"Iya Kak, maaf udah ganggu waktunya ya Kak. Kalau gitu, kita bertiga pulang dulu Kak" kata Zahra.

"Eh tunggu! Ini kan udah sore banget, kalian pulangnya naik apa?" tanya kak Biyan yang sedikit khawatir melihat kita bertiga.

"Palingan naik taksi online kak, Sheila buruan pesan taksinya!" jawab Zahra sambil menyuruh gue pesen taksi.

"Iya siap!" sahut gue yang langsung membuka aplikasi taksi online.

"Jangan pesan dulu dek, rumah kalian dimana emang?" seru Kak Biyan

"Kalau aku sama Sheila kebetulan deketan rumah beda blok doang kak, di Green Platinum Residence. Nah, kalau rumah Oppie nggak jauh-jauh amat dari rumah kita berdua, di Perumahan Blue Hills" ujar Zahra panjang lebar.

"Oh rumah kalian disitu juga? Kebetulan rumah Fariz sama Naufal sebelum perumahan Green Platinum Residence, kalau rumah gue di Griya Balaikota Indah ngelewatin rumah kalian semua. Nah, artinya rumah kita semua searah dan berhubung gue bawa mobil gimana kalo kita semua baliknya barengan aja?" ucap Kak Biyan memberikan tawaran yang sontak membuat kita bertiga, plus Kak Fariz dan Kak Naufal yang terlihat kaget.

"Biyann, lo itu baru aja beberapa menit yang lalu kenal sama mereka masa udah ngajak pulang bareng, gimana kalo mereka ada niat buruk sama kita?" Sahut Kak Naufal nggak setuju.

"Ya Ampun! Kita bertiga anak baik-baik ya Kak! Nggak boleh su'udzon. Lagian nggak mungkin ada cewek yang punya niat buruk ke cowok yang dia suka" kilah gue yang ternyata sudah keceplosan.

Mendengar perkataan gue barusan, kak Naufal hanya mengernyitkan dahi, disusul kak Biyan yang menaikkan sebelah alisnya, sementara kak Fariz hanya diam tak memberi ekspresi sama sekali.

"La, ya ampun" kata Oppie sambil menepuk jidatnya.

"Udah, nggak usah pada ribut ntar keburu malam loh. Gini aja kalian bertiga mau apa gak pulang bareng kita?" Kak Biyan memecah keheningan.

"Ehm jangan pikir gue bicara kayak gini karena ada maksud tertentu, ini benar-benar murni rasa empati gue terhadap kalian. Jadi gue mohon kalian bisa paham dengan situasi ini" ucap Kak Fariz bijak.

"Kita mau kok, iya kan?" sahut Zahra sambil melihat arah Gue dan Oppie.

"Eh tapii--" ucap Gue tapi keburu dipotong sama Oppie.

"Iya kak, kita semua mau kok" sambungnya.

"Yaudah tinggal lo aja nih Fal, gimana?" tanya Kak Biyan sama Kak Naufal yang dari tadi nggak setuju kita untuk ikut mereka pulang.

"Ya mau gimana lagi? Gue ikut" sahut Kak Naufal pasrah.

"Yeuu! Dasar plin-plan" gerutu Gue. Dibalas dengan kekehan pelan Oppie dan Zahra

Setelah semua nya setuju, Kak Biyan mengajak kita untuk segera menuju ke mobilnya.

Sesampainya di mobil..

"Riz lo di depan, Fal lo paling belakang. Cewek-cewek pada di kursi tengah, ngerti?" Atur yang punya mobil alias Kak Biyan

"Ngerti"

Setelah mengambil posisi yang telah ditentukan mobil pun melaju dengan kecepatan standar. Selama perjalanan hanya alunan musik saja yang berbunyi, belum ada seorang pun yang membuka pembicaraan, sampai pada akhirnya..

"Eh itu yang pojok kanan namanya siapa tadi? Sheira?" tanya Kak Biyan yang akhirnya memecah keheningan.

"Sheila kak" jawab gue.

