Bab 19

2K 147 50
                                    

Entah kenapa dan sejak kapan Indi mulai manja dengan Revan. Sedari tadi lengan Revan dipeluknya erat. Namun, sang empunya tak merasa risih, bahkan ia merasa senang akibat perlakuan dari Indi.

Tapi hal itu juga harus dipertanyakan oleh Revan. Kenapa tiba tiba Indi berubah, dari yang dulu ogah ogahan, cerewet, rusuh dan gak mau deket deket Revan, sekarang malah kebalikannya.

"Sayang."panggil Revan yang sedang fokus menyetir, tapi lengannya masih menjadi sasaran empuk Indi.

"Kenapa?"tanya Indi.

"Kok tumben kamu manja gini? Gak kayak biasanya."tanya Revan. Indi langsung melepas pelukan dari lengan Revan.

"Emang gak boleh?"kata Indi ketus.

Warning!!!

Alarm dari otak Revan berbunyi. Ini adalah tanda tanda perang dunia ke 7 dimulai. Ia harus mencegah hal ini terjadi.

"Boleh kok. Aku suka liat kamu manja gini. Suka banget malahan."kata Revan gelagapan. Indi langsung tersenyum dan memeluk lengan Revan lagi.

"Otot lengan kamu kekar ya."kata Indi sambil memegang otot lengan Revan.

"Stop!! Jangan dipegang lagi!!"kata Revan yang gelisah. Indi sendiri kebingungan, kenapa Revan terlihat begitu gelisah, padahal hanya dipegang otot lengannya.

"Kenapa emangnya?"tanya Indi bingung.

"Bahaya."

"Bahaya kenapa?"

"Pokoknya bahaya! Jangan dipegang pegang lagi."kata Revan memperingati. Indi dan sejuta kekepoannya pun memiliki rencana licik. Ia dengan sengaja memegang otot lengan Revan. Revan kaget dan akhirnya nge rem mendadak.

"Oh shit!" Umpat Revan.

"Mamah!!!!"teriak Indi ketakutan.

"Udah aku bilang kan, jangan dipegang! Malah ngeyel. Bahaya kan! Untung kita selamat, kalo enggak udah mati kita."kata Revan kesal. Indi menatap Revan dengan pandangan berkaca kaca.

"Maaf. Aku salah."lirih Indi. Revan yang tak tega melihat Indi seperti itu pun langsung memeluknya erat.

"Maafin aku juga. Aku juga salah kok, aku gak ngasih tau kalau di lengan itu adalah salah satu area sensitif ku." Kata Revan menjelaskan.

"Daerah sensitif?" Revan mengangguk.

"Daerah sensitif, ah lupakan."kata Revan. Indi merasa kesal karena Revan merahasiakan sesuatu padanya.

"Oh, sekarang mulai main rahasia rahasiaan? Oke. Cepet anterin sekolah, nanti telat."kata Indi ketus. Revan menghela nafas pelan, lalu ia mulai menjalankan mobilnya menuju sekolah.

Sesampainya disekolah, Indi langsung turun tanpa berpamitan ataupun menoleh Revan.

"Yah, nyonya besar ngambek."kata Revan gusar. Revan menatap kepergian Indi. Ia melihat Indi terlihat akrab dengan seorang lelaki yang tak ia ketahui. Tangan Indi juga dipegang oleh lelaki tersebut.

"Sialan!"

Revan yang melihat adegan tersebut langsung keluar dari mobil dan menghampiri Indi.

~~~
Indi yang sedang berjalan menuju sekolah sambil mengumpat kesal.

"Oh, udah main rahasia rahasiaan sekarang. Dia bisa, gue juga bisa. Walaupun lu lebih tua, tapi gue bisa lebih dari itu."

"Cuma ngasih tau daerah sensitif aja susah banget. Gue kan cuma nanya doang. Sekalian juga sih biar tau tentang dia. Katanya gue jadi calon istrinya, masa sama calon istri gitu sih."umpat Indi sambil memanyunkan bibirnya. Saking sibuknya mengumpat, ia tak mendengarkan orang yang memanggilnya.

"Indi!!!"kata laki laki itu sambil menepuk bahunya.

"Oh, Daniel. Ada apa?"tanya Indi. Ternyata orang yang memanggil Indi adalah Daniel, teman seangkatan Indi. Daniel adalah ketua osis, sekaligus kapten basket disekolahnya.

Indi sempat mengagumi Daniel karena ketampanannya dan ia juga kapten basket dan ketua osis. Tapi kekaguman Indi pada Daniel itu sirna seketika saat ia tahu bahwa Daniel ternyata adalah Gay, penyuka sesama jenis. Namun, tak menyurutkan hatinya untuk menjalin pertemanan dengannya.

"Kamu dipanggil dari tadi gak nyaut nyaut."kata Daniel.

"Masa sih?" Daniel mengangguk.

"Oh ya, ada apa manggil?"tanya Indi.

"Aku kemarin belajar ngeramal dari nenek. Coba sini tangan kamu."kata Daniel meraih tangan Indi. Ia menatap dan jari telunjuknya mengikuti garis tangannya.

"Kamu memiliki banyak masalah, banyak rintangan yang menghadang. Namun kamu bisa melewatinya dengan cara percaya dan selalu bersamanya. Semua akan berjalan lancar dan indah pada waktunya. Tunggu saja."kata Daniel serius membaca telapak tangannya.

"Kamu bisa aja. Sok tau ah."kata Indi sambil tertawa.

"Serius. Tunggu aja."kata lelaki itu masih memegang tangan Indi. Tiba tiba tangan Indi dilepas paksa oleh seseorang.

"Awww!"

~~~
Sudah aku apdet lagi. Mungkin besok atau seterusnya bakalan lama karena begitulah~,

Sekarang aku apdet karena banyak yang minta next jadi aku next deh. Kalian maksa sih, wkwk.

Follow instagram aku dongss
@acikkrisnayana

08 Juni 2017

I Hate [NEW EDITION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang