43

1.5K 159 3
                                    

Chim buru-buru pergi ke komite setelah mendapat telepon dari Yoongi. Karena dirasa ada masalah, dia dengan cepat melajukan mobilnya membelah kota.

Rencana yang awalnya akan pergi ke rumah sakit menjaga sang ayah pun harus ditunda sejenak.

Sesampai di sekolah, Chim langsung saja bergegas ke ruang komite. Membuka asal pintu yang tak bersalah itu dan berakibat ditatap oleh orang-orang di dalamnya.

Menunduk meminta maaf dan pergi menemui Yoongi. Dilihatnya Yoongi masih sibuk dengan laptopnya.

Mengetik sesuatu disana dengan serius tanpa menyadari Chim yang sudah datang di depannya.

"Kak" panggil Chim yang langsung disadari Yoongi

"Kau sudah datang?  Duduklah dan minum dulu" Yoongi menyodorkan es kopi untuknya.

Chim mengenggamnya tanpa ada niatan untuk meminumnya.

"Jadi bagaimana kelanjutannya Kak? " ucap Chim to the point. Yoongi menghela napas lelah dan meletakkan kacamata yang bertengger di batang hidungnya.

Memijit pelan pangkal hidung yang dirasa kepalanya kembali berdenyut itu.

" Tidak bisa Chim. Mereka tidak menyetujuinya"

"Bagaimana bisa mereka seenaknya pada komite Kak? Ini kan juga untuk mereka" Chim mulai geram.

"Tetap saja Chim. Mereka tak akan menyetujuinya. Jika kita nekat, mereka justru akan menutup akses kita"

"Dewan perwalian sialan! " umpatnya yang bisa didengar oleh anggota diruangan itu.

Namun mereka memilih diam. Mereka paham bagaimana marahnya Chim yang begitu menakutkan itu. Meskipun Chim begitu baik dan murah senyum tapi tidak menjamin dia akan bersabar jika sesuatu menggangu urusannya.

"Kita cari cara lain Kak. " ucap Chim tiba-tiba.

"Cara apa Chim? Dewan sudah tak menyetujui, secara otomatis pihak yang terkait tak akan ikut menyetujui juga"

Ucapan Yoongi membuat Chim tersenyum sinis.

"Ada satu orang yang bisa ditahlukan Kak. Kau liat saja"

......

Setelah Tae terbangun dari tidurnya, hari sudah sore. Korden kamarnya tersibak karena angin meniupnya pelan. Kookie yang tertidur di sampingnya mulai menggeliat tak nyaman.

"Eunghh..  Hooaammm... " Kookie terbangun pada akhirnya.

" Kak Tae sudah bangun? " ucapnya sembari mengucek mata pelan. Tae mengangguk diam.

" Kau lapar kak? Mau kubuatkan sesuatu? " Kookie menawari Tae kembali.

" Tidak Kook. Kakak tidak lapar. Apa Chim sudah pulang? "

" Belum kak, kak Chim masih pergi. Dia mengirimi ku pesan jika komite sedang ada masalah. Jadi dia akan pulang terlambat"

"Begitu ya"

...

Tae pun meminta Kookie membantunya menuju kursi roda. Katanya ingin ke taman sebentar melihat bintang. Tapi Kookie menolaknya karena Tae memang harus membersihkan badannya terlebih dahulu lalu makan.

Ini sudah lewat jam makannya dan Tae masih menolak untuk makan. Katanya sih tidak lapar. Bohong jika jawabnya seperti itu.

Karena nyatanya dia hanya makan siang tadi. Dan Kookie harus memaksanya lagi. Mau tidak mau Tae akhirnya menurut.

Kookie cukup lega kakaknya bersedia makan meskipun tidak banyak tapi setidaknya jus yang ia buatkan sudah habis Tae minum.

"Jadi bisakah kita ke taman sekarang Kook? " ucap Tae memohon seperti anak kecil meminta permen.

" Baiklah Kak, tapi pakai jaket dulu ya lalu selimut jangan lupa dan syal"

"Kook.. Kita ini hanya akan ke taman bukan ke kutub selatan" ucap Tae kesal

"hehehe..  Biar hangat kak" nyengir Kookie watados.

" Nah sudah selesai..  Waktunya ke taman " Tae tersenyum manis mendengar keceriaan sang adik namun tiba berhenti dan membuat Tae heran.

" Sebentar kak, Coklat panas nya"

" Kookie!!.... "

Teriak Tae yang melihat Kookie berlari kearah dapur.

.

.

.

.

.

Ribet amat sih Kook..  😅😅

Akhirnya up juga... 

Maafkan author yang baru bisa up story ini...

Maafkan yaaa....

So? (The END)Where stories live. Discover now