Bab 23

1.1K 96 24
                                    

"Sudah cinta dan sayang aku, sayang ?" Indi menoleh.

"Astaga dragon. Ngagetin banget sih Om, Eh Kak maksudnya." kata Indi sambil memukul mulutnya yang salah bicara.

"Om, eh?" Revan mengangkat alisnya.

"Maaf kak. Keceplosan. Suer. Jangan di hukum." kata Indi memelas.

"Hm, gimana ya. Tadi yang aku dengar serius?" Tanya Revan.

"Yang mana?" kata Indi polos.

"Yang itu."

"Yang mana sih?"

"Jangan pura-pura lupa, atau mau dikasih hukuman?" ancam Revan.

"Jangan dikasih hukuman, Kak!"

"Makanya jawab dong." Indi mengangguk pelan sambil tersipu malu.

"Serius?" tanya Revan memastikan. Indi mengangguk pelan.

Tiba - tiba Revan memeluk Indi erat.

"Aku juga sayang dan cinta sama kamu, Indi."

"Anjir lu berdua. Mesra - mesraan didepan gue yang menyandang status King of Joker alias Raja Jomblo Keren. Gue pergi aja. Bye!" Kata Ivan memayunkan bibirnya. Ia segera pergi dari tempat laknat itu.

Mending sama gue, Pan 💝
Gue jomblo kok 😘
Ivan punya gue 😘
Udah kena hak paten!

"Kak, lepasin. Pengap nih. Meluknya erat banget, aku gak bakalan pergi kok." Revan melepaskan pelukannya sambil tersenyum bahagia.

"Hehe. Maaf aku terlalu bahagia mendengar hal itu."

"Jadi, apa kita sudah resmi, lebih tepatnya sudah pas menjadi pasangan kekasih?"

"Stop kak, aku malu." Indi menutup wajahnya yang memerah akibat perkataan Revan.

"Kenapa harus malu? Aku sayang kamu, kamu sayang aku. Itu lebih penting dari pada rasa malu itu."

"Yang terpenting adalah hubungan kita."

~~~

Suara gelak tawa menyambut Revan yang baru saja memasuki ruang tamu. Revan melangkahkan kakinya dengan hati yang bahagia. Bagaimana tidak? Akhirnya hubungannya dan Indi sudah membaik.

"Revan." panggil Papanya. Revan pun menghampiri papanya.

"Iya pa." Jawab Revan.

"Lho, Kakak?" kata seorang perempuan yang Revan kenal. Revan hanya tersenyum tipis tanpa membalas ucapan perempuan itu.

"Aku enggak nyangka kalau kita bisa ketemu disini lho. Apa jangan - jangan kita ini jodoh?" kata perempuan itu (sok) genit.

*cewek genit lu ah

"Najis! Ogah! Kaga sudi!" umpat Revan dalam hati.

"Hehehe." jawab Revan malas.

"Ternyata kalian sudah saling kenal? Wah, berarti kita enggak bakalan susah ngejodohin mereka." kata Papa Revan tampak senang.

Revan yang mendengar ucapan papanya pun terkejoet.

"Papa! Aku kan udah bilang kalau aku udah punya pacar! Aku enggak mau dijodohin! Papa pikir aku enggak laku apa. Asal papa tau ya, banyak cewek yang ngantri sama aku, ngejar - ngejar aku. Tapi aku cuma milih Indi seorang." Kata Revan bangga.

"Kak Revan kenapa sih macarin cewek kayak gitu? Gak jelas banget. Udah bar-bar, alay, cerewet, tingkahnya kaya anak kecil, dan gak bisa diatur. Mending aku kemana mana kali kak." kata perempuan itu sambil mengedipkan matanya.

Revan yang mendengar perkataan perempuan itu pun naik pitam.

"Walaupun dia bar-bar, alay, cerewet, tingkahnya kaya anak kecil dan gak bisa diatur, setidaknya dia lebih baik dari pada kamu yang bertingkah seperti wanita penggoda." kata Revan dingin. Lalu ia berlalu meninggalkan ruang tamu.

"Om! Kok Kak Revan ngomongnya gitu sih! Bikes deh. Pokoknya bikes!" rengek perempuan itu.

"Revan, jaga perkataan kamu ya! Papa gak pernah ngajarin kamu kasar seperti itu! Minta maaf sekarang juga!" teriak Papa Revan marah. Namun Revan tak mempedulikan perkataan Papa nya.

"Bagus Van. Mamah dukung kamu! Mendingan Indi kemana - mana kali ah. Masa anak mamah yang gantengnya abcdefghijklmnopqrstuvwxyz itu mau dijodohin sama cewek kaya gitu sih. Ogah lah wauu." kata Mamah Revan dalam hati.

°°°

Maaf pendek, hehehe.

Miss me? Hihi.

30 Nov. 2017

I Hate [NEW EDITION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang