34 • Air mata

72 15 0
                                    

Happy reading

🌼🌻

Dandanan make-up diwajahnya sudah membuat dirinya terlihat semakin anggun saja dan juga terlihat seperti bak bidadari jatuh dari langit.

Ia tersenyum melihat ke arah cermin, merasa bahagia karena disini dihari ulang tahunnya yang ke-17 bisa merayakannya bersama sang pujaan hati, apalagi ketika tau Wira yang merencanakan ini semua hanya untuknya dari jauh-jauh hari.

Membuat acara yang cukup besar, mahal dan juga megah.

Bahkan ketika dirinya tidak mengharapkan hal-hal seperti ini terjadi sebelumnya, Wira tetap akan membuat acara seperti ini tanpa meminta persetujuan dari Ria sebelumnya.

Terdengar bunyi suara ketukan dari arah belakang Ria itu.

Ria lalu melihat pintu dibelakangnya terbuka, menampakkan seseorang yang sudah menggunakan tuxedo berwarna putih dengan pita berwarna hitam, Ria sungguh dibuat mabuk bukan main karena ketampanan dari wajah Wira yang bertambah.

"Rara tampan ya? kayak malaikat, ya?" tanya Wira berjalan mendekati Ria yang masih setia duduk dibangku pendek dan kecil itu..

"Engga, tuh, biasa-biasa aja." Ria terlihat menampakkan wajah datarnya.

"Matamu tadi tidak bisa menipuku." Wira lalu menuduk, bertumpu pada satu kakinya, menatap ke arah wajah Ria. "Malaikat."

"Kamu ngomong apa?" Tanya Ria pura-pura tidak dengar sambil menahan senyumnya.

"Malaikat, kamu udah kayak malaikat jatuh dari surga." Ria yang mendengar itu, kian lama merasakan pipinya terasa memanas.

Kemudian ketika keduanya masih saling bertatapan, terdengar suara dari luar ruangan yang memanggil-manggil nama Ria dan juga Wira.

Sepertinya sang pembawa acara atau host sudah memulai acara pada malam ini.

"Yuk, aku mau pamerin seberapa cantik malaikat milik Rara, ini." Wira sudah bangkit sambil mengenggam tangan Ria yang juga ikut bangkit dari tempatnya duduk.

Ketika sudah berada diluar ruangan, keduanya berjalan berdampingan, Ria yang sudah menggandeng tangan Wira yang cukup berotot itu berjalan pelan hingga sampai didepan pintu ruangan utama acara pesta.

Membuat dua orang laki-laki yang menjadi penjaga pintu ruang utama acara pesta itu langsung mendorong pintu besar ruangan utama tersebut.

Langsung saja terlihat cahaya bersinar lampu yang menyoroti Wira dan juga Ria ketika keduanya sudah berjalan bergandengan memasuki ruang utama acara pesta tersebut.

"Sekali lagi beri tepuk tangan yang paling meriah, sang pengeran yang menggunakan tuxedo berwarna putih, Wira Pratama Darma. Dan juga tuan putrinya, Ria Afra Dafeena yang sedang berulang tahun pada hari ini yang ke-17."

Banyak diatara para undangan yang merasa iri, dan juga beberapa menatap haru pasangan itu.

Sepasang kekasih yang mendapat banyak teriakkan dan tepuk tangan itu berjalan menaiki panggung yang sudah dibangun itu dengan santai lalu menatap ke arah para tamu undangan yang sudah pada hadir.

Terlihat juga Ronald bersama dengan pacarnya dan juga Anggi yang sudah menggandeng mesra Erik.

Sementara seseorang yang berada dibelakang dua pasangan itu hanya bisa tersenyum sambil memegang segelas air anggur.

Entah itu senyuman bahagia atau malah sebaliknya

Yng pasti ia sedang menatap terus-menerus pasangan yang berjalan dipanggung yang megah itu dalam diam tanpa mulut yang menyoraki dan juga tanpa tangan yang bergerak tidak seperti para undanga tamu yang lainnya yang terlihat heboh sekali.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang