.

Baru saja dirinya dan Adrew melewati parkiran, bisikan tak mengenakan untuknya sudah ia dapat. Bagaimana jika sudah sampai kelas nanti.

Perfect Couple [Completed]Where stories live. Discover now