9

2.4K 220 0
                                    

Aku memasuki gedung olahraga itu, terdengar jelas sorakan penonton yang melihat pertandingan. Aku oun menuju ruang penyimpanan dan mengecek semua barang yang sudah ada di list. Setelah itu aku berencana untuk menonton pertandingan tapi sebelum itu aku pergi ke kamar mandi untuk sekedar mencuci mukaku yang sudah kumal ini.

"Uhhh, benar-benar melelahkan aku bahkan belum sempat makan siang. Ditambah dengan pening ini, kenapa tak hilang-hilang" monologku mana diriku sendiri.  Sungguh kepalaku rasanya ingin pecah. Sebaiknya aku segera sebelum pertandingannya selesai.

Namun, tetap saja pening ini benar-benar menganggu. Apa karena aku belum makan siang.  Uhh,, sakit sekali. Aku tak bisa menahannya dan pada akhirnya aku pun tak sadarkan diri lantai toilet yang dingin ini

..............

"Ahh, akhirnya selesai juga. Aku akan mand-....  Kak Chim? Kau kah itu? " ucap seseorang yang terlampau terkejut melihat keadaan di toilet itu. Tanpa basa basi mendekatinya dan kemangku orang itu.

" Kak Chim... Kak, bangun kak" seseorang itu benar-benar frustrasi dibuatnya. Dia pun akhirnya meletakkan kembali orang itu dan keluar untuk meminta bantuan. Untung saja dua orang dari rekan tim sedang berjalan melewati nya tanpa basa basi menyeret dua orang itu untuk membantu.

...............

"eunghh... " kepalaku benar-benar sakit.

" Kau tak apa? Ada yang sakit? " seseorang bertanya padaku. Tae? Aku di .... UKS?. Ahh,aku baru ingat jika aku pingsang di kamar mandi ternyata dia yang membawaku kemari.  Aku menggeleng pelan.

" Kata petugas kesehatan, kau kelelahan dan asam lambung kambuh. Bagaimana bisa?! Apa kau tidak makan siang?! " ucap Tae geram.
" Maaf Tae, aku lupa waktu.  Pekerjaan dikomite benar-benar banyak tadi" jelasku sembari menunduk takut.

"Sudah kubilang untuk jangan memaksakan diri.  Untungnya Kookie menemukanmu dan membawamu kesini. Sungguh kau membuatku hampir jantungan, kau tau?! ". Ya, Tae marah sekarang dan aku juga yang salah karena terlalu ceroboh dengan diriku sendiri.

" Maaf Tae" lirihku. Bisa kudengan helaan nafas darinya. "Beristirahat lah lagi, aku akan menemanimu. Tapi sebelum itu makan ini" dia menyodorkanku semangkuk bubur. "Tapi pertandingan nya?". "Sudah menang, kita menang " ucapnya terlampau datar, aku tau dia sedang menahan emosi untuk tidak menjitakku.

" Ah, begitu ya. Emm,, selamat atas kemenangan nya. Aku ikut senang mendengarnya" ucapku lalu memakan bubur itu hingga tandas

.

.

.

.

So? (The END)Where stories live. Discover now