Bab 21

1.8K 138 31
                                    

Lelaki yang mengendarai motor ninja tersebut membuka helmnya. Indi terkejut melihat siapa lelaku itu, ternyata dia adalah Ivan.

"EPAN!!! I MISS U!!!" teriak Indi langsung memeluk Ivan erat.

"Ehh, selow dong mbak. Oleng nih motor gara-gara lu."

Indi hanya nyengir dengan tampang tak berdosanya.

"Hehehe. Maaf Pan, gue kan kaget, syok gitu liat lu."

"Cuih, lebay najisun lu tong." Ivan menoyor kepala Indi.

"Uhh, jahat banget lu. Sakit bego! Lu emang gak kangen sama gue? Gue orangnya ngangenin kali." Ivan memutar bola matanya.

"Gak. Gak sudi kangen sama lu." Indi yang mendengar perkataan Ivan pun langsung memukul kepalanya.

"Aduh nyet. Sakit bego." Ivan mengusap kepalanya sambil melotot ke arah Indi, namun yang ditatap hanya cengengesan.

"Hihihi. Maaf ye. Oh ya, lu ngapain disini?"

"Gue kangen sama lu."

"Jangan gitu ah bang, nanti gue baper lho. Pas udah baper, eh malah ditinggalin lagi. Upss."

"Lu nyindir gue? Atau gimana?"

"Situ merasa emang? Kalo merasa ya maaf. Gue kan gak tau."

"Ngeselin amat lu jadi orang. Padahal niat gue baik lho mau jemput lu. Yaudah deh ga jadi kalo gitu."

"Eh, jangan dong Ivanku sayang, sayangnya udah baper terus ditinggal gitu aja. Hahaha." kata Indi terpingkal-pingkal.

"Gue pulang nih!" Ancam Ivan.

"Eh, jangan gitu dong Pan, gue bercanda kali ah. Yuk pulang sekarang." Ajak Indi. Ia segera menaiki motor ninja tersebut namun dihentikan oleh Ivan.

"Stop!!!"

"Ada apaan lagi sih?" Tanya Indi kesal. Ivan menarik tangan Indi agar mendekat. Dipasangkannya helm miliknya ke kepala Indi.

"Sip. Lu cepetan naik." Kata Ivan sambil tersenyum manis. Indi terkesima melihat Ivan.

"Terus lu pake apa dong? Helm lu kan gue yang pake." Tanya Indi sambil berkacak pinggang.

"Udah tenang aja. Sekarang, keselamatan lu lebih penting." Kata Ivan sambil mengusap kepala Indi.

"Nanti kenapa-napa dijalan gimana? Nanti ada polisi? Atau ada tilang? Gimana dong."

"Doain aja gak terjadi apa-apa. Omongan lu mah gitu. Pokoknya sekarang lu naik aja, kita pulang."

"Siap boss!" Kata Indi sambil memberi hormat.

~~

"Sial, gue lupa jemput Indi." Umpat Revan diruang kerjanya. Ia segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas ke parkiran untuk menjemput Indi.

"Semoga dia gak nunggu lama. Udah telat lagi." Kata Revan sambil melirik jam tangannya.

Akhirnya ia sampai di depan sekolah Indi, namun ia tak menemukan seorang pun disana hanya ada satpam yang berjaga.

"Mungkin Indi udah pulang. Gue telepon aja kali."

Revan menelepon Indi, namun ponselnya tidak aktif. Banyak pikiran negatif yang bermunculan didalam otaknya. Mungkin ia harus ke rumah Indi sekarang.

Sesampainya dirumah Indi, Revan langsung mengetuk pintu rumahnya. Tak lama kemudian, pintu pun terbuka.

"SETAN!!!" Kaget Revan.

Plakk

Pipi Revan ditampar oleh Alexis.

"Sembarangan bilang saya setan. Gak saya restuin baru tau rasa." Kata Alexis sambil memanyunkan bibirnya.

"Maaf tante, saya tadi refleks. Habis tante serem pake putih-putih begitu mukanya." Kaya Revan meminta maaf.

"Kan udah dibilangin, panggil mamah aja gimana sih. Ini namanya masker tau. Buat muka kita kinclong, bersih, bersinar, lembut dan mengkilap." Jelas Alexis.

"Alah, sunlight kali ah kinclong." Seseorang menyahut dari dalam.

"Iih. Papah mah gitu. Belain mamah dong."rengek Alexis.

"Bodoamat."kata Elgar sambil mengusap-usap burungnya.

(Burung dalam artian burung yang bisa terbang, jangan negatif, wkwkw.)

"Burung mulu dah yang diusap, guenya kapan?" Kata Alexis kesal. Elgar yang mendengar perkataan Alexis pun menoleh.

"Sayang, barusan ngomong apa?" Elgar menatap Alexis dengan pandangan yang sulit diartikan.

Revan hanya bisa menatap pasangan suami istri atau calon mertuanya itu.

"Hah? Aku emang ngomong apaan sih? Revan, emang mamah ngomong apaan?"kata Alexis bingung.

"Mamah bilang 'Burung mulu yang diusap, guenya kapan?' Itu yang mamah bilang."kata Revan.

"Ohhh- Astaga!" Alexis menutup mulutnya.

"Tau kan hukumannya apa?"tanya Elgar sambil menyeringai. Alexis yang tau langsung pergi, namun tangannya dicekal oleh Elgar.

"Mau kemana sayang? Sini hukuman dulu."

"Serius, yang?" Tanya Alexis gugup.

"Udah nikah, punya anak 2 udah gede-gede masih aja grogi, yang."kata Elgar sambil menarik Alexis ke dalam pelukannya.

"Abis kalau deket kamu bikin deg deg gan terus sih."kata Alexis sambil memukul dada Elgar pelan.

Elgar mendekatkan wajahnya ke arah Alexis. Alexis pun memejamkan matanya. Dekat, semakin dekat, dan

"Ekhem ekhem, om dan tante inget masih ada saya lho disini."kata Revan menyela.

"Sialan, ganggu banget ni bocah!"umpat Elgar dalam hati

"Menantu durhaka!! Ga seneng apa liat mertuanya lagi ena-ena." Umpat Alexis dalam hati.

***
Gue udah lanjut nih. Jangan komen next atau lanjut atau apapun sejenisnya itu.

Yang komen begitu, satu komen aku tambah waktu 1 minggu next.

Bahahaha.

Komenlah yang berfaedah^^

15 Juli 2017

I Hate [NEW EDITION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang