26. BEST I EVER HAD

1.5K 102 176
                                    

Jinhwan akhirnya diperbolehkan pulang setelah tiga hari dirawat inap di rumah sakit, dan Hanbin juga setia menemaninya, tidak pernah beranjak dari sisi Jinhwan.

Meski sebenarnya dia masih ingin bersama Hanbin namun hari ini Hanbin harus memenuhi panggilan dari perusahaan yang meminta Hanbin untuk kembali ke Kim Corp. karena Jiwon akhirnya melepas jabatannya sebagai CEO.

Dan seperti biasa, jika Hanbin tidak bersamanya Jinhwan akan uring-uringan sendiri sepanjang hari.

Ibunya bilang itu wajar sebagai bentuk perubahan hormon dan psikologis pada wanita yang sedang hamil.

Sepanjang hari hingga malam tiba, Jinhwan hanya bisa menunggu Hanbin pulang dan masih bertahan dengan suasana hatinya yang buruk.

Hanbin segera masuk ke kamar mencari istrinya yang sedang bergelung di ranjang, membelakanginya.

Saat sudah semakin dekat, Hanbin menyadari bahwa Jinhwan sedang menangis, terlihat dari bahunya yang bergetar.

Hanbin memeluk Jinhwan dari samping dan perlahan menariknya untuk menghadapnya.

"Hey..kenapa? Apa yang membuatmu sedih sampai menangis begini?"

Jinhwan enggan menjawab, juga enggan melihat wajah Hanbin, hanya merengut yang terlihat imut di mata Hanbin.

"Kau marah padaku? Aku yang membuatmu menangis?"

Hanya sebuah anggukan yang diberikan Jinhwan sebagai jawaban.

"Maaf..tapi aku benar-benar harus pergi tadi..perusahaan membutuhkanku.."

"..karena Jiwon hyung mengundurkan diri sementara ayah juga June masih dirawat di rumah sakit jadi mau tidak mau aku harus mengambil alih semuanya.."

"Apa kau pikir aku tidak membutuhkanmu? Perusahaan lebih penting bagimu dibandingkan aku dan calon anakmu?" protes Jinhwan dengan suara keras.

Hanbin yang pulang dalam keadaan lelah, mencoba bersabar menghadapi istrinya yang semakin menuntut dari hari ke hari.

Dan sepertinya kesabarannya sudah hampir habis karena kini dia beranjak dari kasur meninggalkan Jinhwan dan menuju ke kamar mandi.

"Aku mau mandi dulu..pertanyaanmu akan kujawab setelah aku mandi.."

"Kenapa tidak sekarang saja?" tuntut Jinhwan.

"Aku takut akan menyakitimu nanti jika aku menjawabnya dalam keadaan lelah seperti ini.."

"Hanbin jahat..kau jahat.."

"Yaa..Kim Jinhwan..apa kau tidak keterlaluan?" balas Hanbin, kali ini dengan suara keras juga, membuat Jinhwan seketika gentar melihat suaminya yang sedang emosi saat ini.

"Kau..membentakku??" tanya Jinhwan tidak percaya.

"Maaf..maafkan aku, Jinanie..." Hanbin merasa bersalah karena sudah membentak istrinya.

Jinhwan bangkit dari ranjang dengan mata berkaca-kaca lalu beranjak keluar kamar.

"Aku akan tidur di kamarku yang dulu..kau tidur saja sendiri..aku tidak akan memaafkanmu..Hanbin pabo.."

Dan kali ini Hanbin bahkan tidak berusaha menghentikan istrinya karena menurutnya akan percuma membujuknya jika Jinhwan sudah semarah ini.

Hanbin pun melanjutkan rencananya untuk mandi, membersihkan diri sekaligus mendinginkan hati dan kepalanya untuk menghadapi istri mungilnya yang pemarah namun cantik itu.

Selesai mandi Hanbin menyusul istrinya di kamar yang dulu ditempati Jinhwan sebelum mereka memutuskan untuk memakai kamar yang sama.

Dilihatnya istrinya sudah terlelap lalu dengan mudah digendongnya Jinhwan dan dipindahkan ke kamar mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINHWAN_PERHAPS LOVE_🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang