Delapan: Diet

9.2K 1.6K 142
                                    

Now Playing: Stand Up – X1

***

"Sekali aja, gue mau jadi bintang utama dari kisah gue sendiri."

***
Jangan lupa follow akun ig para tokoh ya 🤣,

ALWAN : @alwanavindra
OCHI: @orchidialena

Dua minggu berlalu, dengan ajaibnya Alwan dan Ochi yang semula dipertemukan melalui ketidaksengajaan tak lagi bertemu. Tak lagi mencari tau satu sama lain, tak lagi memikirkan perasaan penasaran yang membelenggu dada mereka. Ochi disibukkan dengan cheers yang semakin padatnya, dan Alwan dengan perlombaan debatnya setelah lolos untuk kedua kalinya menjadi anggota tim.

Perkara sapu tangan pun, Alwan memilih mengembalikannya Erik tanpa pesan apa-apa. Hal yang sudah Ochi duga, dan hanya menerima sapu tangannya ketika Erik memberikannya pagi itu. Memang sejak awal, mereka hanyalah orang asing yang dipertemukan dan diberikan teka-teki bernama kenangan. Sebuah teka-teki yang bahkan mereka enggan untuk menyelesaikannya dan mengungkap arti kedatangannya.

Namun lagi-lagi takdir tak pernah enggan untuk tak ikut campur.

"Demi apa sih Alwan nolak ikut OSN? Gila ya tuh anak, gak takut dicabut beasiswanya?"

Ochi yang semula fokus mengerjakan tugas sejarah, lantas mengangkat kepala ketika segerombolan murid masuk ke dalam perpustakaan. Sepertinya berasal dari kelas IPA, karena mereka berpencar menuju rak-rak yang memang dikhususkan untuk jurusan paling memusingkan itu. Wajar saja, keributan itu berhasil menarik atensi Ochi setelah tadi hanya sendirian di perpustakaan. Tanpa para 'penunggu' perpustakaan yang entah kenapa kali ini tak menemaninya yang mengerjakan remedial.

"Jangan bilang siapa-siapa ya," salah satu cowok berbisik pelan, menarik atensi beberapa orang di dekatnya yang memulai topik tadi. Ia melirik ke segala arah, memastikan keadaan sebelum memberi tanda untuk teman-temannya mendekat.

Dari tempatnya, Ochi tak bisa mendengar apa-apa tapi tetap memfokuskan pandangan. Entah kenapa jadi ikut penasaran, ayolah siapa yang tidak tahan untuk ikut menguping seperti ini. Tak lama, beberapa dari mereka menarik nafas cukup keras. Menunjukkan keterkejutan mereka, belum lagi dengan mata membulat.

"Sumpah lo?"

"Seriusan?! Alwan si jenius kan maksud lo?"

"Jangan sebar hoax deh lo."

Kernyitan tercetak jelas di dahi Rayna, jadi penasaran apa yang baru saja dibisikan cowok tadi karena teman-temannya jadi terkaget seperti tadi. Belum lagi mereka sibuk berbisik satu sama lain, lantas membuka ponsel mereka. Mencoba mencari tau sesuatu, hingga salah satu diantara mereka tersentak ketika ponselnya direbut oleh seseorang.

"Haduh bro, masa teman sekelas sendiri diomongin sih?"

Entah sejak kapan, cowok yang Rayna kenal bernama Bagas merangkul cowok yang ia rebut ponselnya. Cowok yang memang terkenal satu sekolah karena keulungannya menggoda para wanita, walau tak segencar ketua osis mereka itu. Ah, jangan lupakan pula sosok Nindi yang sudah tersenyum lebar di belakang tubuh besar Bagas. Hanya kurang sosok Alwan, untuk melengkapi geng yang dijuluki 'tiang' karena tinggi badan mereka.

"Udah diem-diem aja soal yang kalian tau. Alwan bisa marah kalau kalian heboh soal ginian, dan jadiin dia bahan omongan satu sekolah. Gak mau denger ucapan sinisnya kan lo semua?" Nindi berujar tenang, tak terlihat auranya yang biasanya haus akan gosip-gosip seperti ini. Justru terkesan mengancam untuk tidak membocorkan apapun yang teman sekelasnya itu tau perihal sahabatnya sendiri.

Recallove [Tamat]Where stories live. Discover now