"Tadi kamu kan yang ga sengaja ngomong soal kagum-kagum gitu?" lanjut Kak Biyan

Sial!

Gue harus jawab apa coba, gue pikir mereka udah pada lupa.

"Ehm iya kak, ke-kenapa ya?" jawab gue dengan sedikit nada gemetar.

"Maksudnya kagum yang kamu omongin tadi apaan ya?" Ucap Kak Biyan sambil menengok ke arah gue.

"Ya kagum, Zahra kagum sama kakak" jawab gue enteng seperti tak ada beban, beginilah gue kalau lagi dalam keadaan gemetaran pasti ngomongnya gak bisa ditahan.

"Yeee yang ada lo tuh yang kagum ama Kak Fariz" sahut Zahra membalas gue yang berhasil membuat Kak Fariz menengok ke arah gue.

"Apaan sih! Oppie nih kagum banget sama Kak Naufal, iya kan?" saking groginya gue malah masukin Oppie ke topik pembicaraan.

"Woi nggak lucu ya, gue daritadi emang diem aja tapi kalo udah kayak gini nggak bisa dibiarin lo pada" sahut Oppie ngegas.

"Kalian lucu banget ya, saking sibuknya berantem sampai pada nggak sadar kalo kalian semua udah bilang kagum ke kita bertiga secara terang-terangan" potong Kak Biyan sambil tertawa.

"Eh? Ini siapa yang bego sih?" ucap Zahra sambil menepuk jidatnya.

Gue dan Oppie lebih memilih diam.

"Gue sih fine-fine aja dikagumi asal kalian nggak berlebihan. Kalau kalian berdua, gimana?" tanya Kak Biyan sambil menengok ke arah 2 temannya yang dari tadi diam.

"No comment" sahut Kak Naufal dari kursi belakang.

"Kalo gue sendiri, anggap aja gue nggak pernah dengar percakapan kalian yang tadi" tambah Kak Fariz dengan ketus.

"Temen-temen gue pada dingin semua ya, kayaknya gue doang deh yang pecicilan gini" ledek Kak Biyan sambil geleng-geleng kepala.

"Tuh tau Kak" sahut gue.

Kak Biyan, Zahra dan Oppie tertawa, sementara dua manusia batu tak mengeluarkan sepatah kata apapun.

"Ehhh jangan lupa rumah gue ama Fariz di depan tuh" Sahut Kak Naufal seraya mengingatkan kak Biyan.

"Iya sans ae gue ga bakal lupa kok" balas Kak Biyan.

Setelah Kak Fariz dan Kak Naufal turun, beberapa menit kemudian kita bertiga juga turun dari mobil Kak Biyan. Yaa sebenarnya rumah Oppie masih harus sedikit jalan, tapi karena dia nggak mau berduaan doang di mobil sama Kak Biyan, terpaksa deh dia turun di daerah rumah gue dan Zahra.

"Makasih Kak atas tumpangannya" ucap kita bertiga sambil tersenyum ringan.

"Iya sama-sama" jawab Kak Biyan sambil membalas senyuman yang kita berikan.

Tak sampai beberapa menit, mobil Kak Biyan pun hilang dari pandangan kami bertiga.

Sebelum berpisah sama Oppie yang mau melanjutkan perjalanan ke rumahnya, kita sempat ngobrol sebentar tentang kejadian hari ini.

"Kak Naufal dingin banget ya, eh tapi nggak apa-apa lah. Gue tetap suka" ucap Oppie sambil senyam-senyum udah kayak orang nggak waras.

"Sebelas dua belas lah sama Kak Fariz" timpal gue sambil memanyunkan bibir.

"Kalo nahkoda gue mah orang yang paling baik dan ramah diantara semuanya, aduh gue makin suka deh sama Kak Biyan" tambah Zahra seraya menampilkan senyum terbaiknya.

***



Hei yo! gilaa chapter kali ini kayaknya chapter yang paling panjang dari yang sebelum sebelumnya deh wkwk

maaf juga buat typo yang bertebaran :D

Jangan lupa vote plus comment plz :')

Rasa dan HarapanWhere stories live. Discover now