36 • Setidaknya berhasil

157 12 0
                                    

Happy reading

🌼🌻

“Ingat! Hari ini rencana kita harus berhasil,” ucap perempuan itu pada kedua teman perempuannya yang lain.

“Lo, ada bawa kan obat tidur yang gue suruh beli?” Lanjut perempuan itu.

“Ada, udah gue siapin dari kemarin.” Perempuan satunya itu tersenyum jahat.

“Bagus, kita tunggu sampai si Wira pulang baru kita sodorin ke Ria untuk minum nih air yang udah dicampur ama obat tidur.” Dita mengeluarkan air botol mineral yang sudah dibelinya tadi selepas pulang sekolah.

Dan perempuan satunya mengeluarkan selembar kertas yang sudah terlipat rapi itu lalu perlahan ia buka lipatan demi lipatan setelah itu terlihat  bubuk putih yang sepertinya sudah ia tumbuk yang sebelumnya ada berbentuk pil atau tablet.

Tidak lama setelah memasukkan bubuk putih itu, Dita menutup botol air mineralnya lalu digoyangkannya cepat botol tersebut sehingga bubuk putih obat tidur itu sudah tercampur bersama dengan air mineral botol tersebut.

“Bagus, rencana selanjutnya, menungu.” Ucap Dita sambil mengangguk penuh kebahagiaan.

•••

Langit yang berwarna pink itu membuat perempuan disamping Wira tersenyum, begitu juga dengan Wira yang melihat pacarnya itu jadi ikutan tersenyum.

“Kamu manis.” Ria menoleh menatap Wira yang sudah menatapnya duluan.

“Apa?” tanya Ria datar.

“Kamu manis, kamu sadar engga? Kamu barusan tersenyum.” Ria yang mendengar itu hanya memalingkan mukanya sambil menggeleng pelan.

Entah kenapa kata-kata seperti itu tidak membuat ia luluh atau membuat pipinya merona memperlihatkan warna kemerahan lagi.

Apakah ia sudah tidak ada rasa dengan pacarnya itu?

Tidak lama dari itu, Wira yang merasakan disaku celananya terdapat bunyi dan juga getaran itu pun mengambil Hp-nya cepat.

Ria yang melihat itu hanya bisa menghela napas pelan.

Ia tau siapa yang sedang berbicara dengan pacarnya itu.

Setelah mematikan sambungan Hp-nya dengan ayahnya itu, Wira lantas menoleh ke arah Ria lagi.

“Kamu masih lama, engga?” Tanya Wira.

Ria hanya menjawab pertanyaan dari Wira itu dengan enteng. “Kamu pulang aja, entar aku bisa ikut Dita aja.”

Wira lalu terdiam sebentar. “Asalkan jangan sama Demar, kalau aku lihat kamu pulang ama Demar, awas aja.”

"Mungkin kamu ama Demar cuma sekedar teman, tapi bisa saja suatu saat pertemanan itu menumbuhkan rasa cinta, aku engga mau itu sampai terjadi." Lanjut Wira.

Wira lalu memegang kedua pipi dari Ria itu. “Kamu hati-hati ya, meskipun aku engga terlalu percaya ama Dita, lebih baik ama Dita daripada kamu pulang ama Demar aku lebih engga setuju.”

Lalu Wira berlalu pergi.

Entah kenapa pacarnya berkata demikian, padahal batang hidung dari Demar aja seharian ini disekolah tidak pernah terlihat, entah kemana perginya Demar itu.

Ria merasa laki-laki itu sudah seperti mantan, pertama datang lalu kemudian pergi menghilang entah kemana.

Berhubung sebentar lagi adalah hari kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 agustus itu, membuat anak-anak osis harus menyusun berbagai acara, perlombaan dan juga mendekor lapangan SMA dengan tema kemerdekaan Indonesia.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang