Perhatian Adrew

1.2K 48 0
                                    

Perhatian itu tandanya takut kehilangan. Takut kehilangan itu maknanya udah ada rasa sayang

***

2 hari telah sirna...

Selepas dari operasi dua hari kemarin. Dokter menjelaskan kondisi Alena, bahwa setelah operasinya berjalan lancar, kondisi Alena mulai membaik. Sesuai dengan perkembangan kondisi Alena, gadis itu pun diperboleh untuk di pindahkan ke ruang inapnya.

Airin tengah menatap sahabatnya dari pintu kaca ruang inap Alena. Tak terasa bulir air hangat keluar lambat dari pelupuk matanya. Tidak tega melihat teman kecilnya yang selalu ceria, heboh, membuat dirinya terus tersenyum. Kini harus terkujur di ranjang pasien. Airin menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya pelan. Selepas itu tangannya memegang gagang pintu kaca dan membukanya perlahan.

Terlihat lah gadis yang terbaring di ranjang rumah sakit, yang masih enggan untuk membuka kedua kelopak matanya. Warna pucat di bibirnya tak kunjung membaik. Padahal banyak hati yang menunggu ia untuk tersadar.

"Assalamualaikum Alena," sapa Airin tanpa ada sahutan dari siapa pun.

"Len, lu kok nggak jawab sih. Dosa tau Len kalo ga jawab salam," katanya lagi mencoba untuk mengajak ngobrol Alena.

"Oh iya, lu lagi koma ya."

"Gue kangen lu Len. Gue pengen lu marah-marah lagi sama gue. Gue pengen liat lu adu mulut sama Kak Ferro. Lu jangan diem aja Len, jawab dong!" merasa geram Airin menggoyak-goyakan tubuh Alena yang tak kunjung membuka kelopak matanya.

Di sisi lain Ferro baru saja dari kantin rumah sakit, habis membeli makanan untuknya juga Airin. Saat dirinya hendak masuk ke ruang inap Alena, matanya menangkap Airin di dalam ruangan itu, pria itu memilih untuk berhenti dan diam di depan pintu kaca, sambil menatap pedih aksi Airin yang mencoba mengajak Alena berbicara, namun gadis berwajah pucat itu hanya diam tanpa suara.

Airin baru sempat mengabari Ferro hari ini, tentang kejadian yang menimpa sahabatnya. Karna rasa khawatirnya terhadap Alena hingga menutupi akal jernihnya.

Ferro masuk ke ruangan itu, menghampiri Airin yang berada di dalam, lalu mengusap pundak gadis itu berupaya menguatkan. "Sabar Rin, gue ini juga sahabat Alena dari kecil. Jadi gue bisa rasain apa yang lu rasa sekarang," gumamnya pelan.

Tangan Airin pun balas memegang tangan Ferro yang berada di pundaknya, lalu mengulas senyum. "Buat persahabatan kita tetap utuh kaya gini. Ini yang Alena mau."

Airin menghela nafasnya, lalu kepalanya mendadak terfikir sesuatu. "Len, gue pamit dulu ya," ujar Airin tampak terburu-buru.

"Kak Ferro gue nitip Alena sama lo ya. Gue mau kasih surat izin ke sekolah sebentar," pamit Airin sambil mengambil ponselnya di atas nakas.

"Nanti gue ke sini lagi."

Beberapa saat kemudian Airin keluar dari rumah sakit dan menjumpai taxi yang tengah memangkal di depan rumah sakit, tak lama kendaraan itu mengantarkan gadis itu menuju sekolah.

***

Zenap tengah asik menguping perbincangan hangat antara Kelvin dengan Airin di kantin. Gadis itu berpura-pura sedang melahap semangkok bakso, di samping meja yang diduduki Kelvin dan Airin. Dari informasi yang didapat kedua remaja di sampingnya sedang berbicara soal Alena. Zenap tersenyum simpul lalu segera bergegas dari tempatnya menuju kelas.

Perfect Couple [Completed]Where stories live. Discover now