4. DILEMMA

650 81 16
                                    

Tak terasa dua minggu sudah berlalu dan inilah saat yang dinanti Jinhwan, kompetisi balet musim panas sebagai penilaian terakhir kelas musim panasnya. Jinhwan dan teman-temannya sudah bekerja keras, berlatih siang malam demi kompetisi ini. Sakit di kakinya tak menyurutkan semangat Jinhwan untuk tampil memberikan yang terbaik. Dengan anggun dan gemulai, Jinhwan menari di atas panggung disaksikan para penguji kompeten dari Royal Academy. Orang-orang inilah yang akan menentukan nasib Jinhwan selanjutnya, apakah dia layak masuk kesana atau tidak.

Selesai kompetisi, semua siswa diperbolehkan pulang ke negara asal mereka masing-masing dan pengumuman penerima beasiswa akan dikirimkan ke alamat pribadi para siswa yang terpilih dan hanya satu orang yang akan dipilih dari Korea. Kini Jinhwan hanya bisa berdoa dan berharap, menantikan surat itu datang ke alamat rumahnya. Apapun hasilnya, dia sudah memberikan yang terbaik.

Sesampainya di rumah, Jinhwan disambut oleh adik laki-lakinya, Kim Jeongwoo, sedangkan sang Ibu tengah berada di toko laundry milik mereka.

"Jeongwoo..kenapa kau di rumah? Tidak ada kuliah?" tanya Jinhwan sembari membereskan kopernya.

"Aku mengambil cuti Nuna, aku ingin membantu ibu di toko laundry..sepertinya ibu kerepotan karena ada pegawainya yang keluar" jawab Jeongwoo yang sedang membuatkan nasi goreng kimchi untuk kakaknya itu.

"Cuti? Apa tidak sayang dengan biaya kuliahmu yang sudah dibayarkan? Bukankah tinggal beberapa bulan lagi semester ini selesai?"

"Justru karena biaya itu aku memutuskan untuk cuti dulu, jika tidak aku akan diminta ikut semester pendek oleh dosenku dan aku tidak akan bisa menolaknya..kalau cuti begini kan aku bisa menghilang sementara dari kampus hehe.."

Jeongwoo memang termasuk mahasiswa cerdas yang terkenal di antara dosennya. Beberapa dari mereka bahkan memintanya menjadi asisten dosen meski Jeongwoo baru masuk di tahun pertama. Nilai ujian masuk universitasnya yang nyaris sempurna juga sikapnya yang ramah dan penampilan fisiknya yang bak model langsung menjadikannya idola di kampusnya.

"Apa ada masalah dengan pembayaran kuliahmu? Kenapa kau tidak cerita ke Nuna? Aku kan bisa cari kerja sambilan seperti dulu saat awal kau masuk kuliah"

"Dan membiarkan Nunaku ini kesakitan tiap malam karena kaki bengkaknya yang dipaksa bekerja tanpa henti? Aku tidak setega itu Nuna..tenang saja, aku sedang mengajukan beasiswa di kampusku juga ada usaha online yang sedang kurintis bersama temanku. Jika ini berhasil aku akan bisa membiayai kuliahku tanpa membebani ibu dan kau.."

"Awww..Jeongwoo-ku sudah besar rupanya..kau bicara seperti seorang pria dewasa sekarang" Jinhwan terkekeh geli sambil mengacak-acak rambut adik kesayangannya itu.

"Haissshh..aku memang sudah dewasa, kau saja yang selau menganggapku seperti anak kecil, Nuna..ini, nasi gorengnya sudah matang, cepat makan lalu tidur, kau pasti lelah.."

"KimJeongwooSaranghaeee.."

Jeongwoo bergidik geli melihat aegyo kakaknya yang kadang tak sadar umur itu.

"Oh ya..soal perjodohanmu itu..apa kau menerimanya?"

Jinhwan tersedak nasi goreng yang sedang dikunyahnya begitu mendengar adiknya mengungkit masalah yang ingin dilupakannya itu.

"Entahlah..aku belum bicara lagi dengan ibu..aku ingin menolaknya tapi aku juga ingin menerimanya.."

"...aku berpikir kondisi keuangan kita pasti akan tertolong jika aku jadi bagian anggota keluarga Kim Corp" Jinhwan menanggapi asal-asalan.

"Hentikan Nuna!" Jeongwoo tiba-tiba berseru pada Jinhwan.

"Yaa..apa-apaan kau berteriak tepat di telingaku?"

BINHWAN_PERHAPS LOVE_🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang