41 • Malaikat

52 12 0
                                    

Happy reading

🌻🌼

“Demar, kamu udah tidur?” Suara itu mengejutkan dirinya yang sedang mendengarkan lagu itu didalam kamarnya, setelah melihat ayahnya masuk dan menghampiri dirinya, Demar langsung mengecilkan sedikit volume dari lagu yang ia putar itu.

“Tumben, pa, ada apa?” Pasti ada sesuatu yang berhubungan Ria, Demar sudah bisa menduga hal itu akan terjadi.

“Gimana kado yang kamu kasih ke, Ria!” Terlihat kedua mata Elvano yang berbinar-binar, semangat ingin tau.

“Papa yang kasih,” Koreksi Demar sembari tersenyum.

“Kan yang jadi tukang pos-nya kamu.” Elvano lalu duduk disisi ranjang tempat tidur anaknya itu sambil melihat lagi apa-apa yang sudah dirubah dari dalam kamar anaknya itu, banyak objek dan juga penataan yang dirubah didalam kamar Demar itu.

“Tapi sayangnya, Demar belum kasih, pa.” Elvano kebingungan.

“Ria yang engga mau nerima atau kamu yang engga berani kasih-nya?”

“Engga dua-duanya, pa.” Ucap Demar seraya membuka lemari bukunya dipojok sisi ranjang tempat tidurnya itu.

“Kamu, tau engga kalau yang didalam bungkus kado itu isinya, apa?” Tanya Elvano melipatkan kedua tangannya sambil bersandar didinding.

“Buku terbaru, papa, kan.”

Plus tanda tangan dan juga ada surat kecil didalamnya itu.” Demar menaikkan satu alisnya.

“Surat kecil?” tanya Demar menatap ayahnya yang terlihat menyembunyikan sesuatu itu.

“Iya, kamu engga perlu tau isinya apa.” Elvano lalu bangkit berdiri. “Ingat, besok kasih ke Ria, suruh ia buka pada saat malam hari.”

Lalu tidak ada lagi suara selain lagu yang terputar menenangkan itu.

Menyangkut hubungan dirinya dan juga Elvano ayahnya itu, semakin hari semakin terlihat membaik, ia senang dengan hal itu begitu juga hubungannya dengan ibunya.

Elvano sudah menceritakan sedikit masa lalunya kepada anaknya itu tentang mengapa dulu kedua suami istri itu tidak meinginkan anak laki-laki.

Flashbak on

“Semua itu bermula pada saat papa dan mama ingin menikah, Mar.” Ucap Elvano seraya memotong daging steak pesanannya, ketiganya sedang berada di restoran sekarang ini.

“Pada saat kakek nenek kamu , orang tua dari istri papa ini memberikan restu, ternyata ada perjanjian yang kakek nenek kamu berikan ke papa.”

Demar lalu mengangguk, kemudian barulah Linda yang melanjutkan cerita dari Elvano itu.

“Kakek sama nenek maunya entar cucunya harus perempuan semua, engga boleh ada laki-laki, pada saat itu juga mama engga setuju dan papa kamu apalagi, tapi papa kamu pada akhirnya mau terima dengan semua itu.”

“Pada saat mama melahirkan anak pertama dan kedua, ternyata kembar dan dua-duanya perempuan, kakek nenek kamu senang banget apalagi setelah tau cucunya perempuan kembar.” Lanjut Linda tersenyum, mengingat kembali memori dimasa lalunya itu.

“Tiga tahun kemudian, mama melahirkan kembali, membuat kakek dan nenek kamu terkejut.” Linda terlihat berusaha menenangkan dirinya, menstabilkan detakan jantungnya itu.

“Kakek sama nenek engga mau, bahkan engga lihatin kamu pada waktu kamu datang kedunia ini, Mar.” Demar tersenyum, ada perasaan sakit didalam hatinya mendengar bahwa kakek neneknya setega itu dengan dirinya yang tidak bersalah bahkan tidak tau apa-apa pada saat itu.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang