Bab 30

353 35 11
                                    

Pesanan yang sudah ditunggu tunggu akhirnya tiba. Indi kembali bersemangat saat ice cream kesukaannya datang.

"Come to Mommy, my lovely bunny!" Indi menatap ice cream dengan pandangan berbinar - binar.

"Lo kayak bocah deh beb." Kata Orlando sambil mengusap kepala Indi.

"Emang masih bocah kok. Dedeq masih kecil, masih polos qaqa."

"Gue tabok boleh ga?"

"Eh jangan dong, nanti dedeq lapor ke pacar dedeq."

"Masih kecil udah pacar - pacaran ni bocah. Pacar? Maksud lo om - om yang lagi sama tante cantik itu?" Orlando menyeringai.

"Sialan lo, Lan." Indi memukul kepala Orlando keras.

"Lo tuh yang sialan, main tabok - tabok aja. Sakit tau beb." Orlando meringis kesakitan akibat pukulan Indi yang melebihi batas kemampuan nya.

Indi menghampiri Orlando dan memeluknya. Posisinya adalah kepala Orlando berada di dada Indi.

"Beb."

"Apaan?"

"Btw gede juga(: kenyal kenyal gimana gitu."

Plakk

"Sialan."

"Kenapa ditabok lagi sih Olan yang ganteng ini?"

"Otak lo di laundry dulu sama, biar bersihan dikit. Otak bokep sih, kotor terus." Orlando hanya terkekeh.

Disisi lain, Revan menatap 'pasangan' yang sedang bermesra mesraan didepan sana.

Bermesraan?

Mata lo katarak?

Mereka lagi tabok tabokan

Apa mata lo perlu dibawa kedokter?

Whatever

Revan yang sudah panas terbakar api cemburu pun langsung menghampiri Indi dan Orlando.

"Indi, ayo pulang." kata Revan datar. Indi yang sedari tadi memakan ice cream pun menoleh dan mengangkat satu alisnya.

"Situ ngapain nyuruh - nyuruh saya pulang? Gak liat apa saya lagi makan? Buta? Apa perlu saya bayarin ke dokter mata buat operasi?" kata Indi sambil menikmati ice creamnya.

"Iya saya buta, buta karena cinta sama kamu."

Indi auto keselek.

Dengerin si Om ngomong gitu

Sumpeh

Kaga nyangka

Sejak kapan si Om bisa gombal dan makin alay?

So pasti sejak pacaran sama lu lah.

Iya juga ya.

Revan segera menyeret Indi keluar dari kedai ice cream.

"Ihh lepasin tangan aku." Indi mencoba melepaskan genggaman tangan Revan namun tidak bisa terlepas. Revan hanya diam dan menuju mobilnya.

"Lepas gak!" teriak Indi marah.

Revan akhirnya melepaskan tangan Indi dan menatap Indi tajam.

"Ngapain narik aku keluar, udah sana duduk lagi sama tante yang cantik itu." kata Indi sakrasme.

"Enggak mau."

"Apaan sih. Udah sana pergi! Pergi ke tante itu! Ngapain malah narik aku. Kasian tante itu sendirian kan?"

"Enggak mau."

"Sumpah! Mau lu apa sih sebenarnya?" Indi sedari tadi sudah menahan emosinya.

"Kamu salah paham, Indi. Dia itu Wendy sahabat kecil aku."

"Terus gue peduli gitu? Terserah mau sahabat, teman, selingkuhan bahkan pelacur lu juga gue kaga peduli." Indi yang hendak pergi dicegah oleh Revan.

Plakkk

Revan menampar Indi.

Kaget gue anjir

Indi meringis memegang pipinya karena ditampar oleh Revan.

"Jaga omonganmu. Wendy bukan pelacur." kata Revan marah.

Indi yang ditampar semakin emosi, namun ia memenangkan dirinya.

"See? Lu bahkan nampar gue cuma buat belain tante itu. Hahaha, udah lah, congrats sama tante itu ya, gue harap lu ga main tangan sama tante itu kayak yang lu lakuin ke gue. Permisi."

Indi masuk ke dalam kedai ice cream untuk mencari Orlando.

"Oh shit! kenapa gue nampar Indi. Goblok banget sih gue bisa dengan mudahnya tersulut emosi." Revan mengacak acak rambutnya frustasi.

Indi menghampiri Orlando yang sedang menikmati ice creamnya.

"Lan, anter gue pulang." Kata Indi serak sambil memegang pipinya yang memerah.

"Beb, lu kenapa? Pipi lu merah astaga. Lu nangis?" tanya Orlando bertubi tubi. Dia panik melihat sepupunya yang tampak kacau.

"LAN CEPET ANTER GUE PULANG!" tegas Indi. Tanpa berkata kata lagi, Orlando segera mengantar Indi pulang.

Saat di parkiran, mereka berpapasan dengan Revan.

"Sayang, maafin aku." kata Revan lirih. Indi hanya diam tanpa kata.

"Oh jadi lu yang ngelukain saudara gue. Brengsek!" Orlando memukul Revan dipipi kirinya sampai tersungkur.

"Jangan pernah lu deketin saudara gue lagi, Bajingan!"

Indi dan Orlando meninggalkan Revan yang tersungkur ditanah.

"Maafin aku, Indi."

●●●

Kangen ga? Hehe, inget nonton Dilan 1991 ya^^

03Mar2k19

I Hate [NEW EDITION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang