5. TIE THE KNOT

639 77 8
                                    

Jinhwan baru saja menyelesaikan sesi latihannya siang ini bersama Mrs. Park. Semenjak dirinya berhasil mendapatkan beasiswa di London, Mrs. Park melatihnya lebih rutin karena menurutnya pembelajaran disana akan lebih sulit dari kurikulum yang dipakai di Korea.

Selain itu, sebagai siswa kebanggaan sekolah baletnya, Mrs. Park punya harapan tinggi terhadap Jinhwan dan tidak ingin Jinhwan diremehkan mengingat ketatnya persaingan di Royal Academy London.

"Untuk hari ini cukup sekian, kau boleh beristirahat sekarang. Terima kasih Jinhwan.."

"Saya yang berterima kasih, Mrs. Park, sudah dilatih dengan baik. Saya tidak akan mengecewakan anda dan sekolah balet kita.."

"Aku tahu dan jujur saja aku senang sekali karena kau yang terpilih. Kau salah satu siswiku yang paling berbakat, aku benar-benar berharap bahwa jalan ini akan membawamu ke tingkat yang lebih tinggi lagi."

"Terima kasih banyak, Mrs. Park..kalau begitu saya permisi dulu.."

Jinhwan meninggalkan ruang latihannya dan menuju ke ruang ganti. Dia berencana membantu ibunya sore ini karena Jeongwoo yang biasa membantu sang ibu sedang ada urusan dengan temannya.

Saat sedang berganti baju, dia mendengar beberapa temannya masuk ke ruang ganti juga dan ketika hendak keluar dari salah satu ruangan, dia mendengar salah satu gadis sedang membicarakannya.

"Hey, apa kalian sudah dengar gosip terbaru tentang Jinhwan?"

"Soal apa?"

"Dia bertunangan.."

"Ck..kukira ada apa..bukankah tidak ada yang aneh dengan bertunangan? Memang gadis seusia kita kan sudah pantas untuk menikah sebenarnya.."

"Aku belum selesai bicara, dengarkan dulu, setelah ini kau pasti tidak akan bisa berkata-kata lagi.."

"..gadis itu, Jinhwan, bertunangan dengan Kim Hanbin, salah satu cucu pewaris Kim Corp. Dan alasan kenapa dia mendapat beasiswa di London adalah karena direktur sekolah kita yang memilihnya karena Kim Corp sendiri yang memintanya.."

"Daebakk!! Pantas saja aku merasa ada yang aneh, bukankah ada yang lebih baik darinya yang kakinya cacat?"

"Cih..aku iri padanya, dia mendapatkan segalanya hanya dalam satu malam, tunangan yang kaya raya dan beasiswa Royal Academy.."




BRAKK!!




Jinhwan membuka pintu ruang gantinya dengan sekuat tenaga, mengejutkan semua gadis yang ada disitu.

Mereka hanya bisa terdiam karena orang yang tadi mereka bicarakan ada di hadapan mereka sekarang.

Jinhwan menghampiri mereka dengan tenang meski dia sebenarnya sedang menahan amarah dalam hatinya.

"Apa seperti ini kebiasaan kalian di ruang ganti? Membicarakan orang lain di belakang orang itu? Jika kalian penasaran dan ingin tahu bukankah lebih baik bertanya langsung pada orangnya? Biar kuperjelas untuk kalian semua, aku mendapatkan beasiswa itu karena usahaku sendiri, bukan pemberian orang lain.."

Semua gadis itu hanya terdiam, tidak ada yang berani membantah kata-kata Jinhwan, karena mereka tahu mereka bersalah pada gadis itu yang sebenarnya adalah teman mereka juga.

Jinhwan segera meninggalkan tempat itu sebelum dia menangis, hatinya terasa sesak sekarang.

Sejak berita rencana pernikahannya dengan Kim Hanbin dirilis di semua media elektronik maupun cetak, Jinhwan merasa hidupnya tidak lagi bebas sekarang.

Tadi pagi saja sudah ada beberapa reporter menunggunya untuk mewawancarainya. Untung Jeongwoo membantunya lolos dengan menggantikannya wawancara, adiknya cukup bisa diandalkan dalam hal itu.

BINHWAN_PERHAPS LOVE_🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang