Bab 32

236 22 4
                                    

Wajah Indi semakin menekuk setelah melihat sepasang manusia yang saling bercanda tawa. Siapa lagi kalau bukan Revan dan Wendy.

Posisi Indi sekarang bersembunyi dibalik tembok pos satpam sekolahnya. Ia sangat kesal melihat keakraban mereka. Walaupun Revan sudah menjelaskan bahwa ia dan Wendy hanyalah sahabat, namun hatinya seolah menepis hal itu.

"Duarr!" seseorang mengejutkan Indi dari belakang.

"Eh monyet!" latah Indi. Ia menoleh dan melototi orang yang telah mengejutkannya.

"Sialan lu! Kaget gue tau!" marahnya pada orang itu.

"Hehehe, lu juga sih ngapain juga ngintipin orang lagi pacaran. Kek jomlo bet. Miriz gue liat kelakuak lo yang kek gini." ejek orang itu.

"Dafa! Lo ngeselin banget tau gak!"

"Ngeselin gini tapi ngangenin kan?" goda Dafa. Oh ya, kalian pasti belum mengenal Dafa. Dafa Abimanyu adalah lelaki tampan, humoris sekaligus romantis.

Fisik? Jangan diragukan lagi, sudah pasti + + +

Humoris? Dia orang terlawak seantero sekolah ini.

Romantis? Hm, ga bisa ngomong apa apa dah gue.

"Najiz." Indi kembali fokus ke arah Revan dan Wendy. Mereka tampak serasi, oh shit!

"Njir, mereka cocok banget. Apa jangan-jangan gue pacaran selama ini cuma jagain jodoh orang?" guramnya.

"Mereka siapa sih? Jadi ikutan kepo deh." Dafa ikut bersembunyi dibalik tembok seperti yang Indi lakukan.

"Itu siapa?" tanya Dafa.

"Pacar gue sama selingkuhannya." kata Indi kesal.

"What? Jadi lu udah punya pacar? Yah pupus dong harapan gue."

"Harapan apa? Jangan bilang lu suka sama gue."

"Idih, kepedean banget lu. Jangan harap ye. Padahal gue harap lu jomlo seumur hidup. Hahaha!" tawanya bahagia. Dafa sangat senang menjahili teman-temannya, apalagi teman sejenis Indi ini.

"Sialan lu! Gue tampol juga!"

"Iya sorry, gue bercanda doang kok. Kayak ga tau gue aja sih. Oh ya, gue lupa kan hati lu lagi panas membara terbakar api cemburu. Ups!" ejekny lagi.

"Ah males gue sama lu. Sana pergi!"usir Indi.

"Hahaha, sabar ya mbaknya. Oh ya, kok lu biarin pacar lu mesra-mesraan sama cewek lain?" tanya Dafa penasaran.

"Pasti cemburulah. Tapi mereka ngakunya cuma sahabatan, ya mana gue bisa percaya coba! Gue gak segoblok itu percaya dengan gampangnya. Lu tau sendiri kan, gak ada yang namanya persahabatan antara cewek dan cowok." kata Indi.

"Jadi lu mau sembunyi dan liatin mereka mesra-mesraan gitu aja?" tanya Dafa

"Ya enggaklah! Tapi gue bingung mau ngelakuin apa. Bantu gue Daf, otak gue gak bisa berfikir jernih."

"Gampang itu, gue punya rencana."

----------------

"

Wen, gue ngajak lu kesini buat bantu meluruskan semuanya. Pacar gue gak mau dengerin penjelasan gue kalau kita itu cuma sahabatan doang, gak lebih. Please bantu gue ya." Revan memohon kepada Wendy agar ia membantunya untuk menjelaskan semuanya kepada Indi.

"Gimana ya, Van. Gue usahain deh." kata Wendy.

"Kita tunggu dia pulang sekolah, biasanya jam segini udah pulang." kata Revan sambil melirik jam tangannya.

Brummm

Suara motor ninja berhenti didepan mereka.

"Ngapain kalian disini? Ini bukan Cafe atau tempat untuk pacaran. Ini sekolahan." kata Indi sinis.

"Indi, sudah berapa kali kami bilang kalau kami gak ada hubungan apa apa!" kata Revan.

"Kamu mau kemana sama laki-laki ini? Turun! Kita harus meluruskan masalah ini."kata Revan tegas.

"Gak mau, gak sudi. Yuk Daf, kita pulang." ajak Indi. Dafa hanya menganggukkan kepala.

"Turun, atau aku seret kamu ke mobil." ancam Revan.

"Kasar aja terus, main tampar, main seret. Dikira gue ini binatang apa." Revan mendekati Indi yang sedang duduk dimotor, ia mengangkat dan membawa Indi ke mobilnya. Indi kaget dan mulai meronta - ronta.

"Lepasin!" teriak Indi kesal.

"Gak akan." kata Revan.

"Yaudah."

Indi akhirnya diam dan tidak melakukan perlawanan terhadap Revan, malah ia mengalungkan tangannya ke leher Revan dan merebabkan kepalanya ke dada Revan. Ia memejamkan matanya.

"Kamu capek?" tanya Revan lembut. Indi hanya mengangguk.

"Udah makan?" tanya Revan. Indi menggeleng pelan.

"Kenapa belum makan?" tanya Revan.

"Gak mood makan." kata Indi malas.

"Gimana mood kalau liat pacar sama cewek lain lagi mesra mesraan." kata Indi bete. Revan hanya tertawa melihat kelakuan Indi seperti anak kecil.

"Masih marah sama aku?"

"Masihlah!"

"Maafin aku ya?"

"Gak!"

"Apa yang harus aku lakukan agar mendapat maaf dari kamu?" Indi mengeluarkan senyum liciknya. Ia menoleh kearah Dafa dan Wendy yang sedang menatap mereka.

"Kiss me!"

-tbc-
13/06/2019

I Hate [NEW EDITION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang