Bab 35

132 15 4
                                    

"Om, jadi selama ini lo duda anak 1?" Revan menoleh ke asal suara. Ia kaget liat Indi tiba-tiba ada dihadapannya.

"Sayang? Kok disini?" Tanyanya balik. Indi menyengit tidak suka karena pertanyaannya tidak mendapat jawaban. Alea tiba-tiba menangis makin kencang, otomatis Revan kewalahan dan prustasi. Gila ga sih, anak orang nangis kenceng di restoran, nangisnya gak nyelow lagi. Pusinglah pasti Revannya.

Indi yang tak tega melihat Alea menangis makin kencang langsung mengambil alih Alea.

"Sini biar gue aja Om. Kasian anaknya nangis mulu." Indi langsung menggendong Alea. Tiba-tiba Alea diam dan menatap Indi.

"Tante cantik deh. Alea cuka." kata Alea sambil mengusap matanya. Revan ternganga, anjay tadi aja digendong sama Revan nangis kejer, giliran Indi auto diem tuh bocah.

"Alea juga cantik. Jangan nangis lagi ya, kasian papanya kerepotan. Alea kenPa nangis?" tanya Indi lembut sambil membersihkan sisa air mata di pipi Alea.

"Alea mau mamam bubul, tapi gak dicuapin." Kata Alea sedih. Indi menatap Revan garang.

"Om, kalau anaknya mau disuapin, suapin aja kenapa sih, sama anak sendiri juga. Gak kasian apa anaknya nangis gitu." omel Indi pada Revan. Revan hanya bisa diam dan menatap Indi dan Alea. Berasa diomelin istri gue mah.

"Tante aja yang suapin Alea ya. Abis itu kita beli es krim." tawar Indi. Alea langsung menganggukkan kepalanya senang.

"Makacih tante cantik!" Alea mencium pipi Indi.

"Sama sama sayang." Indi mencium pipi Alea juga.

"Yang, mau di cium juga dong aku." Kata Revan. Dia iri melihat keponakannya mendapat ciuman dari Indi.

"Udah tua lo, malu sama anak kecil." kata Wawan. Oh iya, kita sampai lupa ada Wawan ada disini, maafin aku ya sayang.

"Eh kakak ipar disini juga." sapa Revan. Harus baik dong sama kakak ipar, biar dapet restunya gampang gitu lho guys.

"Geli gue bgst. Padahal lo lebih tua." Kata Wawan.

Plakk

"Tolong mulut anda dijaga ya, ada anak kecil disini." Indi menampar bibir Wawan. Wawan hanya bisa meringis kesakitan.

"Mam?pus."

Plakk

"Mulut anda juga ya. Modelan gini jadi bapaknya, ngomong gak disaring." Sekarang giliran Revan yang kena tamparan dari Indi. Wawan hanya cekikikan melihat calon adik iparnya yang tua ditampar adiknya sendiri.

"Karma sih lo ngeledek kakak ipar sendiri."

"Ngomong sekali lagi, gue tampar ya kalian." ancam Indi. Keduanya langsung diam. Akhirnya mereka duduk ditempat Revan tadi.

"Alea makan ya sekarang." Indi mengaduk bubur dan menyuapi Alea. Alea langsung melahap buburnya.

"Enak tante cantik." Kata Alea sambil tersenyum manis.

"Sayang, kamu mau pesen apa? Biar aku pesenin." Kata Revan sambil mengusap rambut Indi.

"Aku mau nasi goreng aja, makan nasi biar kenyang sama es jeruk." kata Indi sambil menyuapi Alea lagi dengan telaten.

"Gue ayam bakar sama nasi putih ya. Minumnya es jeruk." Kata Wawan.

"Gue cuma nawarin pacar gue."

"Oh jadi gitu? Mau gak dapet restu lo?" ancam Wawan.

"Hehe, siap kakak ipar." Aneh aja liat Revan diperbudak oleh bocah yang lebih muda dari dia. Yaudah demi restu mah Revan bisa apa. Bilang aja bucheen sih. Akhirnya Revan pergi memesankan makanan untuk pacar dan kakak iparnya.

"Gue baru tau kalau pacar lo itu duda anak 1." kata Wawan.

"Gue aja baru tau. Kagetlah anjir. Gue kira dia belum pernah nikah, eh malah udah punya anak 1 lagi, cantik lagi." kata Indi lesu.

"Alea cantik ya tante? Olang mama Alea cantik dan papa Alea ganteng." Kata Alea senang.

"Mama Alea kemana?" tanya Indi.

"Mama Alea pelgi jauhhhhh. Alea kangen mama😭." kata Alea sedih. Indi yang merasa bersalah karena mengingatkan Alea pada mamanya langsung memeluk dan menenangkan Alea.

"Kalau gitu anggap tante itu mama Alea aja, biar gak kangen mama lagi."

"Boleh ya tante?" kata Alea senang. Indi pun mengangguk.

"Holee, Alea mama balu." Alea memeluk Indi erat. Indi pun tersenyum.

"Serius lo mau jadi mamanya?" bisik Wawan. Indi mengangguk pelan.

"Ya gimana dong, gue udah jatuh cinta sama bapak dan anaknya."

-tbc-
05/09/2019

I Hate [NEW EDITION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang