Bab 17

1.6K 140 21
                                    

Suara sendok dan garpu yang menyatu dan beradu menghiasi ruang makan ini. Revan melirik papanya sekilas. Hawa diruangan ini sungguh mencekam.

"Revan.  mau bicara sesuatu sama kamu."kata Papa Dion, papa dari Revan. Dion adalah orang yang sangat tegas dan keras dengan semua orang, kecuali istrinya, Lia.

Dion memiliki kharisma yang khas dan memiliki kekuasaan yang besar. Semua keinginannya harus dipenuhi dan tidak boleh dibantah. Jadi hati hati jika mencoba untuk membantahnya, mungkin kalian akan mendapatkan banyak masalah.

Dion adalah CEO. Jangan kalian pikir bahwa Revan menjadi CEO karena papanya, tapi Revan merintis perusahaannya sendiri dari bawah tanpa bantuan papanya. Kurang apalagi coba, udah ganteng, sexy, hot, mapan, tajir lagi.

"Mau bicara apa pah?"kata Revan menatap Dion. Lia sedari tadi hanya memperhatikan anak dan ayah itu berbicara.

"Papa akan menjodohkan kamu dengan teman bisnis papa!"kata Dion tegas. Revan menyengit pelan.

"Apa? Dijodohkan? Revan enggak mau."tolak Revan.

"Kamu tau sendiri kan? Papa gak suka dibantah!"

"Revan sudah besar pah! Sudah 25 tahun. Revan juga sudah bisa memilih pasangan sendiri."kata Revan.

"Bener pah. Tadi aja Revan bawa gadis cantik kesini. Revan sudah punya pacar."kata Lia menimpali.

"Putus kan hubunganmu dengannya! Papa gak mau tau!"kata Dion tegas lalu ia berdiri dan meninggalkan mereka berdua.

"Mah, Revan gak mau pisah sama Indi. Revan juga gak mau dijodohin. Revam sudah besar mah. Revan juga tau mana yang baik mana yang enggak." Kata Revan sambil mengacak acak rambutnya. Lia menghampiri anaknya dan memeluknya.

"Mamah juga udah suka sama Indi. Mamah akan coba bicara dengan papah untuk membatalkan perjodohan ini. Kamu kalau serius dan yakin sama Indi, pertahankan dia. Jangan dilepaskan. Melepaskan gampang, tapi untuk menggapainya yang susah."kata Lia lembut.

"Pasti mah. Revan gak bakalan ngelepasin Indi. Makasih mah."kata Revan tulus. Lia pun mengangguk.

~~

"Good morning, everybody" teriak Indi semangat 45. Ia menatap ke luar balkon kamarnya.

"Indi! Pagi pagi udah rusuh aja! Mandi sana."teriak Vina dari bawah. Ingat Vina? Dia adalah ibu dari Alexis dan nenek Indi. Itu lho, emak emak yang kalian bilang gaulss itu. Oh ya, Vina sama Keenan lagi nginep gitu, sekalian temu kangen anak, menantu dan cucu mereka.

(Yang gak tau atau lupa coba baca Alexis & Elgar)

"Maaf nek. Indi terlalu semangat, makanya gini deh."kata Indi sambil mengacungkan jarinya yang membentuk tanda 'peace'.

"Udah dibilangin, jangan panggil nenek. Tua banget kelihatannya. Panggil sistah!" Kata Vina kesal.

"Oke sistah! Indi mau mandi dulu. Bye."teriak Indi lalu menuju ke kamar mandi. Setelah selesai mandi dan langsung siap siap untuk pergi sekolah, ia menuju lantai bawah.

Karena saking semangatnya, Indi berlari menuruni tangga. Entah karena keseimbangannya hilang atau mungkin sudah takdir, ia terpleset.

"Indi, awas!!!!"teriak Alexis dari dapur.

"Huaaaaaaaaaaa."teriak Indi sambil menutup matanya.

Ya tuhan, kalo ini saatnya Indi meninggalkan mereka, maka buat mereka bahagia. Maafkan segala kesalahan Indi yang cantik dan manis ini.

Indi juga berdoa semoga mamah gak cerewet lagi, papah gak sibuk terus, wawan sering pulang kerumah, Salma, Nadia dan Tasya juga gak terbuli lagi sama si cabe goceng.

Oh ya, Om revan, eh maksudnya kak Revan juga semoga dapet jodoh yang baik deh. Yang cantik, eh cukup Indi aja yang cantik, dia jangan. Pokoknya maafin Indi ya, semua. Indi sayang kalian!!!

I love you!!!!!

~~~

Sudah apdettt!!!
Gimana perasaan kalian pas aku udah apdet lagi?
Seneng? Bahagia? Atau malah kesel?

07 Juni 2017

I Hate [NEW EDITION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang